Jumat, 14 November 2014

Under The Moonlight




Song Joong Ki Birthday Project : Under The Moonlight

Casts:    Song Joong Ki
              Moon Chae Won
              Song Jin Ki

Rated : G
Length : Oneshoot

Author : Nisa Song

Disclamer : I own nothing, The casts are belong to god and their parents, but Song Joong Ki is Ki Aile’sJ but the plot is mine ya...

Summary : Bulan menunjukan terang sinar nya saat langit benar-benar tengah dalam keadaan  kelam, namun sinarnya mampu memberikan penerangan bagi, siapa saja yang tengah dilanda kegelapan. Sinar bulan yang berpendar meski tak secerah sinar matahari, tapi sinar mentari terkadang terlalu terik dan kadang kala dan justru membuat kita merasa terbakar, tetapi, bulan dengar sinar nya yang begitu lembut memberikan sensasi berbeda, ya sensasi yang tidak semua orang mampu merasakannya..

-Under The Moonlight

Wahai engkau rembulan...

Engkau tidak mampu bertahan lama...

Tapi, siapa sangka?

Kehadiran yang sebentar itu justru mendulang cerita...

Memberi kisah asmara...

Menyatukan hati dua anak manusia..

Walau hanya sementara...

Ya, mungkin saja.

Tidak mampu bertahan lama...

Tapi adakah yang percaya keajaiban itu tidak hanya sekedar nama...

Tapi, memang sesungguhnya keajaiban itu ada..

Dan rembulan jadi saksi mata...

Manakah yang pada akhirnya jadi juara dan Berjaya..

Menorehkan luka, atau berakhir bahagia..

Ombak masih berdebur indah menyapu jejak-jejak kaki, di pasir pantai secara perlahan, membuat jejak tadi hanya tinggal seberkas, perlahan memudar dan kemudian hilang secara sempurna. Menganalogikan apa yang sebenarnya terjadi di dunia ini yang sebenarnya memang hanya sementara dan tak kekal untuk dapat bertahan selamanya. Meski garis takdir menghubungkan sosok-sosok manusia namun garis takdir itu setelah terjalin eratnya hubungan pada akhirnya berujung dengan perpisahan. Tak ada yang bisa mengelak hanya keajaiban luar biasa yang membuat semua itu bertahan dan tidak berkesudahan hingga hari kemudian.

Di bawah cahaya rembulan yang temaram nampak sesosok pemuda tengah memandangi indah rembulan sembari terduduk santai menikmati deburan ombak malam itu dan menikmati pemandangan di depannya yang benar-benar membuat hatinya tentram, sebab senyum indah terus melengkung di bibir tipisnya. Meski udara pantai yang dingin menusuk tulang, namja itu tetap menikmati suasana seakan udara masih bersahabat dengannya.

Setelah penat dengan kehidupannya sehari-hari yang seakan masalah tidak ada habisnya menemani setiap langkahnya namja muda tadi benar-benar menikmati kesempatan langkanya untuk dapat menikmati suasana seperti ini seakan menyatu dengan alam. Setelah cukup puas, memandangi sinar bulan, langkah Joong Ki, membawanya menyisiri pantai itu masih sembari menikmati sinar bulan. Ia berjalan dengan ombak-ombak yang menyentuh kakinya, Joong Ki menggulung celananya hingga di bawah lutut, membiarkan mata kakinya basah oleh deburan ombak yang singgah dikakinya, memberikan sensasi yang entahlah, membuat Joong Ki tersenyum sendiri.

Dalam perjalanannya menikmati suasana pantai malam itu pandangan Joong Ki menumbuk sebuah bayangan yang sepertinya sedang menikmati sinar bulan –sama sepertinya- seakan tidak menghiraukan dingin yang menerpanya. Rasa penasaran membawa Joong Ki semakin dekat kearah sosok itu sembari menerka-nerka siapa yang datang ke pantai yang cukup sepi ini karena hari memang telah mendekati pagi.

Tubuh Joong Ki tiba-tiba membeku saat dirinya melihat bayangan itu dari dekat, di bawah sinar rembulan siluet dari sosok yang ternyata seorang yeoja itu benar-benar membuat Joong Ki tidak mampu bergerak, bahkan hanya untuk sekedar melangkahkan kakinya. Di bawah cahay rembulan nampak sesosok manusia yang memiliki wajah bak cheosa, memiliki kulit seputih susu, memiliki rambut hitam sebahu yang ia biarkan tergerai indah, hidung mancungnya, bibirnya yang tipis tersenyum indah, serta manik matanya yang berkilau saat yeoja cantik itu menatap sinar rembulan, sangat cantik.

