Back For You Chapter 4
Casts : Song Joong Ki
Moon
Chae Won
Song
Ji Hyo
Kang
Gary
Song
Jin Ki
Choi
Min Ho
Lee
Kwang Soo
Summary : Segala rahasia yang selama ini
tersimpan rapat perlahan-lahan mulai terkuak . Semua kenangan yang ada lambat
laun mulai tersamarkan, entah lah sengaja untuk dilupakan atau sengaja dipendam
lebih dalam . Yang terlihat kini, tak ada lagi sosok Joong Ki, yang merindukan
cinta masa lalu, itu yang terlihat di luar, namun di dalam hatinya orang lain
tidak pernah benar-benar tahu, apa yang sesungguhnya dirasakan Joong Ki, dan
rencana apa yang direncanakan Joong Ki saat ini . Menggali kembali kembali
sebuah kenangan lainnya . Sebuah kenangan yang tak pernah ia kuak selama ini .
Sebuah masa dimana ia memiliki impian, sebuah masa dimana kebahagiaan itu masih
dapat dirasakannya, sebuah masa dimana ia masih bisa menunjukan senyumannya .
Senyum tulusnya, senyuman yang sesungguhnya …
Chapter 4
Impian itu apa..
Menurutku impian itu sesuatu yang ada dalam benakmu..
Dan dirimu selalu tersenyum bila membayangkan hal itu..
Yang selalu membayangi pikiranmu hampir setiap saat…
Dan kau ingin meraihnya, menginginkannya..
Walau ia jauh dari matamu..
Terasa tidak ada dalam genggamanmu..
Tapi, kau menyukainya..
Merasa ia bagian dari hidupmu..
Walau untuk beberapa saat kau sadari itu bukan lah milikmu..
Lalu, apa impianmu Joong Ki-ah?
Impianku adalah apa yang ingin kuwujudkan hari ini eomma..
Ne?
Memenangkan pertandingan nasional pertamaku dan …
Dan??
Menjadi short track skater yang hebat eomma..
~o~o~
Kwang Soo
pun muncul dari arah kamar nya seperti nya ia baru bangun tidur . Dan ia kaget
melihat Joong Ki telah berpakaian rapi, iapun melihat jam dinding yang ada di
depan nya . Jam itu baru menunjukan pukul 05.00 KST dan sahabat nya itu telah
siap untuk pergi entah kemana .
“apa yang
hendak hyungmu itu lakukan Jin Ki-ah?”
“hyungku
ingin pergi menemui Kang ulsanim hyung”
Kwang Soo
sedikit terkejut Jin Ki menyebut nama itu . Sebuah nama yang tak begitu asing
di telinganya .
“nugu?”
“Kang
ulsanim, waeyo?”
“kang
ulsanim”, Kwang Soo mengejanya, “anieyo, rasanya nama itu tak asing di
telingaku”
“tentu tak
asing kau pasti pernah mendengar namanya lebih dari sekali Kwang Soo-ya”
“ne?”
“dia yang
pernah jadi penyelamat hidupku..”
“jadi dokter
itu?”
“ne, dia
orangnya, yah dia sudah ku anggap seperti hyungku sendiri Kwang Soo-ya”
“oh, ne
arasseo”
“tetapi, ada
urusan apa kau ingin menemui nya joong ki-ah?”
“kau akan
tahu nanti Kwang Soo-ya”
“ne?”
“urusan
kecil yang dulu belum sempat ku selesaikan”
“kau
membuatku makin bingung joong ki”
~
Perlahan-lahan
Ji Hyo membaca tulisan yang telah dituliskan seseorang disebuah kertas dengan rapi, sembari tersenyum
sedih ia buka kertas itu dari sebuah amplop putih yang telah menunggu Ji Hyo
untuk segera membaca nya . Sebuah surat yang kini berada di atas meja yang ada
di hadapan nya saat ini .
“tentang sebuah masa dimana aku dapat hidup
dengan bahagia bersama anak sebayaku lainnya…
tentang sebuah masa dimana aku memperoleh
sebuah ketulusan yang sebenarnya dari orang-orang yang benar-benar mencintaiku…
sebuah masa dimana aku masih mempunyai yang
namanya harapan unyuk mengejar impian yang kuimpikan…
meski pada akhirnya saat-saat seperti itu
tak pernah ku temukan kembali aku masih bersyukur ketika perpindahanku dari
masa itu membawaku padamu…
menemukan dunia lain, yang membuatku
menemukan kebahagiaan lain, dan menemukan alasanku untuk terus hidup dan
tersenyum...
tetapi, saat ini aku begitu lelah setelah
satu persatu alasan untuk hidup dan tersenyum telah gugur selangkah demi
selangkah...
bila semua nya telah lenyap secara sempurna
. Mungkin itu kali terakhirku untuk bertahan jadi jangan salah kan aku bila,
kesempatanmu melihat senyum terakhirku adalah ... masa lalumu .”
