Senin, 27 April 2015

Senarai Blog: Istilah yang sering digunakan dalam Kisah Harry Potter

Annyeonghaseyo yeorobeunnnnnn:)

Kembali mengubrak-abrik masa lalu yang pernah jadi bagian hidup nih...

Entah kenapa lagi pengen curhat tentang betapa kerennya mommy  Jo yang sukses menciptakan karakter Harry Potter, yang cukup mengguncang dunia.

Seingatku ide tentang Harry Potter lahir di sebuah pada rumput pada saat perjalanan mommy Jo dari Manchester-London apa London-Manchester ya? Apa bukan dua-duanya? pokoknya gitu deh.
Pokoknya disana mommy Jo kayak ngebayangin karakter penyihir gitu yang pada akhirnya kita kenal sebagai Harry Potter:)

Surname 'Potter' itu adalah Surname tetangganya mommy Jo yang dianggep unik gitu:)

Entah kenapa naega berpikiran kok bisa ya, ada cerita yang punya struktur kuat banget dan dijelaskan dengan cara tersirat yang membuat kita tuh kadang ngerasa takjub banget.

Cerita Harry Potter punya berbagai macam 'istilah' yang cuma para penggemar yang menyelami dunia Harry Potter yang mungkin bisa dibilang mengerti dan paham secara jelas.

Kayak contohnya kata-kata di bawah ini chingunim:)

1.Muggle

Muggle disini diartikan sebagai 'manusia biasa' seperti kita yang gak punya kekuatan sihir apa-apa.

Contoh dari Muggle itu : Bibi Petunia, Paman Vernon.

2. Squib

Squib disini adalah golongan yang orang tuanya punya kemampuan sihir tapi diri kita sendirinya justru gak punya kemampuan sihir apapun.

Contoh dari Squib itu : Mrs. Figg

3. Darah Murni

Darah murni disini adalah golongan yang orang tuanya dua-duanya penyihir dan kita sebagai anaknya juga penyihir.

Contoh dari Darah Murni itu : Keluarga Weasley, Keluarga Malfoy

4. Darah Campuran

Darah Campuran disini adalah golongan yang orang tuanya campuran penyihir atau kedua orang tuanya penyihir tapi salah satu orang tuanya adalah keturunan Muggle.
Sebenarnya agak susah juga sih jelasin gimana jelasnya darah campuran ini, simpelnya gini deh, orang yang punya kemampuan sihir punya ayah darah murni dan punya ibu muggle, atau sebaliknya, atau orang yang punya kemampuan sihir punya ayah yang darah murni dan punya ibu yang penyihir tapi kakek neneknya yang berasal dari ibunya muggle.

Contoh dari Darah Campuran di cerita Harry Potter ini punya peran yang paling penting naega rasa yaitu : Harry Potter, Severus Snape, Tom Riddle

5. Darah Lumpur

Darah lumpur disini adalah golongan yang orang tuanya kedua-duanya muggle dan kita sebagai anaknya justru punya kemampuan sihir atau disebut penyihir.

Contoh dari Darah Lumpur di cerita Harry Potter itu : Hermione Granger, Lily Potter

6. Hogwarts

Hogwarts adalah nama sekolah sihir yang terletak di Inggris. Harry Potter sekolah di sekolah sihir ini. Bangunannya keren semacam kayak bangunan tua, kayak kastil tua yang kokoh gitu keren deh.

Praktikum Kesembilan Sosiologi Umum- LSM dan Negara

Just for Reference ya....


M.K. Sosiologi Umum (KPM 130)                                          Rabu, 12 November 2014
Praktikum ke-9                                                                         R.K. CCR 2.16/Q.09.2

Chairunnisa/G54140016
LSM dan Negara
Oleh:
Philip Eldridge

Asistem Praktikum :
1.      Dyah Utari (I34110060)
2.      Nurul Rizki (H44140099)

Analisis:
 
1.      Persamaan dan perbedaan

No
Aspek Kajian
Pemerintah
LSM
1
Persamaan
Pemerintah dan LSM pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mensejahterakan rakyat pada umumnya.

Pemerintah dan LSM pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mensejahterakan rakyat pada umumnya.
2
Perbedaan
a.       Tujuan
b.      Cara Pencapaian
Tujuan:

Memiliki tujuan utama untuk mewujudkan pembangunan nasianal demi tercapainya masyarakat yang sejahtera serta terciptanya negara yang adil dan makmur.




