Casts :
Song Joong Ki
Moon
Chae Won
Song
Ji Hyo
Kang
Gary
Song
Jin Ki
Choi
Min Ho
Lee
Kwang Soo
Summary : Jarak dan juga waktu berperan penting kali
ini , membentengi segalanya untuk menemukan kekuatan , begitu pula dengan
takdir yang seakan begitu kejam , yang seakan membuat mereka terus menemukan
rintangan , seakan terus mempermainkan perasaan dengan membulak-balikan hati
mereka melalui berbagai keadaan tanpa memberi mereka kesempatan untuk merengguk
manis nya hidup lewat harapan yang pernah mereka ciptakan , dan membuat harapan
itu hanya menjadi impian kosong pada akhirnya , sebelum mereka tau ada kekuatan
tersembunyi yang bekerja di balik layar tanpa terduga..
Chapter 1
Saranghaesseottjanha
jeongmal..
(karena aku
benar-benar mencintaimu)
Johaesseottjanha
jeongmal…
(Karena aku
benar-benar menyukaimu)
Michil geot
gathaseo, theojil geot gathaseo, jeongmal..
(aku
benar-benar seperti orang gila, aku benar-benar hancur)
Ijeneun
tteonaja dasi…
(sekarang
kita berpisah lagi)
Niga tteo
geuriweo oneuldo
(namun hari
ini pun aku kembali merindukanmu)
Gaseume
namaseo, jiul su eobseoseo, jeongmal
(karena
hanya dirimu di dalam hatiku, ku benar-benar tak bisa menghapusnya)
Ireohge deo
apheunde…
(rasanya
semakin sakit)
Nan
saranghaesseo nun muri nanda..
(karena
mencintaimu, aku menangis)
Gaseumi
aphawaseodo
(dan karena
hatiku sakit)
Nun muri
na..
(aku
menangis)
Dasi neol
ireo beorilkka, dasi ireo beorilkka
(melepaskanmu
lagi, kembali melepasmu seperti ini)
Nae du nuni
neoman bonda
(kedua
mataku hanya terus melihatmu)
Nan
saranghaneun, nal jom barabwa..
(lihatlah
sebentar saja, aku yang mencintaimu)
Ireohge
nunmuri nasseo, jakku nenmuri nasseo..
(aku yang
menangis seperti ini aku yang terus menangis)
Dasi sarado,
tto dasi sarado, neoya..
(jika
dilahirkan kembali kembali, jika dilahirkan sekali lagi, tetap dirimu)
Awan gelap
memayungi langit sore ini , nampaknya hujan akan menjatuhkan dirinya tak lama
lagi, petir mulai bersahut-sahutan membuat banyak orang yang sebelumnya berada
di luar rumah berlari-larian mencari tempat aman untuk berlindung , dapat
dilihat dari jalanan di kota Seoul yang meski cuaca yang menunjukan ketidak
bersahabatannya hari ini jalanan di luar cukup terbilang ramai , terlihat dari
kemacetan lalu lintas yang saat ini sedang terjadi .
Seperti
dugaan, hujan perlahan-lahan turun membasahi tanah , yang diawali dengan
gerimis kecil yang pada akhirnya berubah menjadi sebuah hujan lebat , yang
seiring dengan turunnya hujan jatuh pula air mata seorang namja yang membasahi
pipu mulus nya , entah mengapa yang jelas namja itu kini tengah menangis , dan
air matanya itu kini telah bersatu dengan air hujan yang saat ini telah
membasahi seluruh pakaiannya.
(Nan
Saranghaesseo nun muri nanda..)
Di tempat
lain, di dalam sebuah mobil yang bergerak membelah kota Seoul, keadaan yang
sama juga menimpa seorang yeoja yang terus menitikan air matanya, pertahanannya
hancur , tak mampu lagi menahan tangis yang sejak tadi telah mendesak untuk
keluar, orang di sampingnya mencoba menenangkan namun hal itu tak cukup
berhasil untuk yeoja itu menghentikan air mata turun dari pelupuk matanya , ia
terus saja menangis bahkan kini tangisannya menjadi lebih keras ‘mengapa dia
begitu bodoh , wae ?? ‘ ucapnya dalam tangisan yang tiada kunjung berhenti itu .
*flashback
“noona
mengapa kau lakukan ini padaku, wae ?”
Wanita yang disebut noona itu hanya mengatupkan bibir nya rapat-rapat seperti
sedang membuat benteng pertahanan agar air mata yang sepertinya akan jatuh
tidak jadi terjatuh , sebab ia tidak sanggup untuk terlihat lemah dihapan pria
yang tengah memberikan sorotan tajam padanya saat ini.