~ Song Joong
Ki, who loves you everytime and always back for you
Tes .
Setetes air mata yang tadi menggenangi pelupuk mata Ji Hyo perlahan-lahan jatuh
menuruni pipinya yang sejak ia mulai membaca surat itu mulai memucat . Melihat
kata demi kata yang tertera dalam surat itu menjadi pukulan berat baginya . Hal
tersebut membuat tubuh Ji Hyo bergetar dan memperdalam isakannya “mengapa kau
begitu bodoh” . Ji Hyo benar-benar tidak menyangka akan jadi seperti ini .
~
Joong Ki memasuki
sebuah bangunan yang dulu, begitu akrab dengannya . Mengunjungi bangunan yang
ada di tempat ia berdiri saat ini dahulu adalah rutinitasnya sehari-hari .
Terlalu sering memasuki bangunan tersebut, membuatnya menjadi begitu akrab
dengan pemandangan sekitar dan berbagai jenis orang yang mengisinya, sebuah
tempat dimana jadi rumah kedua nya kala itu . Terkadang Joong Ki bingung
sendiri karena tanpa sadar ia sering mengunjungi tempat itu tanpa rencana
berarti . Hanya melangkahkan kaki, dan tanpa ia sadari sering kali ia kembali
mengunjungi tempat ini . Seperti ada keterikatan antara dirinya dan tempat yang
ada di hadapan nya saat ini .
Sudah lama
ia tidak kembali memasuki bangunan ini . Kecuali beberapa hari lalu, saat ia
kembali secara tidak sadar memasuki bangunan itu . Biasa nya ia hanya
berjalan-jalan di luar bangunan itu dan seakan enggan untuk memasuki bangunan
itu kembali .
Beberapa
orang perawat yang sedang berada di taman yang seperti mengenalinya tersenyum
kearahnya, begitu pula beberapa orang suster yang nampaknya sedang mengurus
pasien, dan menemani pasien-pasien itu berjalan-jalan di depan bangunan rumah
sakit itu .
Ketika ia
mulai melangkahkan kakinya memasuki gedung itu seseorang yang nampaknya
seseorang suster itu tersenyum dan menyapanya .
“Annyeong
Haseyo Song Joong Ki-sshi wah sudah lama kau tidak datang kemari”
“Annyeong
suster Lee iya begitulah aku terkadang masih mengingat saat-saat itu”
“oh, sudah
lah ada apa kau datang kemari, apa adikmu sakit ?”
“aniyo
suster, aku hanya ingin menemui seseorang”
“apa kau
ingin menemui dokter Kang?”
“ne, benar
suster, wah bahkan sekarang kau sudah pandai meramal”
“ckk.. kau
ini tunggulah sebentar nampaknya dokter masih menangani operasi tinggalah dulu
disini tapi, mianhae joong ki-sshi aku harus pergi aku masih ada kerjaan”
“ah, ne
terima kasih suster”
“Annyeonghi
Gaseyo”
Suster Lee
membungkukan dan tersenyum ramah sebelum meninggalkan Joong Ki .
“ne,
suster.”
Joong Ki pun
membalas membungkuk dengan hormat kearah suster itu dan tersenyum hingga suster
itu pergi .
Joong Ki
memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar rumah sakit untuk melihat-lihat
sembari menunggu dokter Kang, yang masih sedang menangani operasi . Saat
melihat pasien yang sedang dirawat di rumah sakit itu kembali terkenang olehnya
saat-saat dimana Joong Ki juga merasakan hal yang sama, ia pernah menjadi
pasien dari rumah sakit ini . Dan memerlukan waktu yang cukup lama agar dapat
kembali pulih dan dapat menghirup udara sebagai orang normal .
~
Di sebuah
rumah tampak seorang yeoja tengah bersiap-siap seolah ia akan mengunjungi
seseorang yang sangat penting . Ia seperti kebingungan dengan baju apa yang
harus ia kenakan agar orang yang akan ditemuinya menyukai apa yang ia kenakan .
Menguras isi lemari pakaiannya dan mencoba baju itu satu persatu seakan tidak
ada pakaian yang sepadan untuk orang yang akan ia temui . Biasa nya gadis itu
tidak pernah mengalami hal seperti ini hanya saja entah mengapa hari ini ia
begitu kebingungan perihal sepele, seperti pakaian yang akan ia kenakan .