Merasa ada bayangan yang memperhatikannya, yeoja itu kemudian menghentikan aktifitasnya, alisnya bertaut menandakan kebingungan yang melanda yeoja itu karena tidak biasa nya ada orang lain, yang berada di pantai ini pada jam-jam seperti ini yang kebanyakan orang sedang tertidur dengan lelapnya setelah seharian penuh beraktifitas. Tidak melihat pergerakan dari sosok yang sedang menatap dari kejauhan yeoja itu hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil melengkungkan senyumnya. Sebuah senyum misterius yang sulit diartikan.

Setelah cukup lama terbius karena kecantikan yeoja yang ada beberapa meter di depannya tersebut, Joong Ki, akhirnya tersadar dan entah mengapa langkahnya terus berlanjut dan menghampiri yeoja cantik tadi. Melihat yeoja itu tersenyum padanya membuat jantung Joong Ki berdebar makin kencang dan hanya mampu tersenyum kikuk tanpa mampu mengucapkan sepatah katapun. Namun setelah kesadarannya benar-benar telah pulih secara sempurnya Joong Ki, menatap yeoja itu seakan ingin meminta persetujuan yeoja itu agar, ia boleh duduk di sampingnya, seakan mengerti yeoja yang duduk beralaskan pasir pantai itu menggeser duduknya, dan memberi tempat untuk namja bermarga song tersebut.

Melihat yeoja itu menggeser duduk nya segera saja namja itu duduk di hamparan pasir yang tadi diduduki oleh yeoja yang kini duduk di sebelahnya itu dan pandangan Joong Ki membeku, matanya hanya tertumbuk pada satu tempat, sesosok yeoja yang baru ia lihat pertama kalinya itu yeoja itu kemudian menggerak-gerakkan tangannya di depan wajah Joong Ki, yang masih terdiam menatap yeoja cantik itu dengan tatapan aneh. Setelah Joong Ki, sadar dan melepaskan tatapannya yang seolah terbius oleh rekah senyum yeoja yang bahkan belum Joong Ki ketahui namanya itu namun bagi Joong Ki ia merasakan bahwa ia jatuh cinta pada yeoja itu karena hatinya seperti berpaut padanya.

“A..aaaaaa.. Mianhae... hmm”

Gadis itu hanya tertawa melihat kata-kata Joong Ki yang salah tingkah, menunjukan kegugupannya tersebut.

Melihat Joong Ki yang semakin salah tinkah gadis itu menghentikan tawanya, dan kembali menyugingkan senyumannya. Senyum gadis itu tak luput dari pandangan mata Joong Ki, yang tanpa sadar membuat Joong Ki turut tersenyum juga.

“Ohiya, Je Iremeun Joong Ki imnda, Song Joong Ki,” Ucap Joong Ki yang seraya tiba-tiba berdiri sambil membungkukkan badannya. Gadis itu kembali tertawa pelan kemudian tersenyum melihat reaksi Joong Ki yang dirasanya begitu tiba-tiba.

“Ah, neo?”

Sadar dirinya ditanya, gadis itu pun menjawab,

“Na neun Moon Chae Won Imnida” ucap gadis itu sembari menerawang.

Wajah nya sungguh cantik ditimpa sinar bulan seperti itu dan membuat Joong Ki tak bosan-bosannya menatap wajah cantik Chae Won.

“Nama yang cantik”, ucap Joong Ki tanpa sadar.

“Oh ne? khamsahamnida” ucap yeoja bernama Chae Won itu dengan seulas senyum dan pipi yang merona kemerahan.

~

Entah bagaimana mulanya akhirnya kedua sosok anak manusia itu berjalan berdampingan menyusuri pantai, melanjutkan kegiatan Joong Ki yang tadi sempat berhanti sejenak.

“Mengapa kau berada di pantai seperti pada jam seperti ini ?” ucap Joong Ki bingung mengapa ada gadis yang yang berada di pantai yang bisa dibilang tidak wajar dan cukup mengandung bahaya.

“Karena aku senang melihat pantai di bawah sinar bulan seperti ini”

“Bukankah pantai akan nampak tidak jelas bila dilihat pada jam-jam seperti ini ? bukan kah lebih indah dan menyenangkan bila kau melihatnya saat pagi hari, sang surya akan lebih menunjukkan keindah pantai saat hari telah terang bukan kah begitu chae won-ssi?”

