Minggu, 22 Juni 2014

Sudut Mataku Melihatnya

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg82-orlfvFXKfTlz432UzDSDLX1Lu3978TTjmyloeZLXdoIsXoAzwGB5S1geEdooANnG-XH__ExkeTbt4Fkdn52Kbst2w7vCbJb6Ihm0SO9ABdjEzQlyTeYyTud-v4kP4boImvVfoWVlg-/s1600/378435_2539436764323_1205784426_32195645_456409993_n4.jpg

Bila berbicara tentang laut, tiba-tiba aku teringat akan sebuah tempat yang begitu indah yang bahkan, jujur saja, aku belum pernah mengunjunginya secara langsung, namun dari beberapa referensi dari yang ku dengar, ku baca, dan ku lihat meski bukan dengan mataku tanpa perantara apapun, hanya diperantarai oleh layar ciptaan manusia bukan layar nyata ciptaan tuhan yang kuasa ciptaan Allah SWT . Pikiranku melayang pada sebuah tempat yang menarik perhatianku, yang begitu eksotis .

Semakin kagum dan membuatku bersyukur ada tempat seindah itu . Sebuah tempat yang entah kenapa tiba-tiba begitu ingin ku kunjungi . Sebuah tempat yang tidak aku kenal tapi, mungkin saja mereka kenal . Sebuah laut dimana pernah ada kapal pesiar yang berada di atas lautan itu . Sebuah laut yang sejujur nya masih berada di benua yang sama dengan dimana sekarang aku berada . Berpesiar di malam hari, serta diterangi cahaya lampu serta sinar bintang dan rembulan .

Sebuah keadaan yang begitu menentramkan yang dapat kita rasakan . Mendengar deru ombak yang berbunyi begitu merdu ditelingaku, dan suasana yang belum pernah ku rasakan tiba-tiba menyeruak ke dalam jiwaku, entah kenapa perasaan ini tiba-tiba menyergapku, sebuah lautan yang berada di sebuah kota pelabuhan yang ada di sebelah timur asia, yang entah kenapa memalingkan wajahku dari yang lain, dan membawaku menoleh padanya .

Meski aku melihat dari kejauhan tapi refleksi dari keadaan laut itu terbayang jelas dalam benakku . Dimana peristiwa yang sangat indah juga pernah terjadi disana, dan masih terekam jelas dalam memoriku sebuah keindahan sebenarnya, meski saya sadari peristiwa itu hanya sebuah khayalan liar, yang masih menghantui saya hingga saat ini khayalan yang hanya seringkali saya fikirkan sendiri dan membuat saya pada akhirnya dapat tersenyum .

Meski peristiwa itu bukan tercipta oleh ketulusan hati, meski hanya untuk menuntaskan sebuah misi tapi, saya bersyukur sempat melihat peristiwa itu terjadi . Tapi tepian pantai nya dan pemandangan yang ada si sekitar pesisir pantai nya juga bukan hal yang membuat kita dapat mengedipkan mata kita sejenak saja, indah pemandangan yang tak bisa kita temukan di tempat manapun . Tak semua tempat memilikinya, memiliki pemandangan seperti itu terutama suasana yang tersaji .

Busan sebuah kota pelabuhan nan indah sebuah tempat banyak orang yang sering kali ku dengar namanya berasal . Mulai dari seorang pria dengan kulit seputih salju bernama Kim Ki Bum . Kemudian wanita berhati riang yang eye smile nya mampu membuat orang lain tertawa bernama Choi Sulli . Juga, seorang wanita dengan suara merdu dan pribadinya yang unik bernama Lizzy . Sebuah kota yang membuat penduduknya memiliki dialek yang berbeda dengan yang lainnya .

Tapi, lautan itu jadi saksinya . Lautan itu jadi bagian hidup para manusia yang hidup di sekelilingnya . Ketenangan air nya membuat hati yang melihatnya turut menjadi tenteram . Sumber daya lautnya menjadi sumber penghidupan orang-orang yang ada di sekitarnya . Lautan itu pun memberi sebuah kebiasaan orang yang hidup di sekitarnya juga . Dan sekali lagi entah mengapa saya begitu ingin mengunjunginya, mencium aroma lautnya merasakan kehalusan pasir di pantai nya . Serta merasakan seperti apa rasanya air di laut itu . Sudah tentu rasanya asin, tapi rasa berbeda yang jadi ciri khas setiap lautan yang tidak dimiliki lautan lainnya .

Ingin merasakan apakah ia begitu dingin, sejuk atau bahkan hangat...

Saya selalu suka lautan yang luas dan memberi ketenangan...

Tempat beragam peristiwa pernah terjadi...

Tempat banyak orang menggantungkan hidup nya...

Tempat berkembangnya sebuah kebiasaan sebagaimana lautan itu berasal..

Tempat terciptanya sebuah latar belakang...

Tempat orang-orang menghilangkan kesedihan dan berbagi kebahagiaan...





Jumat, 20 Juni 2014

Aku dan Matematika



Banyak perjumpaan hadir silih berganti dalam kehidupan ini..
Banyak warna yang membuat hidup menjadi lebih berarti..
Banyak pula keajaiban tercipta tanpa kita sadari

Dalam hidupku , salah satu dari perjumpaan , warna dan keajaiban itu , berawal dari sesuatu bertuliskan matematika..

Sebuah pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah , mulai dari sekolah dasar , sekolah menengah pertama , hingga sekolah menengah atas...

Banyak dari kita, menganggap ia menjadi sebuah momok , pelajaran yang sulit , pelajaran yang ditakuti.

Tidak terkecuali bagiku , dengan sekelumitan angka yang harus dipelajari, terkadang justru membuat kepala menjadi pusing sendiri.

Tapi, seiring waktu berjalan , aku menemukan keasyikan dan keterkaitan takdir yang membawaku padanya , ya... pada pelajaran ini , pada matematika.