Pada
akhirnya pilihannya jatuh pada sebuah dress casual semata kaki berwarna coklat
tua yang sangat cocok untuk nya dan membuatnya tampak begitu anggun, dan ia
kenakan sebuah Jaket panjang yang menjulur ke bawah berwarna biru gelap .
Membuat nya tampak begitu cantik .
Setelah
selesai berdandan Chae Won bersiap untuk keluar rumah dengan wajah ceria .
“kau mau
kemana Chae Won-ah?”
“aku ingin
pergi ke rumah Joong Ki oppa”
“kenapa kau
seceria itu jangan bilang kau ?”
Chae Won
hanya tersenyum malu, dan pipnya kemudian berwarna merah merona, membuat
oppanya menggeleng tak percaya dengan tingkah adiknya itu .
“aniyo oppa,
mungkin benar apa yang kau katakan hanya saja..”
“hanya
saja?”
“aku tidak
bisa percaya semudah itu . Aku yakin itu pasti dia”
“apa kau
sudah mengingat semua nya ?”
“belum tapi
aku percaya akan segera mengingat semua itu bila aku terus bersama Joong Ki
oppa”
“bagaimana
kau bisa begitu yakin itu dia sementara kau belum menemukan ingatan mu kembali
Chae Won-ah”
“hanya saja
aku merasa ada sesuatu di kepalaku saat aku melihat wajah itu oppa”
~
Terdengar
derap langkah kaki seseorang . Joong Ki pun membalikan badannya ketika langkah
itu terdengar semakin mendekat, setelah melihat orang yang datang tersebut,
Senyum Joong Ki pun mengembang .
“annyeong
haseyo ulsanim”
“annyeong
Joong Ki-ah”
Dokter itu
tersenyum melihat keberadaan Joong Ki di tempat itu . Dokter Kang yang berbeda
usia tak begitu jauh dengan Joong Ki itu telah menganggap Joong Ki sebagai
adiknya sendiri .
“apakah kau
sedang sibuk hari ini hyung ?”
“aniyo,
hanya ada beberapa operasi dan aku baru saja menyelesaikan satu, jadi aku rasa
sekarang aku tidak begitu sibuk”
Ucap Kang
Gary sembari melihat jam yang ada di tangannya .
“oh, begitu,
baiklah apa kah kau sekarang ada waktu untuk berbicara denganku?”
“arasseo,
tentu saja, mana mungkin aku tidak memiliki waktu untuk dongsaeng kesayanganku”
“ah, kau
bisa saja hyung”
“ah,
bagaimana kalau kita sekarang berbicara di ruanganku saja”
“ah,
baiklah, jeongmal gomawo hyung”
Mereka pun
berjalan menuju ruangan Gary yang berada tidak begitu jauh dari tempat tadi
mereka bertemu . Sebuah ruangan yang menghadap langsung ke taman . Adalah
permintaan khusus Gary pada pihak rumah sakit agar membiarkan ruangannya di
setting seperti itu . Hal itu karena pemandangan yang indah dapat melepaskan
sejenak penat nya setelah bekerja seharian, dan membuat para pasien yang
mengalami masalah khusus seperti Joong Ki, misalnya selain memperoleh
pengobatan fisik juga memperoleh pengobatan batin berupa ketenangan fikiran
saat melihat hijau nya rumput dan tumbuh pula bunga warna-warni di taman itu
yang sangat menentramkan mata dan jiwa .
Memasuki
ruangan itu membuat Joong Ki, kembali tersenyum sedikit sedih . Dimana di
ruangan itu lah dulu ia biasa nya memperoleh perawatan dari dokter Kang selama
waktu yang tidak bisa dibilang sebentar .
“sudah
sangat lama kau tidak datang ke rumah sakit ini erm memasuki ruangan ini
maksudku”
“ne, benar
hyung”
Ucap Joong
Ki sedikit menerawang .
“beberapa
hari yang lalu, kenapa tiba-tiba kau datang ke rumah sakit ini ?”
“ne?”
“beberapa
hari yang lalu saat kau datang dengan menggendong seorang gadis dan temanmu itu
... siapa namanya ?”
“Lee Kwang
Soo hyung nama teman bahkan sahabatku itu adalah Lee Kwang Soo”
“ohiya Kwang
Soo kau pernah menceritakannya beberapa kali bukan ?”