Senyum Chae Won tiba-tiba menghilang, ekspresi Chae Won benar-benar berubah, berbeda dari sebelum nya sebelum Joong Ki sempat menyelesaikan kalimatnya.

“Tapi, bulan jauh lebih indah bila kau mempu merasakannya lebih bukan hanya dari satu sudut pandang yang subjektif. Hanya melihat dari apa yang terllihat di luar saja, don’t judge book by its cover Joong Ki-ssi,”

Joong Ki hanya terdiam dan menatap Chae Won bingung mengapa ia begitu marah hanya karena ia mengucapkan sesuatu yang menurutnya tak salah, ‘apa aku salah bicara ya? ‘ ucap Joong Ki dalam hati. Tiba-tiba awan di langit hari itu telah beranjak berganti warna menunjukkan bahwa hari pagi akan segera datang, Joong Ki melihat semburat ketakutan di wajah Chae Won yang semakin membuat Song Joong Ki bingung.

“Kau kenapa Chae Won-ssi? Ada apa denganmu?”

“A..aniyo...”

Ucap Chae Won agak bergetar.
Joong Ki bisa dengan jelas merasakan getaran aneh pada suara Chae Won itu.
Pandangan Joong Ki tertuju pada matahari yang akan terbit sebentar lagi, Joong Ki pun teringat sesuatu. Ia baru sadar kalau ia melupakan kameranya di kamar tidurnya padahal ia sungguh ingin mengabadikan momen terbitnya sang surya saat itu Joong Ki pun meminta Chae Won untuk tetap tinggal di tempat itu dan menunggunya kembali. Tanpa menunggu jawaban Chae Won ia segera berlari ke kamarnya yang dimana penginapannya memang berada tak begitu jauh dari pantai tempat mereka berdiri sekarang. Tergesa-gesa Joong Ki berlari karena namja itu takut kehilangan momen atau dengan kata lain, takut terlambat memotret momen itu secara akurat. Setelah menemukan benda yang dicarinya itu dari atas meja yang ada di kamar nya itu segera saja Joong Ki berlari menuju tempat dimana ia dan Chae Won tadi berada, namun matahari sudah hampir terbit saat ia baru akan keluar dari tempat penginapanannya. Khawatir ia mendapatkan hasil foto yang kurang bagus segera saja ia bersiap memotret dari posisinya sekarang, dan setelah beberapa kali potretan dan melihat hasil potretan terakhirnya, yang Joong Ki rasa sudah cukup memuaskan, hingga ia merekahkan senyum tampannya. Ketika ia teringat Chae Won yang ia minta untuk tetap menunggunya di pantai tadi, segera saja Joong Ki berlari untuk menemui Chae Won yang Joong Ki rasa masih menunggunya. Tidak sampai lima menit Joong Ki sudah sampai di tempat tadi ia dan Chae Won berada, namun saat ini hanya ada gulungan ombak yang berdebur perlahan menerpa punggung kakinya dan Joong Ki hanya mampu menghela nafas kecewa, ya karena Joong Ki sudah tidak menemukan keberadaan Chae Won di tempat itu.
~
‘we stared at the sea’
~
