Senin, 28 Desember 2015

Lagi, Allah Memberi Apa yang Kita Butuhkan, Bukan yang Kita Inginkan

Berharap, sering kali kita, ya, kita. Aku dan kamu, kita. Seringkali menggantungkan harapan yang tinggi, dan berharap itu semua akan terwujud.

Manusia hanya dapat merencanakan sesuatu tanpa bisa memaksakan kehendak kita untuk dapat terwujud seperti apa yang kita rencanakan pada awalnya. Hanya bisa berharap bahwa itu dapat terwujud sebagaimana keinginan kita.

Kadangkala kita lupa sebagai manusia, bahwa sesungguhnya ada zat yang Maha Agung yang mengatur segala hal di muka bumi ini, dan itu pun terkait dengan kita. Segala sesuatunya, semua sudah ada yang mengatur, apakah harapan kita akan terkabul atau tidak, semua bukan kita yang menentukan tetapi semua hal itu berdasarkan Kehendak-Nya.

Kalian perlu mengetahui, bahwa Allah, Sang Zat Maha Agung itu, selalu tahu apa yang terbaik untuk kita, kita saja sebagai manusia sering kali merasa paling benar, sering kali 'ngeyel', dan merasa bahwa yang ia pilihlah yang terbaik.

Dan.. Tahukan kalian?

"Allah memberi apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan."

Selalu bersyukur atas hal-hal apa yang kalian peroleh, ingat selalu bersyukur. Selalu bersyukur guys:)

Ya, hanya senantiasa memikirkan pikiran ini, bahwa Allah tidak memberi apa yang saya inginkan, tapi selalu memberi apa yang saya butuhkan, selalu ada hikmah dibalik kegagalan, bahkan didalam sebuah kegagalan tak jarang makna hidup justru lebih terlihat saat masa-masa kegagalan itu tiba.

Tak jarang banyak orang justru memperoleh pelajaran dari sebuah kegagalan dan alhasil lebih berhasil dikemudian hari.

Thomas alpha Edison merasakan 999 kegagalan sebalum mencapai keberhasilannya menemukan bola lampu.

Bill Gates harus drop out dari universitas sebelum sukses menjadi orang terkaya di dunia dengan microsoftnya.

Song Joong Ki, harus mengalami cedera parah dan undur diri dari dunia per-short-skateran, yang telah menjadi bagian hidupnya dan membesarkan namanya, sebelum bisa dibikang sangat sukses menjadi seorang aktor yang terkenal.






Minggu, 06 Desember 2015

di Balik Jendela Kaca

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYGi8xkkRmYihdWzEKywuEQDXvwox_4_CDujNVm21oh94teZI196J968V3YELZhX_QMhB7GtMZlYNcuILk-mpMrzKgfjmbXU0j91uWSdfRuNgvvW7FZa8qU0bH4E2fhtOnX9HUEOkyZhQ/s320/2777994790_7d2c265fa4.jpg

Andai kau tahu, dari balik jendela kaca ada sosok yang memperhatikanmu dari kejauhan? Dalam sebuah keheningan..
Entah saat bosan dengan suasana ruang kelasnya atau hanya sekedar ingin memperhatikan setiap langkah gerikmu yang menarik perhatiannya, yang tanpa sadar membuat sosok itu terkesima, atau ia memang menyukai kegiatannya?
Kegiatannya memperhatikanmu dari kejauhan, dalam diamnya.

Tak banyak keanehan yang kau perbuat yang terlihat dari jangkauan pandangannya, hanya saja semua gerak-gerikmu tanpa sadar mampu melengkungkan senyum di wajahnya, tanpa sadar lengkuh senyum di wajahnya tercipta, ya begitu saja.

Debaran jantungnya juga tak kuasa ia kendalikan saat ia tanpa sadar mengarahkan pandangannya keluar jendela, dan tanpa sengaja menatap sosokmu, sosokmu yang seringkali muncul saat sosok itu tanpa sengaja menengok ke luar jendela.

Tak jarang saat pandangannya menuju depan, saat menyadari suatu pergerakan di sekelilingnya, saat kau melintasi koridor dan tertangkap ujung matanya tanpa sadar ia akan kembali memperhatikanmu dari jendela kaca di sebelahnya. Dia selalu menyadari keberadaanmu ketika kau ada di sekitarnya.

Mungkin itulah yang menjadikan alasan mengapa ia seringkali memilih untuk duduk di dekat jendela, ya, dengan jendela kaca yang ada di sebalahnya, yang akan membuatnya lebih leluasa untuk memperhatikan setiap pergerakanmu.

Mungkin ia tak tahu mengapa ia harus melakukannya.

Mungkin ia tak mengerti duduk di sebelah jendela kaca kini menjadi salah satu kegemarannya.

Yang jelas ia menikmati saat-saat ia mampu memandangi dari balik jendela kaca tanpa perlu khawatir kau akan mengetahui kegiatannya.


Untukmu, untik setiap orang yang merasa selalu tak pernah percaya pada dirinya sendiri.

Yang seringkali merasa tak pantas, akan ada satu sosok yang memperhatikanmu secara diam-diam dari balik jendela kaca, seperti sosoknya uang selalu memperhatikanmu dari balik jendela kaca, karena setiap manusia diciptakan berpasang-pasangan, bila belum saatnya yakinlah sosok yang memperhatikanmu dari balik jendela kaca secara diam-diam belum berani memperlihatkan sosoknya dihadapanmu karena ia tengan memantaskan dirinya, sampai saatnya tiba, ia siap menemuimu, jika waktunya tiba.

Chairunnisa, di bawah langit mendung Bogor, ditemani tumpukan tugas PDB yang menuntut untuk segera diselesaikan.