“ne, tapi
dia belum sempat untuk bertemu denganmu sekalipun”
“ya, benar
belum pernah aku melihat nya kecuali saat itu aku hanya pernah melihat fotonya
sekali, ngomong-ngomong siapa gadis yang saat itu kau bawa ke rumah sakit ini
?”
“nde hyung ?
oh, dia tetangga baru kami, tiba-tiba dia pingsan ketika dia berkunjung ke
rumah kami”
“kau kenal
dia?”
“aniyo aku
hanya pernah bertemu sekali dengannya ketika ia berkunjung ke rumah kami saat
itu ia baru saja memperkenalkan dirinya dan saat kami baru selesai berkenalan
tiba-tiba ia pingsan”
“oh, begitu
aku kira kau kenal baik dengan gadis itu apakah Joong Ki atau Kwang Soo
mengenal yeoja itu dengan baik?”
“aniyo
memangnya kenapa hyung? Kami benar-benar baru mengenalnya saat itu . Kecuali
Jin Ki, sudah mengenalnya beberapa hari lalu, itu pun tidak berarti mereka
saling mengenal baik saat ini”
“oh,
begitu..”
“memangnya
ada apa hyung ? mengapa kau terus bertanya tentang gadis itu ?”
“tidak, aku
hanya bertanya saja Joong Ki-ah”
“kau belum
menikah hyung ? atau kini kau sudah memiliki pacar ?”
Gary hanya
tersenyum mendengar pertanyaan yang baru saja ditanyakan oleh Joong Ki .
“seperti
yang kau lihat saat ini aku masih sendiri bukan ?”
“ah,
terlihat dari wajahmu kau berbohong padaku hyung kau memang tidak pandai
membohongiku dan orang-orang sejak dulu, masih sama, sama seperti dulu, apakah ada
suster di rumah sakit ini yang menarik perhatianmu hyung?”
“yak jinja??
Aku memang tidak bisa membohongimu dan tidak pandai berbohong . Sejujurnya aku
sudah memiliki kekasih dan akan segera menikah beberapa bulan lagi, bahkan kami
sudah bertunangan minggu lalu, Joong Ki-ah, ais kau bahkan tidak datang di hari
pertunanganku”
“cukhae
hyung tapi, apa benar kau mengundangku? Aku tidak mendapat undangan darimu
hyung”
“jeongmal?
Tapi aku mengirimimu undangan dan sebuah buket bunga apa kau tidak menerimanya?”
“aigoo aku
menerima buket bunga itu tapi, aku tidak tahu kalau undangan itu ada disitu,
jeongmal mianhae hyung”
“bagaimana
bisa? Ya sudah lupakan saja, sepertinya ada urusan penting hingga kau datang
kemari?”
“sejujurnya
da yang ingin aku bicarakan padamu”
“ne, aku
sudah tahu, kau sudah mengatakannya tadi, tapi apa yang ingin kau bicarakan
padaku joong ki-ah?”
“hyung, aku
tidak ingin jadi pengecut aku ingin bisa melupakan semua nya aku ... ingin
melawan rasa takutku akan kenangan menyedihkan itu . Mau kah kau menjadikan
asistenmu?”
“ne? apa kau
yakin ? dengan menjadi asistenku kau mungkin akan banyak melihat kasus-kasus
yang tidak jauh berbeda darimu, apakah kau sudah siap?”
“ne, hyung
aku sungguh siap saat ini”
~
Chae Won
berjalan tanpa melepaskan senyum dari wajah nya . Ia terus melangkahkan kakinya
dengan ceria menuju rumah Joong Ki, dengan buah-buahan yang ada di tangannya .
Melihat rumah Joong Ki telah berada dalam jangkauannya ia mempercepat
langkahnya seakan tidak bisa lagi berjumpa dengan si pemilik rumah bila ia
tidak segera tiba di rumah itu . Ia terus berjalan dengan gembira saat akan
tiba di rumah yang terlihat sangat asri itu .
“annyeong
haseyo”
Ucap Chae
Won sembari mengetuk pintu rumah Joong Ki . Dan menanti seseorang akan
membukakan pintu untuknya .
“annyeong”
Pintu pun
terbuka keluar Jin Ki untuk melihat siapa orang yang baru saja mengetuk pintu
rumah nya .
“Chae Won
noona?”
“ne, Jin Ki”
“ayo masuk
noona”
“ne, terima
kasih”
“kau sudah
terlihat jauh lebih sehat noona”
“aku sudah
jauh lebih baikan saat ini Jin Ki-ya”
“oh,
arasseo, kapan kau pulang dari rumah sakit ?”