Tak begitu pandai dalam pelajaran ini , namun garis takdir membawaku untuk mempelajarinya lebih dalam , ketika aku berada di sekolah dasar pernah suatu ketika, pelajaran ini membuat aku bangga , aku yang masih kecil ketika itu , seorang gadis kecil yang duduk di kelas 3 SD ketika itu seakan menemukan bakat nya , ketika seorang guru di kelas nya berjalan ke arahnya dan mengatakan bahwa nilai matematikaku pada materi itu menjadi satu-satu nya yang berada di atas standar , sebuah hal kecil memang, tapi entah mengapa hal itu membuatku merasa sangat senang saat itu , berlanjut 2 tahun setelah nya , entah bagaimana ceritanya , setelah lulus seleksi guruku memilihku yang ketika itu duduk di kelas 5 sd ikut olimpiade matematika antar sekolah , meski hanya memperoleh juara dua , tapi lagi-lagi matematika menjadi bagian hidupku.

Ketika pembagian nilai ujian nasional setelah kelulusan sekolah dasar matematika menjadi nilai terbaik yang ku miliki dibanding pelajaran lainnya .

Masih mencintai pelajaran ini di saat duduk di bangku sekolah menengah pertama .

Matematika lagi-lagi memberi banyak warna dalam kehidupanku di masa-masa SMA .

Matematika membuka jalan untukku semakin mencintai Indonesia, semakin menyadari sumber daya manusia Indonesia yang ternyata begitu luar biasa . Tapi, satu yang paling mencuri perhatianku seorang anak Indonesia yang mampu menjadi nominasi peneliti pelajar terbaik di Jerman pada tahun 2010, dan yang lebih mencengangkan ia baru berusia 15 tahun ketika itu . Dari situ aku merasa mendapat banyak keajaiban dari sebuah pelajaran, bukan hanya sebuah pelajaran tapi, seperti bagian dari hidupku yang bernamakan matematika, dari situlah aku mulai merasa matematika membawaku pada hal-hal yang tidak pernah terduga sebelumnya .

Mulai dari menemukan bahwa matematika itu berperan dari segala lini, kehidupan .

Menyadari bahwa ia menjadi bagian dari komunikasi dan sama pentingnya dengan komunikasi tiu sendiri .

Matematika, setiap orang tidak dapat menghindarinya, karena kita selalu berada pada situasi matematika, orang-orang berjualan di pasar, anak-anak di sekolah, para pekerja bank, tekhnisi pesawat terbang .

Karena matematika adalah dasar dari berbagai segi, dasar dari ilmu pengetahuan, dasar yang berperan menopang kehidupan .

Matematika memberiku banyak menemui orang-orang, yang bahkan masil ku kenal baik hingga saat aku menulis postingan ini . Masih menjadi sahabatku, bagian dari hidupku .

Namun tidak ada yang sempurna bukan ? matematika membawaku kepada sebuah situasi terburuk dalam kehidupanku yang ada di sekolah . Membuatku serasa terus memperoleh mimpi  buruk dan tidak dapat tidur nyenyak lebih dari seminggu

Sebuah penyesalan masih terus membayangiku akibat hal itu . Karena kesalahanku dan kecerobohanku terhadapnya, matematika .

Meski ada suka dan bahkan duka yang dibawa olehnya . Disinilah aku saat ini dengan sebuah kenekatan aku memilihnya sebagai jalan hidupku .

Meneruskan study dan mendaftarkan diri serta diterima lewat jalur snmptn, dan .. tahukah kalian di fakultas apa aku mendaftar ? FMIPA . Jurusannya ? Matematika, sebuah pilihan yang aku tentukan karena ia seperti candu untukku . Meski aku tahu sering kali ia melukaiku aku tetap kembali padanya.

Dan disinilah sekarang aku berada menjadi calon mahasiswa baru FMIPA Matematika IPB ~ Institut Pertanian Bogor .

Sebuah kenekatan karena terkadang aku tidak mengerti bagaimana cara menghadapinya, namun karena aku mencintainya aku berharap ia juga setia padaku, dan tidak menyakiti hatiku lagi. Hal yang sama dengan apa yang kulakukan padanya. Doakan selalu ini bukan pilihan yang salah bagiku:)











Kamis, 19 Juni 2014

Back For You Chapter 4



Back For You Chapter 4



Casts                                     :                 Song Joong Ki
                                                                Moon Chae Won
                                                                Song Ji Hyo
                                                                Kang Gary
                                                                Song Jin Ki
                                                                Choi Min Ho
                                                                Lee Kwang Soo

Summary                             :               Segala rahasia yang selama ini tersimpan rapat perlahan-lahan mulai terkuak . Semua kenangan yang ada lambat laun mulai tersamarkan, entah lah sengaja untuk dilupakan atau sengaja dipendam lebih dalam . Yang terlihat kini, tak ada lagi sosok Joong Ki, yang merindukan cinta masa lalu, itu yang terlihat di luar, namun di dalam hatinya orang lain tidak pernah benar-benar tahu, apa yang sesungguhnya dirasakan Joong Ki, dan rencana apa yang direncanakan Joong Ki saat ini . Menggali kembali kembali sebuah kenangan lainnya . Sebuah kenangan yang tak pernah ia kuak selama ini . Sebuah masa dimana ia memiliki impian, sebuah masa dimana kebahagiaan itu masih dapat dirasakannya, sebuah masa dimana ia masih bisa menunjukan senyumannya . Senyum tulusnya, senyuman yang sesungguhnya …

Chapter 4

Impian itu apa..

Menurutku impian itu sesuatu yang ada dalam benakmu..

Dan dirimu selalu tersenyum bila membayangkan hal itu..

Yang selalu membayangi pikiranmu hampir setiap saat…

Dan kau ingin meraihnya, menginginkannya..

Walau ia jauh dari matamu..

Terasa tidak ada dalam genggamanmu..

Tapi, kau menyukainya..

Merasa ia bagian dari hidupmu..

Walau untuk beberapa saat kau sadari itu bukan lah milikmu..

Lalu, apa impianmu Joong Ki-ah?

Impianku adalah apa yang ingin kuwujudkan hari ini eomma..

Ne?

Memenangkan pertandingan nasional pertamaku dan …

Dan??

Menjadi short track skater yang hebat eomma..

