Selasa, 26 November 2013

Mengarungi Rentangan Waktu

Menyisiri makna kata, aku.. dan waktuku... Mengenang segala jenis peristiwa yang selayaknya dikenang, menghimpun pengalaman yang berpadu menjadi satu rangkaian peristiwa yang teruntai manis menjadi sebuah cerita, ya, sebuah cerita mengenai pengalaman hidup dan peranan sang waktu , waktu yang mampu mengubah segalanya , waktu yang memperkenalkanku pada perubahan kata sedih dan senang, serta kekecewaan yang terkadang melanda, semua pertanyaan yang terlintas dalam benak pun , juga waktu lah yang akan menjawabnya pada suatu masa yang dianggap tepat.

Terlahir di sebuah tempat yang begitu sunyi , meski tak begitu tersembunyi , sebuah tempat yang berada tak jauh dari pusat kota, namun masih memiliki alam nan asri, hijau nya pepohonan , kicauan burung, juga birunya langit menjadi latar belakang pemandangan tempatku dilahirkan.

Setelah lahir di kota nan asri itu ketika berusia beberapa bulan keluarga aku pindah ke sebuah tempat yang berada di ujung paling barat provinsi Lampung . Ke sebuah tempat yang saat itu belum banyak terjamah tangan manusia .

Seiring berjalannya waktu hadir pengalaman-pengalaman baru yang memberi warna dalan hidupku , Layaknya lengkungan indah pelangi, hadir berbagai warna disana, walau peristiwa berlatar duka sering hadir disana, layaknya rintikan hujan yang seperti langit yang menangis, namun bukan kah pelangi biasanya hadir setelah turunnya hujan ? . Ya, seperti itu lah hidup , melalui dentingan sang waktu yang senantiasa bergulir , lahir lah banyak pengalaman baru yang mengisi hari dihidupku.

Mengecap pahitnya luka agar mampu mengenal dan mengerti apa itu arti sebenarnya dari suatu kebahagiaan. Melalui hari dengan manis senyuman yang melengkung menghiasi wajahku , menikmati setiap alunan takdir yang seirama dengan takdirku.

Aku memiliki sebuah pengalaman yang seringkali terkenang olehku, sebuah pengalaman yang berperan sebagai gerbang yang menunjukkan adanya dunia lain di luar sana. Sebuah dunia yang menyingkap segala ketidaktahuanku akan dunia yang sesungguhnya benar-benar ada . Dunia yang seakan tak akan pernah mampu ku ketahui keadaannya , yang tersembunyi atas segala keterbatasan logika berfikirku.

Memang benar guru terbaik dalam kehidupan seseorang adalah sebuah pengalaman , dari pengalamanlah kita belajar mengerti arti dari suatu makna kehidupan , entah itu pengalaman diri kita sendiri ataupun pengalaman orang lain, entah itu pengalaman tentang keberhasilan , kegagalan atau bahkan sebuah keterpurukan . Ya, karena darri suatu pengalamanlah kita dapat belajar , bagaimana menjaga apa yang kita miliki dan meraih sesuatu apapun itu yang ingin kita capai. Dari pengalamanlah kita belajar bersabar bila segala yang terjadi tidak selaras dengan apa yang kita impi.

Sebuah kenangan akan pengalaman itu kembali terbesit dalam benakku. Ya, sebuah kenangan yang membuka mataku bahwa di luar sana, di seberang samudera sana, di langit yang berbeda warna dengan langitku, kala langit berwarna biru cerah tengan memayungiku, langit gelaplah yang memayungi negeri nun jauh disana , ada bakat berbakat yang kadang hanya tersembunyi dan tak begitu banyak orang yang mengetahui meski hadir dengan sejuta prestasi|.
Kala itu jam di dinding menunjukan angka 19.00 WIB . Matahari telah beberapa saat yang lalu kembali keperaduannya , televisi di depanku masih memutarkan siaran yang sebenarnya sama sekali tidak menarik minatku. Aku hanya menatapnya dengan tatapan malas , bayangan yang kutangkap hanya berupa siluet-siluet, dalam balutan warna , samar , karena memang aku tidak tengah berusaha untuk menangkap gambar apa sebenarnya yang ditayangkan. Aku masih saja berkutat dengan buku ditanganku yang hanya kulirik sesekali tanpa keinginan berarti . Hingga aku mendengar suara adikku dari kamarnya tempat adikku biasa menonton televisi.