Matahari semakin meninggi Joong Ki memutuskan untuk kembali ke fila tempat ia menginap selama beberapa hari. Ia menemukan adiknya, yang merupakan pemilik penginapan itu,dan adiknya itu kebingungan melihat hyungnya itu pulang dengan wajah yang sepertinya sangat murung, padahal yang ia tahu hyungnya itu pergi ke pantai untuk menghilangkan penatnya dan biasanya hyungnya itu akan pulang dengan wajah berseri. Tiba-tiba saja fikirannya menjadi tidak tenang dan ia mulai bertanya-tanya dalam hatinya ‘Apa dia benar-benar sudah kembali?’.
-Under The Moonlight
Setelah melihat Joong Ki yang seperti melamun di meja makan restaurant yang berada di dalam penginapan tersebut, ia segera menghampiri kakaknya itu.
“Hyung...hyung...”
Ucapnya seraya menggerak-gerakkan tangannya di depan wajah Joong Ki.
“Aaa..ah.. kau Jin Ki-ah ada apa?”
Ucap Joong Ki sedikit terkejut merasakan pergerakan dari Jin Ki, adiknya.
“Aniyo, apa kau baik-baik saja hyung?”
“Ne, sudahlah Jin Ki, aku baik-baik saja, jangan terlalu mengkhawatirkan aku ne?” ucap Joong Ki sembari mengelus rambut adik kesayangannya itu.
“Ne hyung aku hanya takut..” sebelum Jin Ki sempat menyelesaikan kalimatnya Joong Ki segera memotong.
“Gokchoma ne, Nan gwenchana Jin Ki-ah” ucap Joong Ki masih tersenyum agar adiknya itu tidak terlalu memikirkan kondisi kesehatannya.
~
‘I know how it goes, I know how it goes from wrong and right’
~
Joong Ki masih penasaran dengan Chae Won yang menghilang terlalu cepat. Ia tidak menemukan Chae Won dimana pun setelah ia kembali ke tempat tadi ia meminta Chae Won menunggunya bahkan tidak di penginapan yang ada di sekitar daerah itu ia benar-benar tidak menemukan pengunjung bernama Moon Chae Won sementara dari yang ia ketahui perumahan terdekat berada sekitar 17 km dari lokasi pantai tersebut.
*Flashback
Sesampainya Joong Ki, di tempat tadi ia dan Moon Chae Won melihat keindahan pantai dan sinar bulan ia benar-benar tidak menemukan Chae Won di tempat itu membuat Joong Ki hanya dapat menelan kekecewaannya karena ia tidak menemukan gadis cantik itu. Joong Ki melirik jamnya baru pukul 06.00 KST yang artinya ia baru pergi sekitar 15 menit. Segera saja Joong Ki berlari dan mencari Chae Won di sekeliling pantai itu bahkan cukup jauh ia mencari gadis itu hingga ke pelosok-pelosok pantai -yang menurut Joong Ki memungkinkan untuk menemukan Chae Won di tempat itu- namun ternyata hasil nya nihil. Tak hilang akal Joong Ki pun mencari Chae Won di penginapan yang banyak berjamur di sekitar pantai itu dan sempat mencari nama Chae Won di buku pengunjung di fila milik Jin Ki, namun hasil nya tetap sama, Joong Ki tidak mampu menemukan sosok yang telah mencuri hatinya beberapa saat lalu. Ya, meskipun baru beberapa saat saja tapi hati Joong Ki menyadari bahwa ia telah jatuh cinta karena hatinya begitu berdebar saat bersama Chae Won yang hanya beberapa saat tadi dan tanpa Joong Ki sadari ia telah benar-benar kehilangan cintanya, ya kehilangan cintanya untuk selamanya namun dalam konotasi berbeda dan mungkin telah kehilangan cintanya sebelum cinta itu sempat bersemi.
 