~o~o~
Kwang Soo pun muncul dari arah kamar nya seperti nya ia baru bangun tidur . Dan ia kaget melihat Joong Ki telah berpakaian rapi, iapun melihat jam dinding yang ada di depan nya . Jam itu baru menunjukan pukul 05.00 KST dan sahabat nya itu telah siap untuk pergi entah kemana .

“apa yang hendak hyungmu itu lakukan Jin Ki-ah?”

“hyungku ingin pergi menemui Kang ulsanim hyung”

Kwang Soo sedikit terkejut Jin Ki menyebut nama itu . Sebuah nama yang tak begitu asing di telinganya .

“nugu?”

“Kang ulsanim, waeyo?”

“kang ulsanim”, Kwang Soo mengejanya, “anieyo, rasanya nama itu tak asing di telingaku”

“tentu tak asing kau pasti pernah mendengar namanya lebih dari sekali Kwang Soo-ya”

“ne?”

“dia yang pernah jadi penyelamat hidupku..”

“jadi dokter itu?”

“ne, dia orangnya, yah dia sudah ku anggap seperti hyungku sendiri Kwang Soo-ya”

“oh, ne arasseo”

“tetapi, ada urusan apa kau ingin menemui nya joong ki-ah?”

“kau akan tahu nanti Kwang Soo-ya”

“ne?”

“urusan kecil yang dulu belum sempat ku selesaikan”

“kau membuatku makin bingung joong ki”

~
Perlahan-lahan Ji Hyo membaca tulisan yang telah dituliskan seseorang  disebuah kertas dengan rapi, sembari tersenyum sedih ia buka kertas itu dari sebuah amplop putih yang telah menunggu Ji Hyo untuk segera membaca nya . Sebuah surat yang kini berada di atas meja yang ada di hadapan nya saat ini .

tentang sebuah masa dimana aku dapat hidup dengan bahagia bersama anak sebayaku lainnya…

tentang sebuah masa dimana aku memperoleh sebuah ketulusan yang sebenarnya dari orang-orang yang benar-benar mencintaiku…

sebuah masa dimana aku masih mempunyai yang namanya harapan unyuk mengejar impian yang kuimpikan…

meski pada akhirnya saat-saat seperti itu tak pernah ku temukan kembali aku masih bersyukur ketika perpindahanku dari masa itu membawaku padamu…

menemukan dunia lain, yang membuatku menemukan kebahagiaan lain, dan menemukan alasanku untuk terus hidup dan tersenyum...

tetapi, saat ini aku begitu lelah setelah satu persatu alasan untuk hidup dan tersenyum telah gugur selangkah demi selangkah...

bila semua nya telah lenyap secara sempurna . Mungkin itu kali terakhirku untuk bertahan jadi jangan salah kan aku bila, kesempatanmu melihat senyum terakhirku adalah ... masa lalumu .

~ Song Joong Ki, who loves you everytime and always back for you

Tes . Setetes air mata yang tadi menggenangi pelupuk mata Ji Hyo perlahan-lahan jatuh menuruni pipinya yang sejak ia mulai membaca surat itu mulai memucat . Melihat kata demi kata yang tertera dalam surat itu menjadi pukulan berat baginya . Hal tersebut membuat tubuh Ji Hyo bergetar dan memperdalam isakannya “mengapa kau begitu bodoh” . Ji Hyo benar-benar tidak menyangka akan jadi seperti ini .
~
Joong Ki memasuki sebuah bangunan yang dulu, begitu akrab dengannya . Mengunjungi bangunan yang ada di tempat ia berdiri saat ini dahulu adalah rutinitasnya sehari-hari . Terlalu sering memasuki bangunan tersebut, membuatnya menjadi begitu akrab dengan pemandangan sekitar dan berbagai jenis orang yang mengisinya, sebuah tempat dimana jadi rumah kedua nya kala itu . Terkadang Joong Ki bingung sendiri karena tanpa sadar ia sering mengunjungi tempat itu tanpa rencana berarti . Hanya melangkahkan kaki, dan tanpa ia sadari sering kali ia kembali mengunjungi tempat ini . Seperti ada keterikatan antara dirinya dan tempat yang ada di hadapan nya saat ini .

Sudah lama ia tidak kembali memasuki bangunan ini . Kecuali beberapa hari lalu, saat ia kembali secara tidak sadar memasuki bangunan itu . Biasa nya ia hanya berjalan-jalan di luar bangunan itu dan seakan enggan untuk memasuki bangunan itu kembali .

Beberapa orang perawat yang sedang berada di taman yang seperti mengenalinya tersenyum kearahnya, begitu pula beberapa orang suster yang nampaknya sedang mengurus pasien, dan menemani pasien-pasien itu berjalan-jalan di depan bangunan rumah sakit itu .

Ketika ia mulai melangkahkan kakinya memasuki gedung itu seseorang yang nampaknya seseorang suster itu tersenyum dan menyapanya .

“Annyeong Haseyo Song Joong Ki-sshi wah sudah lama kau tidak datang kemari”

“Annyeong suster Lee iya begitulah aku terkadang masih mengingat saat-saat itu”

“oh, sudah lah ada apa kau datang kemari, apa adikmu sakit ?”

“aniyo suster, aku hanya ingin menemui seseorang”

“apa kau ingin menemui dokter Kang?”

“ne, benar suster, wah bahkan sekarang kau sudah pandai meramal”

“ckk.. kau ini tunggulah sebentar nampaknya dokter masih menangani operasi tinggalah dulu disini tapi, mianhae joong ki-sshi aku harus pergi aku masih ada kerjaan”

“ah, ne terima kasih suster”

“Annyeonghi Gaseyo”

Suster Lee membungkukan dan tersenyum ramah sebelum meninggalkan Joong Ki .

“ne, suster.”
Joong Ki pun membalas membungkuk dengan hormat kearah suster itu dan tersenyum hingga suster itu pergi .

Joong Ki memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar rumah sakit untuk melihat-lihat sembari menunggu dokter Kang, yang masih sedang menangani operasi . Saat melihat pasien yang sedang dirawat di rumah sakit itu kembali terkenang olehnya saat-saat dimana Joong Ki juga merasakan hal yang sama, ia pernah menjadi pasien dari rumah sakit ini . Dan memerlukan waktu yang cukup lama agar dapat kembali pulih dan dapat menghirup udara sebagai orang normal .