Cara Pencapaian:

§  Cenderung lebih sering berteori dengan mengeluarkan berbagai peraturan dan juga kebijakan daripada melakukan aksi langsung.


§  Lebih mementingkan birokratisasi.

§  Pemerintah pada umumnya memiliki formalitas pada struktur organisasionalnya.
Tujuan:

Sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat, dibentuk untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat dan menjadi pengeras suara masyarakat untuk menyuarakan tuntutan perubahan kebijaksanaan kepada pemerintah (negara).

Cara Pencapaian:

§  LSM lebih mewujudkan melalui suatu gerakan atau aksi langsung.

§  LSM lebih bersifat partisipatif dan debirokratif atau tidak begitu mementingkan birokratisasi serta lebih mementingkan aspirasi masyarakat.

§  Tingginya tingkat informalitas yang diadopsi LSM/LPSM dalam bentuk struktur organisasional.

2.      Birokratisme dan bukti birokratisme dalam pemerintah

Birokratisme merupakan sebutan untuk anggota birokrasi yang bertindak berbeda dengan maksud sebenarnya (Soekanto,1983). Gejala ini kemudian bercampur dengan persoalan lain, seperti korupsi dan nepotisme.

Birokratisme seringkali terjadi dalam pemerintahan hal tersebut dapat terlihat dari tindakan yang dilakukan oleh sekertaris kabinet (Sekkab) yang di dalam bacaan dijelaskan hubungannya dengan donor luar negeri seringkali mereka (Sekkab) tidak mengikuti prosedur yang berlaku seperti keketatan persyaratan yang tak harus dipenuhi pada setiap tahap serta laporan periodik beserta pertanggungjawaban keuangan kepada Sekkab umumnya telah dianggap memadai dan dari hal tersebut dapat terlihat adanya kecurangan yang dilakukan oleh Sekkab tersebut.

3.      Apakah jejaring dalam LSM dapat digolongkan dalam bentuk alternatif birokrasi? Berikan alasan

LSM dapat digolongkan ke dalam bentuk alternatif birokrasi hal ini dikarenakan memiliki pengorganisasian pengelolaan kegiatan dalam bentuk yang mirip dengan jejaring kolaborasi. Hal ini dilihat dari LSM yang juga memperjuangkan kepentingan bersama. LSM juga tergolong dalam Organisasi Non Pemerintah yang berjuang membela kepentingan masyarakat.

Praktikum Ketujuh Sosiologi Umum- Model Kelembagaan Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Alam Produksi



Just for Reference ya....

M.K. Sosiologi Umum (KPM 130)                                          Rabu, 15 Oktober 2014
Praktikum Ke-7                                                                       R.K. CCR 2.16/Q.09.2

Chairunnisa/G54140016

Model Kelembagaan Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Alam Produksi

Oleh:

Djuhendi Tadjudin

Asisten Praktikum:

1.      Dyah Utari (I34110060)
2.      Nurul Rizki (H44120099)
 


Analisis :

1.      Kelembagaan Menurut Upchoff (1992)

Memiliki sistem kelembagaan berupa pengelolaan hutan alam produksi, yang berkonsep pada, pemerintah yang dijadikan pedoman keutuhan hutan dan sebagai kontrol sosial bagi masyarakat lokal, pemerintah dan swasta, dalam berperilaku terhadap pengelolaan hutan hasil produksi.

a.       Sektor Public

v  Pengelolaan hutan yang dilakukan oleh masyarakat lokal.

Alasannya : pengelolaan hutan oleh masyarakat lokal mencakup administrasi dan pemerintah lokal yang dilakukan dengan birokrasi dan organisasi politik sebagai bentuk organisasi yang mutakhir dan juga lebih bersifat untuk umum, dan untuk wilayah lokal setempat sehingga dapat digolongkan ke dalam sektor public.

v  Pengelolaan HKM dari pemerintah oleh masyarakat.

Alasannya : pengelolaan HKM dari pemerintahan oleh masyarakat juga, telah memiliki birokrasi dan organisasi politik sebagai bentuk organisasi yang mutakhir dan bersifat umum, untuk masyarakat luas, dan bukan dengan tujuan untuk mencari keuntungan, sehingga dapat digolongkan ke dalam sektor public.

v  Kelembagaan pemerintah yang mengatur pengelolaan hutan produksi.