“mengapa kau
tidak menjawab yak song ji hyo”
Ditemani
petir yang bergemuruh di atas kepala mereka tak tersirat ketakutan sedikit pun
di benak mereka, sebab apa yang mereka alami selanjutnya terpampang secara
jelas akan lebih menakutkan dari sekedar bunyi petir yang saat ini terdengar di
telinga mereka.
“apa aku
butuh alasan untuk meninggalkan mu?”
Ujar wanita
bernama Song Ji Hyo lantang , namun dengan sekuat tenaga menahan air matanya
“mengapa
pertanyaan itu lagi yang keluar? Padahal kau jelas sudah tau jawabannya , kau
tahu, aku … aku … seorang pengecut yang kakinya selalu gemetar ketika berada di
ketinggian , yang selalu ketakutan dan berteriak ketika menonton film horor ,
tapi kau tahu bukan ? ketakutan terbesarku adalah … “ Joong Ki menghentikan
kata-katanya sejenak seraya menatap dalam mata Ji Hyo “tidak dapat melihatmu
yaa noona, jadi, apakah kau tidak butuh alasan untuk meninggalkan ku? , ketika kau tahu kau begitu berarti untuk
ku, kau wanita yang sama pentingnya dengan hidupku , yang bahkan jika kau
mempunyai alasan untuk meninggalkanku , aku … tak akan pernah membiarkan hal
itu terjadi..“
“Bila
alasannya aku tidak ingin berada disisimu apakah kau tetap tidak membiarkan aku
pergi ? apakah bila alasannya aku tidak mencintaimu apakah kau tetap tidak
membiarkan aku pergi ? dan .. bila alasannya aku ingin … bersama pria lain
apakah kau tetap tidak membiarkan aku pergi ? “
“noona..”
Hanya itu
kata yang dapat Joong Ki katakan , perkataan Ji Hyo barusan seperti menohok
hatinya terlalu dalam.
“apa benar
itu alasannya noona ?”
Joong Ki
bertanya dengan mata yang berkaca-kaca.
“Kalau benar
itu alasannya , biarlah aku mencintaimu noona , biarkan aku saja, kau tak perlu
membalas mencintaiku bila kau tak mencintaiku , tapi, jangan pergi , kau tahu
aku tak akan pernah bisa melewati hariku bila tak melihat senyum itu” lanjutnya
yang justru membuat hati Ji Hyo semakin teriris.
Namun , Ji
Hyo seakan tak mendengar apa yang Joong Ki katakan ia justru berbalik dan
berlari pergi , masuk ke dalam mobil yang sudah menunggunya sejak tadi,
meninggalkan Joong Ki yang tetap diam di tempatnya . tidak mengejarnya .
“jadi ini
adalah pilihanmu noona..”
*flashback
end
Basah kuyup
sudah kini yang dapat terlihat dari seorang Song Joong Ki, dari kepala hingga
kaki tak ada yang tidak basah dengan air , bahkan kini matanya telah mulai
sembab akibat menangis dalam waktu yang cukup lama. Hujan belum juga reda, bila
Lee Kwang Soo tidak datang menjemput Joong Ki, mungkin hingga kini pria itu
masih tetap menangis di bawah rinaian air hujan , tidak pula akan beranjak
pulang hingga ia mati kedinginan .
Selama dalam
perjalanan pulang, Kwang Soo hanya dapat memandang iba terhadap Joong Ki, yang
sedang menatap jalanan dengan pandangan kosong, ia sudah tidak lagi menangis ,
namun pandangan yang begitu terlihat menyedihkan membuat Kwang Soo mengerti
begitu sedih nya Joong Ki saat ini . Kwang Soo tahu, Joong Ki bukan lah seorang
yang mudah menangis , ia yang kini merupakan tulang punggung keluarganya tak
pernah menangis sebegitu sedih nya seperti saat ini meski telah banyak hal-hal
berat menerpa kehidupannya , Kwang Soo hanya pernah dua kali melihat Joong Ki
menangis yaitu saat Joong Ki kehilangan ayah dan ibunya tujuh tahun yang lalu,
akibat kebakaran yang melanda rumah keluarga mereka, dan membuatnya tinggal
berdua dengan adiknya di sebuah rumah yang jauh dari kata mewah seperti hal nya
rumah lamanya yang dulu ia dan keluarganya tinggali , dan kedua kalinya Kwang
Soo melihat Joong Ki menangis adalah … saat ini , ya, saat ini , saat ia
kehilangan wanita yang ia anggap sama pentingnya dengan hidup nya saat ini .