~
Di sebuah rumah tampak seorang yeoja tengah bersiap-siap seolah ia akan mengunjungi seseorang yang sangat penting . Ia seperti kebingungan dengan baju apa yang harus ia kenakan agar orang yang akan ditemuinya menyukai apa yang ia kenakan . Menguras isi lemari pakaiannya dan mencoba baju itu satu persatu seakan tidak ada pakaian yang sepadan untuk orang yang akan ia temui . Biasa nya gadis itu tidak pernah mengalami hal seperti ini hanya saja entah mengapa hari ini ia begitu kebingungan perihal sepele, seperti pakaian yang akan ia kenakan .

Pada akhirnya pilihannya jatuh pada sebuah dress casual semata kaki berwarna coklat tua yang sangat cocok untuk nya dan membuatnya tampak begitu anggun, dan ia kenakan sebuah Jaket panjang yang menjulur ke bawah berwarna biru gelap . Membuat nya tampak begitu cantik .

Setelah selesai berdandan Chae Won bersiap untuk keluar rumah dengan wajah ceria .

“kau mau kemana Chae Won-ah?”

“aku ingin pergi ke rumah Joong Ki oppa”

“kenapa kau seceria itu jangan bilang kau ?”

Chae Won hanya tersenyum malu, dan pipnya kemudian berwarna merah merona, membuat oppanya menggeleng tak percaya dengan tingkah adiknya itu .

“aniyo oppa, mungkin benar apa yang kau katakan hanya saja..”

“hanya saja?”

“aku tidak bisa percaya semudah itu . Aku yakin itu pasti dia”

“apa kau sudah mengingat semua nya ?”

“belum tapi aku percaya akan segera mengingat semua itu bila aku terus bersama Joong Ki oppa”

“bagaimana kau bisa begitu yakin itu dia sementara kau belum menemukan ingatan mu kembali Chae Won-ah”

“hanya saja aku merasa ada sesuatu di kepalaku saat aku melihat wajah itu oppa”

~

Terdengar derap langkah kaki seseorang . Joong Ki pun membalikan badannya ketika langkah itu terdengar semakin mendekat, setelah melihat orang yang datang tersebut, Senyum Joong Ki pun mengembang .

“annyeong haseyo ulsanim”

“annyeong Joong Ki-ah”

Dokter itu tersenyum melihat keberadaan Joong Ki di tempat itu . Dokter Kang yang berbeda usia tak begitu jauh dengan Joong Ki itu telah menganggap Joong Ki sebagai adiknya sendiri .

“apakah kau sedang sibuk hari ini hyung ?”

“aniyo, hanya ada beberapa operasi dan aku baru saja menyelesaikan satu, jadi aku rasa sekarang aku tidak begitu sibuk”

Ucap Kang Gary sembari melihat jam yang ada di tangannya .

“oh, begitu, baiklah apa kah kau sekarang ada waktu untuk berbicara denganku?”

“arasseo, tentu saja, mana mungkin aku tidak memiliki waktu untuk dongsaeng kesayanganku”

“ah, kau bisa saja hyung”

“ah, bagaimana kalau kita sekarang berbicara di ruanganku saja”

“ah, baiklah, jeongmal gomawo hyung”

Mereka pun berjalan menuju ruangan Gary yang berada tidak begitu jauh dari tempat tadi mereka bertemu . Sebuah ruangan yang menghadap langsung ke taman . Adalah permintaan khusus Gary pada pihak rumah sakit agar membiarkan ruangannya di setting seperti itu . Hal itu karena pemandangan yang indah dapat melepaskan sejenak penat nya setelah bekerja seharian, dan membuat para pasien yang mengalami masalah khusus seperti Joong Ki, misalnya selain memperoleh pengobatan fisik juga memperoleh pengobatan batin berupa ketenangan fikiran saat melihat hijau nya rumput dan tumbuh pula bunga warna-warni di taman itu yang sangat menentramkan mata dan jiwa .
Memasuki ruangan itu membuat Joong Ki, kembali tersenyum sedikit sedih . Dimana di ruangan itu lah dulu ia biasa nya memperoleh perawatan dari dokter Kang selama waktu yang tidak bisa dibilang sebentar .

“sudah sangat lama kau tidak datang ke rumah sakit ini erm memasuki ruangan ini maksudku”

“ne, benar hyung”

Ucap Joong Ki sedikit menerawang .

“beberapa hari yang lalu, kenapa tiba-tiba kau datang ke rumah sakit ini ?”

“ne?”

“beberapa hari yang lalu saat kau datang dengan menggendong seorang gadis dan temanmu itu ... siapa namanya ?”

“Lee Kwang Soo hyung nama teman bahkan sahabatku itu adalah Lee Kwang Soo”

“ohiya Kwang Soo kau pernah menceritakannya beberapa kali bukan ?”

“ne, tapi dia belum sempat untuk bertemu denganmu sekalipun”

“ya, benar belum pernah aku melihat nya kecuali saat itu aku hanya pernah melihat fotonya sekali, ngomong-ngomong siapa gadis yang saat itu kau bawa ke rumah sakit ini ?”

“nde hyung ? oh, dia tetangga baru kami, tiba-tiba dia pingsan ketika dia berkunjung ke rumah kami”

“kau kenal dia?”

“aniyo aku hanya pernah bertemu sekali dengannya ketika ia berkunjung ke rumah kami saat itu ia baru saja memperkenalkan dirinya dan saat kami baru selesai berkenalan tiba-tiba ia pingsan”

“oh, begitu aku kira kau kenal baik dengan gadis itu apakah Joong Ki atau Kwang Soo mengenal yeoja itu dengan baik?”

“aniyo memangnya kenapa hyung? Kami benar-benar baru mengenalnya saat itu . Kecuali Jin Ki, sudah mengenalnya beberapa hari lalu, itu pun tidak berarti mereka saling mengenal baik saat ini”

“oh, begitu..”