"Kak.. kesini sebentar acara nya bagus " , kata adikku sungguh antusias .

Aku berfikir sejenak , acara apa yang bisa membuat adikku sungguh antusias begitu ? seputar dunia olahraga? atau ada apa ya? daripada sibuk sendiri dengan fikiranku tanpa tau kepastian sebenarnya , aku lalu berlari menuju kamar adikku .

"Acara apa sih , kamu ini heboh banget sih? " sahutku ketika aku baru sampai.

"ini loh kak , acara tentang anak Indonesia yang sukses di Jerman, dia pinter banget loh kak , dia jadi peneliti pelajar terbaik Jerman beberapa tahun lalu , daripada kakak penasaran mending kakak ikut nonton sama aku"

Aku pun mengikuti saran Nindy, adikku, dan duduk di sebelahnya.

Dilayar tabung 4 dimensi itu terlihat gambar seorang remaja yang tengah diwawancarai oleh salah seorang presenter berita asal Indonesia , dan latar belakangnya sebuah bangunan ala Eropa yang bertuliskan Landfermann-Gymnasium.

"tuh kan kak dia hebat banget, kakak tau gak umur dia waktu jadi peneliti pelajar itu berapa?, 15 tahun kak", sahut Nindy disela-sela aktifitas menonton kami.

Hatiku tercekat, mendengar ucapan adikku barusan , di usia 15 tahun orang itu telah mampu membuat prestasi yang sebegitu luar biasa nya untuk negara Indonesia, bayangkan saja, dari negara Jerman lahir begitu banyak peneliti hebat di masanya , dan kini, setelah B.J.Habibie lahir lah talenta muda asal Indonesia di usia belia. Ya, 15 tahun merupakan suatu usia yang masih sangat muda nan belia , dimana anak lainnya dibelahan dunia manapun pada umunya tengah menikmati masa remajanya dengan aktif bermain yang terkadang justru melupakan pekerjaan wajib nya sebagai pelajar.

Yah sebuah peristiwa tentang kenanganku pertama kali mengenal orang itu , Ibrahim Handoko , remaja santun, ramah , cerdas yang mampu membuat dunia menoleh kearah bakatnya yang menurutku luar biasa. Itulah saat pertama kali aku mendengar namanya , bakatnya , yang membuka mataku bahwa sebenarnya Indonesia juga punya bakat hebat di luar sana. Seorang anak Indonesia yang mampu membanggakan negaranya.

Matematika, sebuah pelajaran yang mampu membuatku mampu mengenal sosok Ibrahim , karena pelajaran itu lah Ibrahim mampu kembali membuka mata dunia bahwa Indonesia sebenarnya bisa. Meski terkadang saya sedikit jenuh akan pelajaran ini , tapi terima kasih matematika:).

Selalu ada pelajaran yang dapat dipetik dari suatu pengalaman , pelajaran bahwa tidak perlulah jadi merasa berbeda walau lingkungan sekitar kita memang berbeda, seperti yang Ibrahim lakukan , ia mampu bersosialisi dengan lingkungannya meski ia dan lingkungannya berbeda , baik dari segi ras , warna kulit bahkan segala latar belakang yang mereka miliki memanglah berbeda. Meskipun berbeda berupayalah menyatu dengan lingkungan . Lambat laun bila terus dijalani dan ada rentangan waktu diantaranya , kita akan mampu beradaptasi, karena waktu memberi makna seolah ia bekerja. Begitulah waktu , selalu hadir dengan segudang rahasia yang perlu diselami lebih dalam.





0 komentar:

Posting Komentar