Mobil yang
dikendarai Kwang Soo telah tiba di lingkungan rumah Joong Ki, kemudian ia
memakirkan mobil itu di luar pagar , dan mengajak Joong Ki untuk masuk , namun
Joong Ki nampaknya tidak sadar bahwa mereka telah sampai, Kwang Soo pun menepuk
pundak Joong Ki, mencoba untuk menyadarkannya , Joong Ki terkejut mendapat
tepukan di pundaknya oleh Kwang Soo , ia pun melihat keadaan sekitar dan
menyadari bahwa mereka telah sampai .
“
gwenchana-yeo?”
“ne, nan
gwenchana , kau kenapa memandangiku begitu yak kwang Soo-ah?”
Ucap Joong
Ki sembari tersenyum , tapi sebuah senyum yang justru Kwang Soo identifikasi
sebagai senyum kepalsuan karena mata Joong Ki tidak ikut tersenyum .
“kita sudah
sampai, kaja kita masuk , mungkin jin ki sudah merindukanku”
Kata Kwang
Soo sedikit bercanda, yang di tanggapi oleh tawa sumbang oleh Joong Ki.
“Kaja kita
masuk”
Kata Joong
Ki seakan mengalihkan perhatian Kwang Soo dari tawa sumbangnya dan melangkah
bergerak membuka gerbang dengan kunci yang ada di tangannya dan masuk ke
halaman rumah nya , dan ia melihat Jin ki, adiknya sedang menunggu nya di
halaman rumah nya .
Melihat
Joong Ki datang ia segera menghampiri hyung nya itu .
“Hyung
kenapa kau lama sekali eoh ? tadi ada seorang noona yang datang ke rumah ini”
“noona ? “
‘mungkinkah?’
joong ki bertanya dalam hatinya , ia berharap Ji Hyo noona yang datang ke rumah
nya untuk membatalkan kepergiannya.
“ia, seorang
noona mengantarkan kue beras pedas ini , tetangga baru kita”
“oh…”
Senyum Joong
Ki menghilang, ia tahu sesuatu hal yang baru saja diharapkannya adalah sesuatu
yang sedikit tidak mungkin. Melihat ekspresi Joong Ki yang berubah Kwang Soo
seperti nya menyadari apa yang sedang difikirkan oleh Joong Ki.
“Ayo masuk ,
palli , udara di luar dingin, arg kau Jin Ki, mengapa kau hanya memperhatikan
hyungmu saja, kau tidak menghiraukanku sama sekali”
Ujar Kwang
Soo pura-pura merajuk untuk mencairkan suasana.
Joong Ki dan
Jin Ki kemudian tertawa mendengar rajukan Kwang Soo tersebut . Tawa yang
terdengar berbeda , tawa Jin Ki yang tulus , sedangkan tawa Joong Ki? Masih
bukan lah sebuah tawa yang membuat orang lain dapat tertawa seperti tawanya
dahulu.
“yak hyung
mianhae , aku tidak melihatmu karena aku sungguh ingin cepat berbicara pada
joong ki hyung, sebab aku benar-benar kelaparan saat ini “
"yak
bagaimana bisa kau tidak bisa melihat orang setinggi jerapah itu?”
Ucap Joong
Ki tersenyum , masih senyum yang sama seperti beberapa saat sebelumnya .
“Bu sun
maryeo?”
Ucap Kwang
Soo yang tidak terima dipanggil jerapah
“yak ayo Jin
Ki-ya kita masuk kita biarkan saja jerapah itu diluar, aku juga sudah lapar”
Setibanya
mereka di dalam rumah Jin Ki baru menyadari bahwa baju hyungnya basah kuyup dan
matanya sedikit sembab.
“Hyung
sebaiknya kau mandi dulu, mengapa kau basah begitu? dan kau habis menangis ?”
Joong Ki
melamun sejenak kemudian ia tersenyum .
“eoh ? aku ?
nan gwenchana-yeo , tadi habis kehujanan menunggu Kwang Soo yang terlalu lama.
Aniyeo, tentu aku tidak menangis , mungkin kurang tidur”
“erm ,
baiklah segera mandi hyung aku tunggu di meja makan eoh ? , Kwang Soo hyung
jangan makan duluan yah , kita tunggu hyungku selesai mandi dulu, arachi?”
“ais jinja?
Aku sudah lapar , arasseo , palli Joong Ki-ah aku sudah tidak tahan lagi”
Joong Ki
hanya dapat menggeleng-gelengkan melihat tingkah laku adik dan sahabatnya itu ,
hanya dua orang itu yang dimilikinya sekarang, ya hanya mereka berdua tidak ada
yang lain, sebab mereka yang ada disisinya satu persatu perlahan-lahan pergi
meninggalkannya , memikirkan hal itu membuat ia kembali memikirkan peristiwa
yang baru saja dialaminya . Dengan wajah murung ia menjalankan kakinya menuju
kamar mandi dengan langkah gontai.