“memangnya ada apa hyung ? mengapa kau terus bertanya tentang gadis itu ?”
“tidak, aku hanya bertanya saja Joong Ki-ah”

“kau belum menikah hyung ? atau kini kau sudah memiliki pacar ?”

Gary hanya tersenyum mendengar pertanyaan yang baru saja ditanyakan oleh Joong Ki .

“seperti yang kau lihat saat ini aku masih sendiri bukan ?”

“ah, terlihat dari wajahmu kau berbohong padaku hyung kau memang tidak pandai membohongiku dan orang-orang sejak dulu, masih sama, sama seperti dulu, apakah ada suster di rumah sakit ini yang menarik perhatianmu hyung?”

“yak jinja?? Aku memang tidak bisa membohongimu dan tidak pandai berbohong . Sejujurnya aku sudah memiliki kekasih dan akan segera menikah beberapa bulan lagi, bahkan kami sudah bertunangan minggu lalu, Joong Ki-ah, ais kau bahkan tidak datang di hari pertunanganku”

“cukhae hyung tapi, apa benar kau mengundangku? Aku tidak mendapat undangan darimu hyung”

“jeongmal? Tapi aku mengirimimu undangan dan sebuah buket bunga apa kau tidak menerimanya?”

“aigoo aku menerima buket bunga itu tapi, aku tidak tahu kalau undangan itu ada disitu, jeongmal mianhae hyung”

“bagaimana bisa? Ya sudah lupakan saja, sepertinya ada urusan penting hingga kau datang kemari?”

“sejujurnya da yang ingin aku bicarakan padamu”

“ne, aku sudah tahu, kau sudah mengatakannya tadi, tapi apa yang ingin kau bicarakan padaku joong ki-ah?”

“hyung, aku tidak ingin jadi pengecut aku ingin bisa melupakan semua nya aku ... ingin melawan rasa takutku akan kenangan menyedihkan itu . Mau kah kau menjadikan asistenmu?”

“ne? apa kau yakin ? dengan menjadi asistenku kau mungkin akan banyak melihat kasus-kasus yang tidak jauh berbeda darimu, apakah kau sudah siap?”

“ne, hyung aku sungguh siap saat ini”

~

Chae Won berjalan tanpa melepaskan senyum dari wajah nya . Ia terus melangkahkan kakinya dengan ceria menuju rumah Joong Ki, dengan buah-buahan yang ada di tangannya . Melihat rumah Joong Ki telah berada dalam jangkauannya ia mempercepat langkahnya seakan tidak bisa lagi berjumpa dengan si pemilik rumah bila ia tidak segera tiba di rumah itu . Ia terus berjalan dengan gembira saat akan tiba di rumah yang terlihat sangat asri itu .

“annyeong haseyo”

Ucap Chae Won sembari mengetuk pintu rumah Joong Ki . Dan menanti seseorang akan membukakan pintu untuknya .

“annyeong”

Pintu pun terbuka keluar Jin Ki untuk melihat siapa orang yang baru saja mengetuk pintu rumah nya .

“Chae Won noona?”

“ne, Jin Ki”

“ayo masuk noona”

“ne, terima kasih”

“kau sudah terlihat jauh lebih sehat noona”

“aku sudah jauh lebih baikan saat ini Jin Ki-ya”

“oh, arasseo, kapan kau pulang dari rumah sakit ?”

“kemarin pagi aku pulang dari rumah sakit Jin Ki-ya”

“kenapa kau tidak menghubungi kami?”

“ah, mianhae tapi, aku rasa hanya kan merepotkan bila aku memberitahu kalian”

“aigoo tentu kami tidak merasa direpotkan sama sekali noona”

“ah, terima kasih gomawo karena kalian telah berbaik hati membawaku ke rumah sakit hari itu tapi mengapa sepertinya rumah sakit itu bukan rumah sakit terdekat dari sini?”

“benar noona Joong Ki hyung yang membawamu ke rumah sakit itu seperti nya rumah sakit itu memberi pelayanan terbaik dari rumah sakit terdekat, aku rasa begitu”

Mendengar jawaban Jin Ki membuat Chae Won tersipu malu, membuat Jin Ki tersenyum ke arahnya .
“mengapa kau tersenyum seperti itu ?”

Goda Jin Ki pada Chae Won .

“aniyo”

Elak Chae Won . Elakan yang makin membuat Jin Ki semakin yakin akan perkiraannya .

“mengakulah noona..”

“ais kau ini”

~

Terdengar sebuah nada dering berbunyi dari saku Gary, melihat nama yang tertera yang ada di layar smartphonenya Gary tersenyum . Membuat Joong Ki dapat menebak siapa yang sedang menelepon Gary saat ini .

Terdengar orang di telpon itu mengucap salam pada Gary .

“yeoboseyo, aigoo tumben kau menelponku disaat jam kerja seperti ini chagiya?”

“nanti malam ? tentu aku waktu”

“baiklah aku akan menjemputmu tunggu aku ingat jangan berangkat tanpaku”

Terdengar sambungan telpon telah diputus . Gary hanya mampu tersenyum setelah mendapat telpon dari seseorang yang sepertinya adalah tunangannya .

“ais kalian bermesraan di depanku eoh ?”

Ucap Joong Ki pura-pura kesal karena merasa diacuhkan . Karena ketika Gary berbicara ditelpon tadi, dokter itu benar-benar melupakan kebaradaan Joong Ki, sedang kasmaran rupanya dokter satu itu sehingga nampaknya tadi, dunia serasa milik berdua, walau hanya berbicara pembicaraan yang singkat .

“ommoo, bermesraan katamu? Bukan kah kami hanya berbicara sebentar saja eoh?”

“ais baiklah hyung nampaknya itu tunangan yang tadi kau bicarakan apakah aku mengenalnya”

“Hhhaa, tebalanmu benar Joong Ki-ah aku tidak tahu, kau mengenalnya atau tidak”

“memang siapa namanya hyung nama gadis sial, yang mendapatkan hatimu itu”
“ais kau ini terus saja, meledek hyungmu yang tampan ini”

“ya, baiklah siapa nama gadis beruntung yang berhasil memiliki hati hyungku yang tampan ini ? sudah puas kau sekarang hyung ?”