Alasannya : kelembagaan pemerintah yang mengatur pengelolaan hutan produksi ini telah mencakup administrasi lokal dengan birokrasi dan organisasi politik sebagai bentuk organisasi uang mutakhir.

b.      Sektor Partisipatory

v  Pembentukan koperasi sebagai prasyarat untuk memperoleh HPHKM,

Alasannya : tumbuh dan dibangkitkan oleh masyarakat secara sukarela, koperasi merupakan salah satu dari bagiannya.

c.       Sektor Private

v  Pengelolaan hutan oleh swasta.

Alasannya : merupakan bentuk swasta yang bertujuan mencari keuntungan.

2.      Norma-norma yang mengatur perilaku orang-orang dalam kelembagaan tersebut.

a.       Cara

v  Larangan merusak hutan.

Adanya cara-cara yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah dalam pengelolaan hutan hasil produksi serta sumber daya yang ada di dalamnya.

b.      Kebiasaan

v  Adanya kontrol pemerintah terhadap pengelolaan sumber daya.

c.       Tata Kelakuan

v  Pakaian khas Badui yang berwarna hitam serta ikat kepala biru.

d.      Adat Istiadat

v  Adat Badui.

Memiliki ikatan yang kuat sebab : masyarakat Badui dari waktu ke waktu senantiasa mempertahankan norma yang berlaku di wilayah tempat tinggal mereka dan hal yang telah menjadi kebiasaan tersebut telah melekat dalam diri setiap individu masyarakat Badui karena mereka menganggap norma yang berlaku memang telah menjadi bagian dari kehidupan mereka.

3.      Kelembagaan sosial yang telah diidentifikasi tersebut dapat berfungsi sebagai kontrol sosial sebab : pemerintah yang dijadikan pedoman dalam menjaga keutuhan hutan hasil produksi serta terjadinya kontrol sosial tersebut melalui peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah, control sosial sendiri dapat berupa upaya-upaya preventif atau represif, atau keduanya, dalam dalam bacaan tersebut hal itu telah tercipta melalui kinerja yang dilakukan oleh pemerintah.


Praktikum Kelima Sosiologi Umum- Ompu Monang Napitupulu Ingin Sederhanakan Budaya Batak || Kehidupan Suku Dayak Kenyah dan Modang Dewasa Ini



M.K. Sosiologi Umum (KPM 130)                                          Rabu, 1 Oktober 2014
Praktikum ke-5                                                                        R.K. CCR 2.16/Q.09.2

Chairunnisa/G54140016

Ompu Monang Napitupulu Ingin Sederhanakan Budaya Batak
Oleh:
Arbain rambey
dan
Kehidupan Suku Dayak Kenyah dan Modang Dewasa Ini
Inventarisasi Sebuah Proses Pemiskinan
Oleh:
Franky Raden

Asisten Praktikum:

1.      Dyah Utari (I34110060)
2.      Nurul Rizki (H44120099)

 


Ikhtisar :

Bacaan 1

Masyarakat Medan dibombardir dengan berita tentang pengusiran perusahaan yang merusak lingkungan Bona Pasogit. Lingkungan Bona Pasogit adalah bahasa sub-etnik Batak Toba untuk menyebut daerah tempat tinggal mereka di Sumatera Utara, tepatnya di sekitar Danau Toba. Pemasang iklan itu tak lain adalah Parbato yang diketuai oleh Ompu Monang Napitupulu, yang bernama asli Daniel Napitulu, Nama itu tercipta setelah ia menjadi kakek dari Monang Napitupulu. Batak Toba bukanlah satu-satunya sub etnis dari suku Batak, sub-etnik Batak lainnya adalah Batak Angkola, Batak Mandailing, Batak Simalungun, Batak Pakpak (atau Dairi) dan Batak Karo. Meski kalau berbicara di luar lingkup orang Batak sendiri istilah batak lebih merujuk hanya pada Batak Toba ini saja.

Watak keras khas Batak dimiliki oleh Ompu Monang, dilihat dari kata-kata kerasnya kepada berbagai media massa menyangkut kelestarian lingkungan. Namun dibalik sikap keras yang dimiliki Ompu Monang, ia menyimpan banyak kehangatan khas Batak. Ia menjelaskan bahwa kehangatan keluarga adalah yang utama dalam kebudayaan Batak sebagai contohnya adalah nama yang ia sandang, yang berarti kakek dari cucunya yang bernama Monang, merupakan karena ia merasa kehadiran cucu adalah suatu berkah dan rahmat yang luar biasa.

