Minggu, 11 Desember 2016

Sebuah Pesan Syahdu

Malam mulai berjalan semakin larut.
Kaca jendela menampilkan layar yang nyaris sepenuhnya hitam.
Dingin memberi sensasi nyaman dan menusuk sekaligus.
Membuat bulu kudukku sedikit meremang.
Ditemani suara dari radio yang masih mengalun.
Pikiranku mengembara.
Entah kenapa.
Mungkin karena akau yang terlalu sering memikirkannya.

Setelah mencoba berpindah dari apa yang ku selami beberapa tahun belakangan ini.
Aku menemukan satu alasan lagi untuk segera beranjak pergi.
Dan mulai mengembangkan sayapku, mengembarai cakrawala yang sejak dulu ku impi.

Kini, sosok itu semakin menari-nari seiring dengan tanganku yang memainkan jemariku menekan keyboard mengemasnya dalam suatu bahasa.

Bahasa lain, yang tak hanya diriku sendiri saja yang mampu menerkemahkannya.

Hmm, sosok itu.
Sudah lima tahun ya, atau bahkan lebih? entahlah.
Tapi saat ini, kenapa dirimu kembali mengembara lagi di pikiranku?

Sebuah pesan yang cukup menggangu.
Sama sekali tak terekspektasikan untuk mendapat pesan itu di saat seperti ini.
Setelah satu lembar penuh ku tuliskan sejarah itu.
Pesan itu kembali mengganggu.
Meski tak mampu kutampik ke begitu menikmati gangguan dari pesan itu.

Sebulan bukan waktu yang cepat untuk menunggu.
Tak terlalu lama juga sebenarnya.

Hanya, entahlah.
Semua kenangan menyentak dalam satu hentakan saja.

Aku jadi merindu.

Sosok yang karakternya membumbungkan tinggi naluriku untuk mengenal lebih dekat.

Sosok yang begitu ku hafal karakternya, sejauh yang ku tahu.

Sosok yang hanya akan menulis status di media sosialnya setahun dua kali.

Saat idul fitri dan idul adha.

Mengucakan selamat kepada teman muslimnya di seluruh dunia, dan tak lupa permohonan maafnya.

Hafalanku yang membuatku mulai dilingkupi ketakutan.

Atau kaitan takdir kami? entahlah.

Benteng yang bukan sebenarnya benteng.

Tapi, sekali lagi aku menikmati.

Kamis, 01 Desember 2016

Decision or Messed Up Mind?

Decision or messed up mind?

Hmm..
Sulit.

Gue rasa, gue terlalu lama terpenjara dalam fantasi tak berkesudahan.

Iya, gue terlalu banyak menghabiskan waktu gue buat hal-hal yang bisa dibilang manfaatnya sedikit banget.

Gue ngejalaninnya cuma bener-bener nyari seneng.

Pelarian gue dari banyak masalah? mungkin.

Namun, setelah gue renungi. Iya gue pake merenung dulu, kok gue semacem kayak orang stress yak. Hmm..

Gue bisa ketawa, nangis, senyum-senyum sendiri. Dan membuat gue meluangkan waktu buat mereka ketimbang gue.

Iya kegiatan gue fangirlingan.

Setelah gue pikir-pikir lagi, gue capek. Gue mau mencoba gak mikirin lagi. Gue mau mencari hidup baru. Mengejar goals gue.