Ucap Joong Ki, dengan nada kesal yang di buat-buat

“ais Hhhaa.. namanya adalah ... tunggu sebentar Joong Ki-ah ada pesan masuk”

“oh...”

“Joong Ki-ah sepertinya aku tidak bisa disini lebih lama, ada pasien yang harus segera ku tangani”

“ah, baiklah”

Gary pun berlalu dengan begitu terburu-buru .

Setelah Gary berlalu entah mengapa wajah Joong Ki terlihat sedikit muram .

“baiklah noona bila kau memilih pergi aku mungkin akan memilih jalan yang sama denganmu, pergi dengan caraku, bila kali ini aku sanggup bertahan mungkin kau akan melihatku lagi, namun bila aku tidak mampu menghilangkan trauma itu dan kembali terseret dalam dunia menyedihkan itu aku sudah siap, saat nanti apa bila kau memutuskan untuk kembali . Kau akan menemukan benar-benar Song Joong Ki yang berbeda . Song Joong Ki yang bahagia sangat bahagia karena hidup sebagai manusia normal, yang tidak memiliki kenangan buruk apapun karena Joong Ki yang dulu, sering kali trauma akan beberapa telah mengalahkan ketakutannya . Atau kau akan menemukan Joong Ki, yang sangat menyedihkan.....”

“atau bahkan, kau tidak akan pernah menemukan keberadaanku lagi, bukan hanya tidak bisa, menemukan senyumku seperti yang kutulis dalam surat itu...”

*To Be Continued~

Jumat, 13 Juni 2014

Back For You Chapter 3



Back For You



Casts                                     :                 Song Joong Ki
                                                                Moon Chae Won
                                                                Song Ji Hyo
                                                                Kang Gary
                                                                Song Jin Ki
                                                                Choi Min Ho
                                                                Lee Kwang Soo

Chapter lain                         :                  124

Summary                             :               Bila takdir menggariskan, sebuah kemustahilan tiada ada nya tangan tuhan selalu bekerja di balik layar diluar kehendak manusia . Selalu lihat sisi postif dari apa yang tengah terjadi meskipun yang terlihat di depan mata, hanyalah bentangan kemalangan yang terus menerus menerpa . Berfikirlah di luar logika manusia biasa . Belajar untuk berfikir luar biasa . Mungkin itu adalah satu-satu nya jalan yang dapat Joong Ki tempuh, karena bila ia mengeluh dan menyalahkan keadaan . Mungkin saja ia tak akan mampu bertahan, bertahan setelah sebuah kehilangan kesekian kalinya bertahan di dalam cobaan hidup yang terus menerus menerpa nya . Sebuah kenyataan yang tak pernah terduga akan terkuak . Apakah mungkin ia sanggup menghadapinya, atau ia akan terus menerus terjebak dan tergerus oleh sebuah luka, yang tak bisa sembuh dalam semalam . Atau mungkin ia tidak merasa tertoreh luka dalam hidup nya dan akan terus menunggu . Biarlah waktu yang pada akhir nya akan menjawab semua pertanyaan itu .

Chapter 3

Nan saranghaneun, nal jom barabwa..

(lihatlah sebentar saja, aku yang mencintaimu)

Ireohge nunmuri nasseo, jakku nunmuri nasseo..

(aku yang menangis seperti ini, aku yang terus menangis)

Dasi sarado, tto dasi sarado, neoya…

(jika dilahirkan kembali, jika dilahirkan sekali lagi, tetap dirimu)

Neoman bonda..

(hanya melihatmu)

Neol gidarigo, gidarijanha..

(jika aku menunggu, dan terus menunggu)

Hoksi nal doraolkkabwa?.. dasi doraolkkabwa?..

(mungkinkah kau akan kembali padaku? Kembali lagi padaku?)

Bireul majado, nun sogeul georeodo,

(walaupun terjebak di dalam hujan, walaupun terjebak dalam badai salju)

Dasi tto sarado, ojik neoya…

(jika aku dilahirkan kembali, tetap dirimu)

Kwang Soo melihat Joong Ki sedang menggenggam sebuah benda namun anehnya ia tidak terlihat terkejut sedkitpun .

“kau darimana oppa?”

Tanya Jin Ki pada Kwang Soo .

“ada teman lama menghubungiku dan mengajakku berkunjung ke rumahnya, hyungmu kenapa lagi?”

“entahlah hyung, aku juga bingung”

“kajja hyung masuk ke dalam”

Ucap Jin Ki pada hyung nya itu namun hyungnya masih tidak bergerak dari posisinya sebelumnya . Bukannya mendengar apa yang diucapkan oleh Jin Ki, dengan tangan gemetar Joong Ki membuka surat itu dan Joong Ki pun mulai membaca kata demi kata yang tertulis di dalam surat itu dengan perasaan bercampur aduk, tubuh nya gemetar ketika ia nampak akan menyelesaikan membaca kata demi kata yang tertulis di surat itu dan tangisannya pun pecah bersamaan dengan Joong Ki mengakhiri membaca surat tersebut, pertahanannya benar-benar pecah sekarang seluruh tubuh nya terasa lemah ia sudah jatuh berlutut sekarang kerena kakinya tak sanggup menahan bobot tubuh nya .

“jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa salah ku? Kenapa kau lakukan ini padaku? Sekarang aku harus bagaimana? Bagaimana caraku mengatasi ini semua ?”

Joong Ki merasa tersambar petir hari itu juga, sebuah kenyataan yang tidak pernah ia bayangkan, tidak ia sangka akan berlanjut sejauh ini . Ia tidak pernah mengira bahwa suatu hal seperti ini akan terjadi meski ia menyadari bahwa ini mungkin terjadi pun hati kecil nya tidak pernah merelakan hal itu terjadi .
Mungkin ia harus menyalahkan takdir yang terus menerus menimpakan nasib buruk padanya . Joong Ki menyadari bahwa ini benar0benar akan segera terjadi, tapi ia tidak pernah menyangka akan berakhir dengan cara seperti ini . Cara yang tak pernah terbayangkan . Sebuah kenyataan yang bahkan tak pernah ia fikirkan . Tak pernah ia bayangkan bahwa selama ini yang merasakan kebahagiaan hanya dirinya sendiri .