Kehangatan kekerabatan dalam budaya Batak tak hanya perkara nama tapi juga dalam upacara perkawinan. Terdapat sisi positif dan juga sisi negatif dalam kebudayaan Batak tersebut. Sisi positifnya adalah rasa saling memiliki antar hubungan kekerabatan sehingga adanya rasa tanggung jawab yang besar sehingga hampir dikatakan tidak ada orang batak yang pendidikannya terlantar dan mengalami buta huruf, jumlah dokter di Indonesia paling banyak pun berasal dari sub-etnik Batak Toba, hal itulah yang dituturkan oleh Ompu Monang dengan penuh keyakinan. Sementara sisi negatifnya adalah terjadinya pemborosan dalam hal waktu dan uang.

Bacaan 2

Pada awal bulan maret dilakukan sebuah perjalanan yang bertujuan awal untuk melihat dan mempelajari bentuk-bentuk keseniandari suku Dayak kenyah dan Modang, di daerah pedalaman Kalimantan Timur. Namun ternyata kesenian tersebut tidak bisa dilihat dalam artian bukanlah suatu peristiwa khusus seperti pada masyarakat kota yang modern, namun harus diikuti secara terus-menerus dengan kita ikut berbagai kegiatan dari masyarakat suku Dayak dan Modang.

Dilihat sepintas lalu, kehidupan mereka nampak berkecukupan namun kenyataannya bukanlah seperti itu karena besarnya biaya transportasi dan posisi mereka yang begitu jauh dari kota, membuat mereka sangat tergantung pada perahu aging dengan para tengkulak yang membeli hasil pertanian dengan harga terlalu rendah bahkan menggunakan taktik barter sehingga harga barang yang mahal secara psikologi menjadi tidak terasa. Taktik seperti itu dan juga taktik ijon yang pada akhirnya membuat masyarakat suku Dayak hanya mampu menggunakan hasil pertanian tersebut untuk makan sehari-hari. Kondisi perekonomian tersebutlah yang pada akhirnya mengakibatkan kegoncangan dan memojokan suku Dayak

Akibat dari adanya desentralisasi kesenian menjadi terpisah dengan kehidupan sehari-hari mereka. Sementara itu disisi lain infiltrasi kesenian kota mendapat sambutan hangat dari kalangan orang-orang muda, yang mengakibatkan semakin adanya jarak antara mereka dengan tradisi. Suku Dayak ini jealslah merupakan suatu tipologi masyarakat yang sangat unik. Mereka datang lengkap dengan roh dan materi kultur tradisi mereka sekaligus. Dan masalahnya adalah terjadinya benturan system nilai mereka dari kota. Dan adanya penguasa-penguasa hutan merupakan faktor tambahan yang bisa dibilang yang terjahat yang menimpali kegoncangan dalam kehidupan masyarakat suku Dayak. Dalam suatu masyarakat tradisional seperti suku Dayak inilah yang menyebabkan masyarakat suku Dayak mengalami kekhaosan atau makin tenggelam, makin miskin, bukan hanya material tapi juga spiritual.

Analisis:

1.       Pengertian jaringan sosial menurut Calchoun

Jaringan sosial adalah jejaring hubungan dintara sekumpulan orang yang saling terkait bersama, langsung atau tidak langsung, melalui beragam komunikasi dan transaksi diantara mereka.

Jaringan sosial dapat dianalisis pada aspek-aspek sebagai berikut:

1.      Keragaman tipe, jaringan orang-orang yang terkait melalui persahabatan, frekuensi interaksi, percakapan tempat kerja, kedekatan tempat tinggal.
Contoh keragaman tipe yang ada pada bacaan pertama adalah:

v   Dalam kekerabatan suku batak adanya sebuah perkawinan yang akan banyak memiliki nama pengundang akibat kekerabatannya yang begitu kuat.
v   Hubungan antara Ompu Monang dengan cucunya, serta keluarganya yang lain, terjalin karena adanya hubungan keluarga.
v   Hubungan antara Ompu Monang dengan masyarakat Batak yang lainnya dikarenakan kesekatan tempat tinggal diantara mereka.

Contoh keragaman tipe yang ada pada bacaan kedua adalah:

v  Hubungan antara masyarakat Dayak Kenyah dan Modang karena kedekatan tempat tinggal.