Selepas
kepergian Joong Ki ke kamar mandi , Jin Ki segera mengarahkan pandangan penuh
tanya ke Kwang Soo .
“apa yang
terjadi pada hyungku ?”
Tanya Jin Ki
penuh selidik
“anieyo,
tidak ada apapun yang terjadi, waeyo kau bertanya begitu eoh ?”
“jangan
bohong hyung”
“siapa yang
menghubungimu tadi, mengapa kau langsung pergi ketika telepon itu menghubungimu
dan kembali dengan hyungku yang basah kuyup dan matanya yang sembab?”
Kwang Soo
berfikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan dari Jin Ki.
“baiklah,
tadi itu telepon dari Ji Hyo noona”
“nugu-ya?”
“Ji Hyo
noona , ia memberitahuku keberadaan hyungmu dan menyuruhku menjemputnya”
“mengapa
bukan dia yang menghantarkan Joong Ki hyung pulang seperti biasa nya ?”
“karena, itu
karena Ji Hyo noona …… ada urusan, jadi ia menghubungiku untuk menjemput joong
ki.”
“lalu,
kenapa hyungku basah kuyup dan matanya sembab begitu”
“itu karena
, itu karena tentu saja seperti apa yang hyungmu tadi katakan , aku terlalu
lama menjemputnya, dan saat aku menjemputnya aku lupa bawa payung, dan mungkin
ia kuang tidur”
“kau tidak
bohongkan?”
“aigoo,
tentu saja”
Di dalam
kamar mandi Joong Ki yang mulai mandi memulai lagi tangisannya yang ternyata
belum selesai sembari guyuran air membasahi tubuh nya , sembari pula, ia
meneteskan air matanya seraya ia berkata di dalam hatinya.
‘noona.. kau
tahu kesulitan hidup yang menerpaku’
‘kau pun
tahu seperti apa keadaan hatiku’
‘hanya kau
yang tahu bagaimana aku bahkan terkadang lebih dari diriku’
‘kau tahu
bagaimana aku memulai hariku’
‘kau tahu
aku tak bisa memulainya tanpamu’
‘kau pun
tahu kau lah yang selama ini terus ada disisiku’
‘ku kira kau
akan bertahan saat yang lain meninggalkanku’
‘ku kira kau
akan selalu bertahan bersamaku’
‘bila semua
orang akan pergi , aku selalu percaya bahwa kau tak akan pernah pergi
meninggalkanku’
‘bila yang
lainnya tak percaya padaku kau akan selalu jadi orang terakhir yang percaya
padaku’
‘jadi dalan
fikiranku tidak pernah terlintas kau akan pergi meninggalkanku’
‘kau tahu
aku bisa merasa bahagia saat bersamamu’
‘saat kau
memberiku kesempatan melindungimu’
‘saat
melihat senyummu’
‘tapi
mengapa akhirnya kau pun meninggalkanku’
‘kau pun
memilih untuk pergi jauh meninggalkanku’
‘mengapa
pada akhirnya kau memilih meninggalkanku’
“Tapi,
ternyata aku salah , pada akhirnya kau pun menyerah …”
Selesai
mandi dan mengganti pakaiannya yang basah terkena hujan tadi dengan baju
hangatnya , Joong Ki menyusul Kwang Soo dan Jin Ki ke meja makan . Disana Jin
Ki dan Kwang Soo menyambutnya dengan senyum lebar , Joong Ki pun membalas
senyum mereka.
“hei, lihat
wajah kalian, bila mau makan saja begitu ceria”
“Hhhaaa… tau
saja hyung , palli duduk kami sudah sangat lapar , kau mandi lama sekali eoh”
“macam
perempuan saja”
Timpal Kwang
Soo membuat yang lain tertawa .
“aigoo.. apa maksudmu yak ? girrafe.”
Ujar Joong
Ki pura-pura marah
“tak usah
difikirkan cepat makan aku sudah tak tahan “
“ne, aku
juga sudah sangat lapar hyung”
Merekapun
mulai makan-makanan yang dimasak oleh Joong Ki tadi pagi, dan telah di
hangatkan oleh Jin Ki, dan makan makanan yang dibawa oleh tetangga baru mereka.
Tanpa Joong Ki sadari, sedari tadi Kwang Soo terus memperhatikannya , memperhatikan
gerak-gerik dan ekspresi wajah nya .