Serpihan segala kenangan antara kita,
Yang mungkin ada dalam benakmu
Buang lah …
Sebaiknya kau hapus saja semua
Karena aku tak akan menyimpannya

Noona tak menyangka kau begitu lugu Joong Ki-ah
Lebih dari yang ku kira…
Hanya berbuah sia-sia bila kau terus menungguku
Lakukan hal yang lebih baik dari pada membuang waktumu
Hapus saja semuanya..

Apa selama ini kau tak menyadarinya ?
Ah… aku rasa mungkin tidak
Kau benar-benar terlalu naïf untuk menyadari
Kalau selama ini aku hanya memanfaatkanmu..
Kita terlalu berbeda Joong Ki, benar-benar berbeda
Kau begitu baik padaku, aniyo.. terlalu baik.
Kau tahu? Aku lebih bahagia sekarang .

Tanpamu..

Jangan pernah mengharapkan aku akan kembali padamu

Karena aku … tidak pernah berniat … untuk kembali padamu .
                                                                                                                                                                June 2014, Song Ji Hyo

Surat itu pun terjatuh ke lantai bersama dengan terduduknya Joong Ki, dengan tubuh bergetar, namun
Ia tidak menitikan satu tetes air matapun . Benar-benar tidak menangis, seperti hal nya ketika Ji Hyo
Meninggalkannya pada hari itu .

“hyung, neo gwenchanayo?”

Jin Ki yang melihat hyung nya berlutut di lantai dengan tubuh gemetar seperti itu menjadi sangat
Khawatir, ia belum pernah melihat keadaan hyung nya seperti itu .

“dia pergi Jin Ki-ah benar-benar pergi”

Ucap Jin Ki masih sama dengan keadaan sebelumnya, ia mengucapkan nya dengan pandangan mata
Kosong, yang entah menjelajah kemana .

“nugu-ya oppa? Siapa yang pergi”

Jin Ki, masih belum menyadari apa yang sekarang sedang terjadi sehingga ia nampak begitu
Kebingungan .

“bukan siapa-siapa”

 Akhirnya pandangan kosong Joong Ki, berubah menjadi pandangannya yang biasa tidak ada lagi
tubuhnya yang bergetar seperti sebelumnya ia menjawab kalimat terakhir nya pun dijawab dengan
nada yang teramat datar .

Melihat perubahan sikap hyung nya yang tiba-tiba seperti itu membuat Jin Ki semakin kebingungan,
Sementara Kwang Soo hanya menyaksikan mereka dengan tatapan yang menyiratkan sesuatu yang
sulit diartikan .

“neo gwenchana hyung?”

“ne, nan gwenchanayo, kajja kita masuk”

Ucap Joong Ki selanjutnya seakan tidak terjadi apa-apa .

Jin Ki, menatap kearah Kwang Soo meminta jawaban . Tetapi Kwang Soo hanya menggedikan bahunya sebagai jawaban .

~
Langit cerah hari itu tidak ada lagi hujan yang jatuh ke tanah seperti beberapa hari belakangan ini . Di dalam sebuah ruangan nampak Chae Won sedang terduduk di atas ranjangnya . Menunggu oppanya selesai mengurus administrasi rumah sakit nya . Hari ini dia memutuskan untuk pulang, setelah dokter mengatakan ia hanya membutuhkan istirahat . Semua nya telah siap, sedari pagi Chae Won hanya tersenyum menyadari ia akan segera pulang .

Pintu ruangan itu terbuka nampaklah sesosok namja yang ternyata itu adalah Choi Minho oppanya .

“kajja kita pulang sekarang, oppa”

“aigoo kenapa kau terburu-buru sekali Chae Won-ah”

“aniyo”

Ucap Chae Won masih tersenyum .

“barang-barangmu sudah kau kemas eoh?”

“ne, oppa”

“arasseo, kajja kita keluar sekarang”

Mata Chae Won langsung tersenyum cerah ketika oppanya setuju untuk pulang saat itu juga.

“ne, oppa, palliwa”

Ujar Chae Won seraya menarik tangan Minho keluar dari ruang tempat ia di rawat itu .

~
Joong Ki menatap datar ke arah sebuah foto yang ada di sebuah meja di dalam kamar nya . Ia tersenyum miris mengingat peristiwa apa yang kini tercetak di foto berbingkai itu . Fotonya sedang memegang sebuah piala dan ayah, dan ibu nya serta Jin Ki yang tersenyum bahagia .

*flashback

“Kau ada pertandingan lagi kali ini Joong Ki-ah?”

“ne eomma, tapi, kali ini sedikit berbeda kau dan appa, aniyo jangan lupa ajak Jin Ki, ne?”

“dimana kau bertanding Joong Ki-ah”

“di… sebuah stadium di Daegu eomma”

Ucap Joong Ki sembari menunjukan senyumannya.

“mwo? Di Daegu ? bukan kah sekarang sedang ada … ommo, apakah kau ?”

“ne, eomma”

“aigoo mana mungkin bisa jadi seperti ini “

“kalian harus datang”

“arasseo, mianhae Joong Ki-ah eomma tidak pernah tahu kalau kau bisa masuk tim nasional”
“aiss, kau meragukan bakat anak tampanmu ini ?”

Eomma Joong Ki, membalas nya dengan sebuah elusan di pucuk kepala anak sulungnya itu .

*flashback end

Sebuah masa-masa bahagia yang pernah ia alami kembali membuatnya tersenyum . Sudah lama sekali sejak ia merasakan sebuah kebahagiaan . Dan mungkin akan sulit merasakan hal itu kembali sebab ia merasa, kebahagiaan itu kini berada terlalu jauh, untuk dapat diraihnya .

~
Chae Won merasa begitu kegirangan saat ia telah sampai di rumah nya dan segera berlari masuk menuju kamar nya Minho hanya menggeleng-gelengkan kepala menatap tingkah laku adiknya itu .

“hati-hati Chae Won-ah, dan jangan lupa minum obatmu, oppa akan keluar sebentar, kau baik-baik di rumah ne?”