2.      Keragaman bentuk ikatan menurut kekuatannya (kuat atau lemah), ikatan yang kuat biasanya berlangsung pada kontak yang lebih sering, intesitas emosional yang lebih dekat atau keintiman, dan memiliki perhatian yang lebih besar, misalnya waktu.
Contoh keragaman bentuk ikatan menurut kekuatannya (kuat atau lemah) pada bacaan pertama adalah:

v  Ikatan yang terjadi antara Ompu Monang dan cucunya, atau keluarganya yang lebih kuat dibanding dengan yang lainnya, karena seringnya fekuensi pertemuan diantara mereka.
v  Ompu Monang yang begitu mencurahkan perhatiannya pada masyarakat batak dan perihal lingkungan sehingga terjadi ikatan yang kuat diantaranya.

Contoh  keragaman bentuk ikatan menurut kekuatannya (kuat atau lemah) pada bacaan kedua adalah :

v  Adanya ikatan kuat yang terbentuk karena penulis begitu mencurahkan perhatiannya terhadap keseharian suku Dayak Kenyah dan Modang.

3.      Keragaman bentuk ikatan menururt tingkat simetrinya (simetri atau asimetri), adalah seatra atau tidak setara dalam karakteristik tertentu misalnya umur, pendidikan dan pendapatan.

Contoh keragaman bentuk ikatan pada bacaan pertama adalah:
v  Asimetri, yaitu adanya hubungan yang tidak setara antara Ompu Monang dengan keluarganya dalam segi umur.
v  Asimetri, yaitu adanya hubungan yang tidak setara antara Ompu Monang dengan masyarakat Batak lainnya dala segi umur, pendidikan, maupun pendapatan.
v  Asimetri, yaitu adanya hubungan yang tidak setara antara Ompu Monang dengan anggota dari Parbato dalam segi umur, maupun pendididikan

Contoh keragaman bentuk ikatan menurut tingkat simetrinya (simetri atau asimetri) dalam bacaan kedua adalah:

v  Simetri, yaitu adanya hubungan yang setara antara masyarakat Dayak dalam hal berupa pendapatan, maupun pendidikan.
v  Asimetri, yaitu adanya hubungan yang tidak setara antara para masyarakat Dayak dan para tengkulak dalam hal pendapatan.
v  Asimetri, yaitu adanya hubungan yang tidak setara antara penulis dan masyarakat Dayak Kenyah dan Modang dalam hal pendapatan maupun pendidikan.


4.      Keragaman jaringan menurut ukurannya (luas atau sempit), diukur dari segi jumlah atau kepadatan dari jaringan itu sendiri.

Contoh keragaman jaringan menurut ukurannya (luas atau sempit) pada bacaan pertama adalah:

v  Adanya keragaman jaringan yang luas, karena Batak adalah sebuah suku besar yang didalamnya terdapat banyak sub-etnik Batak, seperti Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Simalungun, Batak Angkola, Batak Pakpak (atau Dairi) dan Batak Karo.

Contoh keragaman jaringan menurut ukurannya (luas atau sempit) dalam bacaan kedua adalah:

v  Luas, karena masyarakat Dayak Kenyah dan Modang memiliki jumlah populasi yang banyak.








2.      Struktur sosial menurut Caron

Struktur sosial adalah hubungan antar status/peranan yang relatif bersifat mantap.

Pengorganisasian sosial dapat mengambil beragam bentuk seperti berikut:

1.      Hubungan duaan, adalah bila interaksi sosial yang terpola berlangsung antara dua orang sepanjang waktu. Misalnya hubungan persahabatan, kekasih, ibu-anak, dan suami-istri.

Contoh hubungan duaan dalam bacaan yang pertama adalah:

v  Antara Ompu Monang dan anak perempuannya.

Contoh hubungan duaan dalam bacaan yang kedua adalah:

v  Tidak ditemukan.

2.      Grup, adalah bila interaksi sosial yang terpola berlangsung antara tiga orang atau lebih. Misalnya keluarga, kelompok tani, dan kelompok arisan.

Contoh hubungan grup dalam bacaan pertama adalah:

v  Antara Ompu Monang dan keluarganya.

Contoh hubungan grup dalam bacaan kedua adalah:

v  Tidak ditemukan

3.      Organisasi formal, adalah bila group menyusun pola interaksi sosialnya secara eksplisit melalui peraturan yang tertulis. Misalnya koperasi yang dilengkapi perangkat AD/ART.

Contoh hubungan organisasi formal dalam bacaan pertama adalah:

v  Tidak ditemukan.

Contoh hubungan organisasi formal dalam bacaan kedua adalah:

v  Tidak ditemukan.