“kemarin
pagi aku pulang dari rumah sakit Jin Ki-ya”
“kenapa kau
tidak menghubungi kami?”
“ah, mianhae
tapi, aku rasa hanya kan merepotkan bila aku memberitahu kalian”
“aigoo tentu
kami tidak merasa direpotkan sama sekali noona”
“ah, terima
kasih gomawo karena kalian telah berbaik hati membawaku ke rumah sakit hari itu
tapi mengapa sepertinya rumah sakit itu bukan rumah sakit terdekat dari sini?”
“benar noona
Joong Ki hyung yang membawamu ke rumah sakit itu seperti nya rumah sakit itu
memberi pelayanan terbaik dari rumah sakit terdekat, aku rasa begitu”
Mendengar
jawaban Jin Ki membuat Chae Won tersipu malu, membuat Jin Ki tersenyum ke
arahnya .
“mengapa kau
tersenyum seperti itu ?”
Goda Jin Ki
pada Chae Won .
“aniyo”
Elak Chae
Won . Elakan yang makin membuat Jin Ki semakin yakin akan perkiraannya .
“mengakulah
noona..”
“ais kau
ini”
~
Terdengar
sebuah nada dering berbunyi dari saku Gary, melihat nama yang tertera yang ada
di layar smartphonenya Gary tersenyum . Membuat Joong Ki dapat menebak siapa
yang sedang menelepon Gary saat ini .
Terdengar
orang di telpon itu mengucap salam pada Gary .
“yeoboseyo,
aigoo tumben kau menelponku disaat jam kerja seperti ini chagiya?”
“nanti malam
? tentu aku waktu”
“baiklah aku
akan menjemputmu tunggu aku ingat jangan berangkat tanpaku”
Terdengar
sambungan telpon telah diputus . Gary hanya mampu tersenyum setelah mendapat
telpon dari seseorang yang sepertinya adalah tunangannya .
“ais kalian
bermesraan di depanku eoh ?”
Ucap Joong
Ki pura-pura kesal karena merasa diacuhkan . Karena ketika Gary berbicara
ditelpon tadi, dokter itu benar-benar melupakan kebaradaan Joong Ki, sedang
kasmaran rupanya dokter satu itu sehingga nampaknya tadi, dunia serasa milik
berdua, walau hanya berbicara pembicaraan yang singkat .
“ommoo,
bermesraan katamu? Bukan kah kami hanya berbicara sebentar saja eoh?”
“ais baiklah
hyung nampaknya itu tunangan yang tadi kau bicarakan apakah aku mengenalnya”
“Hhhaa,
tebalanmu benar Joong Ki-ah aku tidak tahu, kau mengenalnya atau tidak”
“memang
siapa namanya hyung nama gadis sial, yang mendapatkan hatimu itu”
“ais kau ini
terus saja, meledek hyungmu yang tampan ini”
“ya, baiklah
siapa nama gadis beruntung yang berhasil memiliki hati hyungku yang tampan ini
? sudah puas kau sekarang hyung ?”
Ucap Joong
Ki, dengan nada kesal yang di buat-buat
“ais Hhhaa..
namanya adalah ... tunggu sebentar Joong Ki-ah ada pesan masuk”
“oh...”
“Joong Ki-ah
sepertinya aku tidak bisa disini lebih lama, ada pasien yang harus segera ku
tangani”
“ah,
baiklah”
Gary pun
berlalu dengan begitu terburu-buru .
Setelah Gary
berlalu entah mengapa wajah Joong Ki terlihat sedikit muram .
“baiklah
noona bila kau memilih pergi aku mungkin akan memilih jalan yang sama denganmu,
pergi dengan caraku, bila kali ini aku sanggup bertahan mungkin kau akan
melihatku lagi, namun bila aku tidak mampu menghilangkan trauma itu dan kembali
terseret dalam dunia menyedihkan itu aku sudah siap, saat nanti apa bila kau
memutuskan untuk kembali . Kau akan menemukan benar-benar Song Joong Ki yang
berbeda . Song Joong Ki yang bahagia sangat bahagia karena hidup sebagai
manusia normal, yang tidak memiliki kenangan buruk apapun karena Joong Ki yang
dulu, sering kali trauma akan beberapa telah mengalahkan ketakutannya . Atau
kau akan menemukan Joong Ki, yang sangat menyedihkan.....”
“atau
bahkan, kau tidak akan pernah menemukan keberadaanku lagi, bukan hanya tidak
bisa, menemukan senyumku seperti yang kutulis dalam surat itu...”
*To Be Continued~