“hyung sudah
beberapa bulan ini kau tinggal di rumah ini , mengapa kau tak pulang eoh ?”
Kwang Soo
tersedak
“hukkk huk
huuuuuk… kau mengusirku ?”
“anieyo ,
bukan begitu maksudmu , kau tak ada rencana pulang, keluargamu mungkin
merindukanmu”
“anieyo ,
shireo , di rumahku jarang ada orang , rumah hyung sepi, tidak ada yang
berceloteh sepertimu”
“yak apa
maksudmu aku cerewet ?”
Pertanyaan
dari Jin Ki itu hanya mendapat jitakan dari teman hyungnya itu .
“appo,
hyung”
Ucap Jin Ki
sambil mengusap kepalanya yang baru saja menjadi landasat darat pukulan dari
Kwang Soo .
Hujan mulai
reda. Hanya tinggal gerimis yang terlihat saat ini . Tiba-tiba bel rumah itu
berbunyi .
“biar, aku
saja yang buka, ne”
“baiklah ,
kau kan maknae disini, kkeekeee”
Jin Ki pun
segera berlari kea rah pintu untuk membukakan pintu bagi si tamu.
“Annyeong
haseyo”
“Annyeong,
kau noona yang tadi datang kesini bukan ? terima kasih kue beras buatanmu
sungguh lezat , kajja masuk ke dalam dulu”
“ne,
khamsahamnida”
Gadis yang
dipanggil Jin Ki, noona itu pun masuk ke dalam rumah itu setelah dipersilahkan
duduk iapun duduk di kursi yang ada di ruangan itu .
“tunggu
sebentar noona , aku panggilkan hyungku dulu, “
“ne,
baiklah”
Kemudian Jin
Ki pun berlari ke ruang makan untu memanggil Joong Ki dan memberi tahunya ada
noona yang tadi memberi mereka kue beras pedas yang baru saja mereka makan .
Noona itu kembali untuk berkenalan secara resmi dengan pemilik rumah ini , yang
merupakan tetangga barunya , karena tadi Jin Ki menolak untuk berkenalan karena
Jin Ki mengatakan bahwa bukan hanya ia yang tinggal di rumah itu tapi ada
hyungnya dan teman hyungnya ( wah setia banget Jin Ki ini ) .
“kau tidak
memanggilku juga eoh ?”
Ucap Kwang
Soo kembali berlagak pura-pura cemburu
“ne, kau
juga ikut, kau harus berterima kasih karena kau yang makan makanan itu paling
banyak”
Mereka
bertiga pun berjalan menuju ruang tamu dimana yeoja tadi sedang menunggu .
Setibanya mereka disana yeoja itu bangkit berdiri dan memberi salam kepada
mereka.
“Annyeong
haseyo”
Ucap yeoja
itu ramah sembari tersenyum .
“ne, noona
kau boleh mulai memperkenalkan dirimu karena anggota keluarga yang tinggal di
rumah ini telah lengkap “
Ucap Jin Ki
dengan polos nya .
“mwo? Jadi
kalian belum berkenalan ? bukankah kalian sudah bertemu sebelumnya”
“ne, Kwang
Soo hyung , tapi kami belum saling mengenal karena aku menyuruh noona ini untuk
menunggu hyungku pulang dulu, karena yang menempati rumah ini tak Cuma aku
seorang”
“jinja?
Lihat Joong Ki-ya, adikmu benar-benar polos”
“iya, Jin
Ki-ya kau hanya merepotkan tetangga baru kita saja”
“anieyo, aku
tidak direpotkan sama sekali, perkenalkan , naneun Moon Chae Won imnida ,
kalian bias memanggilku chae won , manayo banggapsemnida”
“ne, noona ,
namaku Jin Ki, Song Jin Ki, yang di sebelahku ini hyungku , namanya Song Joong
Ki, dan di sebelahnya lagi namja yang tingginya selangit itu namanya Lee Kwang
Soo,”
“bangapseumnida”
Kata mereka
bersama-sama
“Jin Ki-ssi
kau dan … hyungmu Nampak … sangat begitu mirip”
“semua orang
bilang begitu, tapi kadar ketampananku lebih sedikit dibandingkan dengan
hyungku itu”
Semua yang
ada di situ, tidak dapat menyembunyikan tawa itu .
Namun
tiba-tiba Chae Won memegangi kepalanya , rasa sakit yang amat sangat sepertinya
melanda dirinya saat ini , dan kemudian keseimbangannya pun hilang , gadis itu
terjatuh di lantai dan kemudian tidak sadarkan diri.
*To Be
Continued~