4.      Komunitas, adalah bila pengorganisasian sosial atau interaksi sosial yang terpola tersebut berlangsung untuk memenuhi kebutuhan dasar anggota-anggotanya baik di bidang ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, maupun di bidang politik. Misalnya pada komunitas petani, anggotanya saling berinteraksi terutama dalam kegiatan produksi pertanian.

Contoh komunitas dalam bacaan pertama adalah:

v  Komunitas Parbato yang berinteraksi dengan masyarakat Batak.

Contoh komunitas dalam bacaan kedua adalah:

v  Komunitas petani, yang tentu saja ada banyak interaksi diantara para petani yang ada dalam komunitas tersebut.

5.      Masyarakat, merupakan bentuk peng-organisasian sosial terbesar, mencakup hubungan duan, grup, organisasi formal, dan komunitas. Masyarakat memiliki umur lebih panjang dari pelakunya.

Contoh masyarakat dalam bacaan pertama adalah:

v  Adanya masyarakat Toba secara luas, beserta sub-etniknya yang lain.

Contoh masyarakat dalam bacaan kedua adalah:

v  Adanya masyarakat suku Dayak Kenyah dan Modang yang memiliki populasi yang banyak, yang berada di kecamatan Anclong.

3.      Pengertian status dan peranan menurut Maiolo

Menurut Maiolo struktur sosial memiliki 4 unsur dasar yaitu

1.      Status, yaitu suatu posisi dalam masyarakat baik berdasarkan pemilikan secara individu menurut jenis kelamin, umur, ras, maupun berdasarkan prestasi melalui tindakan individu.

Contoh status yang ada pada bacaan pertama adalah:

v  Ompu Monang sebagai ketua dari Parbato.
v  Ompu Monang sebagai ayah dari anak perempuannya.
v  Ompu Monang sebagai kakek dari cucunya.
v  Adanya sub-etnik Batak yang berposisi sebagai masyarakat Batak.
v  Adanya Parbato yang berposisi sebagai organisasi kesukuan di wilayah masyarakat Batak.

Contoh status yang ada pada bacaan kedua adalah:

v  Suku Dayak dan Modang yang berposisi sebagai masyarakat daerah setempat.

2.      Peranan, yaitu hak dan kewajiban yang berkaitan atau melekat pada status, yang didefinisikan secara sosial.

Contoh peranan yang ada pada bacaan pertama adalah:

v  Ompu Monang yang memiliki peranan untuk mengajak masyarakat Batak untuk dapat mengusir perusahaan yang merusak lingkungan Bona Pasogit.

Contoh peranan yang ada pada bacaan kedua adalah:

v  Peranan dari masyarakat suku Dayak sebagai petani.

3.      Hubungan interpersonal, yaitu hubungan satu individu dengan individu lainnya dengan status/peranan tertentu, yang dicirikan oleh proses kompetisi, kerja sama, konflik dan pertukaran.

Contoh hubungan interpersonal yang ada pada bacaan pertama adalah:

v  Ompu Monang yang mengajak masyarakat batak untuk mengusir perusahaan yang merusak lingkungan Bona Pasogit dan menyederhanakan budaya Batak.

Contoh hubungan interpersonal yang ada pada bacaan kedua adalah:

v  Suku Dayak yang masih hidup dengan menjaga keutuhan kebudayaan yang mereka miliki, yang tetap mampu bertahan karena solidnya hubungan antar individu.

4.      Institusi sosial, yaitu wujud hubungan sosial yang relatif mantap, semacam cetak-biru (blue print) aktivitas sosial yang diterima secara luas dan dihargai sepanjang waktu, dimana orang menganggap sebagai hal penting untuk mencapai kesejahteraan hidup mereka.

Contoh institusi sosial yang ada pada bacaan pertama adalah:

v  Wujud hubungan sosial anatara masyarakat Batak dan Parbato yang mana, Parbato, khususnya Ompu Monang mengajak masyarakat Batak lainnya untuk mengusir perusahaan yang merusak lingkungan Bona Pasogit, dan berupaya untuk mengajak masyarakat Batak lainnya agar dapat menyederhanakan budaya Bakat agar tidak terlalu menciptakan suatu pemborosan.
Contoh institusi sosial yang ada pada bacaan kedua adalah:

v  Masuknya agama kristiani yang datang bersamaan dengan kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia.
v  Masuknya suku lainnya ke daerah suku Daya yang bertujuan untuk menguasai daerah tersebut.