“ne oppa, kau mau pergi kemana?”

“ada sesuatu yang ingin oppa beli”

“jangan pergi terlalu lama, ne?”

“tentu saja, kau jaga dirimu, jangan keluar sebelum oppa pulang, arachi?”

“ne, arasseo”

~
Jin Ki sedang belajar di kamarnya ketika sebuah ketukan di pintu terdengar olehnya .

“nuguseyo?”

“ini aku”

“oh, Kwang Soo hyung buka saja, pintu nya tidak terkunci”

Pintu pun terbuka dan tampaklah Kwang Soo yang sedikit membungkuk ketika ia memasuki kamar tersebut .

“wah jinja?? Kau rajin sekali Jin Ki-ah”

“aku akan mengikuti ujian masuk universitas hyung”
“oh, iya ya, kau sudah besar sekarang, pertama kali aku melihatmu, kau baru bisa berjalan Jin Ki-ah”

“aiss, kau ini”

“kau mau masuk universitas mana dan jurusan apa Jin Ki-ah?”

“aku.. ingin seperti hyungku masuk Universitas Sungkyunkwan dan aku akan ambil jurusan kedokteran karena aku ingin jadi dokter”

Ucap Jin Ki berbicara dengan nada serius, tidak seperti biasa nya .

“jeongmalyeo? Kau harus rajin belajar kalau begitu, waeyo kau ingin jadi dokter Jin Ki-ah?”

“karena… aku.. tidak ingin.. peristiwa itu.. terulang lagi.”

Kwang Soo yang awalnya sedikit kebingungan akan maksud Jin Ki, akhirnya mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti, mengerti apa yang dimaksud Jin Ki, suatu peristiwa yang tidak seharus nya terjadi dan tidak layak untuk terulang kembali .

“oh, arasseo, baiklah bila aku terlalu lama disini mungkin aku akan mengganggumu, kembali belajar Jin Ki-ah, mungkin sekarang saatnya aku harus mengganggu hyungmu”

Jin Ki tersenyum mendengar jawaban Kwang Soo .

“gomawo hyung”

~
Jam di dinding sudah menunjukan pukul 23.00 KST Chae Won khawatir karena oppanya belum juga pulang, ia tidak dapat tertidur meski hari sudah begitu larut ia sudah mencoba untuk tidur namun tidak dapat tertidur hingga saat ini .

‘apa yang sedang oppa lakukan saat ini?’

Ia benar-benar tidak tenang, entah lah tidak biasa nya ia merasa tidak tenang seperti ini .

Biasa nya ia akan langsung tertidur bila ia kelelahan namun saat ini meski ia merasa begitu letih ia tidak juga dapat memejamkan matanya . Ia begitu khawatir, terlalu khawatir sampai ia lupa meminum obatnya .

Bel rumah pun berbunyi, dan munculah oppanya dengan membawa begitu banyak barang, rupanya Minho membawa kunci cadangan saat ia pergi tadi, supaya ia tidak membangunkan Chae Won saat ia pulang, karena ia menyadari akan pulang terlambat .
“kau dari mana saja oppa?”

“sudah kubilang sebelumnya kan ? kalau ada barang yang ingin aku beli”

“tapi kenapa lama sekali? Ckk dan banyak sekali barang yang kau bawa itu oppa?”

“ne, itu karena tadi… aku kembali berlatih”

“kembali berlatih ?”

“sebenarnya.. dulu, aku adalah seorang short track skater ketika kuliah dulu, dan semua barang itu adalah milikku yang ku titipkan pada temanku”

“milikmu? Kenapa kau berbohong padaku oppa? Kenapa kau bilang ingin membeli sesuatu”

“itu karena”

Sekelebat bayangan kembali melintas di pikiran Chae Won dan ia kembali memegangi kepalanya .

“kau sudah minum obatmu, Chae Won-ah?”

Chae Won hanya dapat menggelengkan kepalanya lemah . Minho pun membawa Chae Won ke kamar Chae Won . Setelah ia membaringkan Chae Won di tempat tidur ia berlari keluar untuk memberi Chae Won obat yang tadi lupa diminumnya . Tapi ketika ia sampai di kamar gadis itu Chae Won telah tertidur .

“memang, ini mungkin yang harus oppa lakukan Chae Won-ah”

~

Joong Ki tengah bersiap-siap di kamar nya ia berpakaian sangat rapi hari ini menggunakan celana hitam panjang dan kemeja putih berlengan panjang . Tidak biasa nya di hari sepagi ini Joong Ki telah begitu rapi, seperti hendak pergi ke suatu tempat .

“kau mau pergi kemana hyung ?”

Ucap Jin Ki kebingungan tak pernah menyaksikan hyungnya berpakaian formal seperti itu .

“hyung ingin menemui seseorang Jin Ki-ah”

“nuguya?”

“Kang ulsanim”
“ada urusan apa kau dengannya hyung ? apakah kau sakit ?”

“aniyo, aku hanya ada sedikit urusan dengan dokter Kang”

Kwang Soo pun muncul dari arah kamar nya seperti nya ia baru bangun tidur . Dan ia kaget melihat Joong Ki telah berpakaian rapi, iapun melihat jam dinding yang ada di depan nya . Jam itu baru menunjukan pukul 05.00 KST dan sahabat nya itu telah siap untuk pergi entah kemana .

“apa yang hendak hyungmu itu lakukan Jin Ki-ah?”

“hyungku ingin pergi menemui Kang ulsanim hyung”

Kwang Soo sedikit terkejut Jin Ki menyebut nama itu . Sebuah nama yang tak begitu asing di telinganya .

“nugu?”

“Kang ulsanim, waeyo?”

“kang ulsanim”, Kwang Soo mengejanya, “anieyo, rasanya nama itu tak asing di telingaku”

“tentu tak asing kau pasti pernah mendengar namanya lebih dari sekali Kwang Soo-ya”

“ne?”

“dia yang pernah jadi penyelamat hidupku..”

“jadi dokter itu?”

“ne, dia orangnya, yah dia sudah ku anggap seperti hyungku sendiri Kwang Soo-ya”

*To Be Continued~