*Flashback end
Joong Ki jadi merasa aneh sendiri yang menyadari Chae Won pergi bergitu cepat dan seakan telah ditelan bumi. Baru beberapa saat yang lalu Joong Ki bertemu dengan sosok yang ternyata sekarang telah ia rindukan. Suatu hal yang aneh yang tiba-tiba menerpa pemuda 21 tahun itu namun rasa aneh itu mampu membuatnya tersenyum. Belum pernah Joong Ki merasakan hal yang seperti ini dan ia merasa begitu lucu saat menyadari hatinya sesakit itu saat Chae Won pergi. Bahkan namja tampan yang merupakan flower boy di universitasnya itu kini tengah melangkahkan kakinya kembali menuju pantai tempat ia menemukan Chae Won sebelumnya.
Kakinya telah menapaki pasir pantai yang lembut, deburan ombak dan hembusan angin menjadi satu-satunya -dua- sumber bunyi yang ditangkap oleh gendang telinganya. Matahari telah naik cukup tinggi menghiasi langit siang ini dan sinarnya itu menyinari dunia dan kekuatan sinarnya mampu menyilaukan pandangan mata. Namun panasnya hari tidak menyurutkan semangat Joong Ki untuk kembali menunggu Chae Won di tempat itu meskipun tidak ada kepastian apakah Chae Won akan datang kembali atau tidak. Tapi hati Joong Ki meyakini bahwa Chae Won akan kembali. Ya, seperti ilmu peluang dalam matematika, tidak ada sebuah kepastian yang ada di dalamnya, hanya sebuah ketidakpastian, tapi meskipun nilainya tidak pernah mencapai satu, tapi tidak sedikit orang yang mempelajari ilmu peluang tersebut dan tidak jarang justru menjadi candu bagi orang yang mempelajarinya, ya, yang mempelajari ilmu peluang tersebut.
Berjam-jam berlalu hingga peluh di tubuh Joong Ki mulai bercucuran karena hari yang begitu panas, meski semilir angin masih berhembus tapi tidak mampu menglahkan teriknya sang mentari. Namun Joong Ki masih belum menemukan tanda-tanda kehadiran Chae Won di tempat ini.
~
‘But I lost her as fast as I lost the moon’
~
Bulan ada setiap waktu, tapi sinarnya terkalahkan oleh sinar sang mentari. Tapi ia bertahan dan hadir lagi. Hanya pada malam hari, dan sebagai pengantar hari pagi, kemudian digantikan oleh teriknya sinar mentari. Ya, mentari yang kadang menyengat kulit itu menggantikan ketenteraman sinar bulan.
Meskipun keduanya tak terlihat saat awan mendung melintas. Tetapi mentari terkadang tak menyukai sesuatu. Ia memilih apa yang seharusnya ia sukai. Sinar bulan jauh lebih baik. Sebab ia membiarkan siapa saja terkena sinarnya. Tak mengenal perbedaan.
-Under The Moonlight
Lama menunggu Chae Won yang tidak kunjung datang, Joong Ki memutuskan untuk kembali ke penginapan dan mengambil selancar miliknya. Sudah sangat lama ia tidak memasuki dunia ini -kembali berselancar- setelah cedera panjang yang menerpanya 3,5 tahun yang lalu, saat Joong Ki yang seorang peselancar terseret ombak dan saat tiba di tepi pantai ketika ia diselamatkan oleh tim penyelamat ia menyadari ada yang tidak beres dengan kakinya. Ya, Joong Ki mengalami patah kaki dan benar-benar harus menghentikan segala aktifitasnya dari dunia penselancaran
Butuh waktu lebih dari dua tahun untuk membuatnya bangkit dari keterpurukan itu meski masih menjadi mahasiswa di Sungkyunkwan University ia sudah lama tidak mengikuti kegiatan perkuliahan di universitas tertua di Korea Selatan itu. Ia harus cuti selama lebih dari 2 tahun. Prestasinya selama di universitas itu yang membuatnya tidak harus mengalami drop out dari universitas itu.
Selama masa rehabilitasinya, Jin Ki mengajak atau lebih tepatnya memaksa Joong Ki -meski awalnya Joong Ki menolak keinginan Jin Ki tersebut- untuk menemaninya mengelola bisnis penginapan miliknya dan terkadang Joong Ki harus tinggal sendiri karena Jin Ki, yang juga masih kuliah harus bulak-balik Pohang-Seoul yang berjarak cukup jauh. Terkadang Joong Ki tinggal sendiri selama hampir seminggu. Joong Ki hanya sekali-kali melihat laut dari balkon kamarnya dan tak jarang pandangannya berubah kelam saat melihat laut yang bahkan aroma laut mampu membawa kenangan buruk mengenai masa lalunya.
Tapi kini semua itu hanya masa lalu, Joong Ki mencoba membuang kenangan buruk Joong Ki, meskipun kini tangan Joong Ki bergetar dan mengeluarkan keringat dingin saat memegang papan selancarnya. Mentari semakin terik dan Joong Ki melirik sekitar dan Chae Won masih belum juga nampak dipandangan mata Joong Ki. Tekad Joong Ki semakin bulat, ia melangkahkan kakinya perlahan-lahan menapaki butiran halus pasir yang mungkin memang selalu Joong Ki rindukan. Perlahan tapi pasti Joong Ki terus menggerakkan kakinya sekarang, mata kakinya telah tertutupi oleh air dan ombak yang bergulung-bergulung kecil. Mata tajamnya menatap ombak yang berubah menjadi gulungan dahsyat di depan matanya. Tiba-tiba ketakutan itu muncul, segera saja ia berlari ke arah tepi pantai secepat ia bisa. Dengan terengah-engah ia sampai di tepi pantai yang sudah tidak terjangkau oleh ombak yang bahkan sangat kecil sekalipun. Sekelebat bayangan menyakitkan berputar di otaknya, hingga ia kemudian terduduk dan tanpa terasa buliran air mata jatuh dari matanya. Kedua lengannya memeluk lututnya. Joong Ki terisak. Joong Ki menangis dan tanpa terasa ia pun terlelap dalam tangisnya.
Hingga magenta mewarnai langit petang itu dan burung-burung, beriringan kembali ke sarangnya, Joong Ki masih terlelap dalam tidurnya, ia tidak sadar sama sekali dengan kejadian apa yang terjadi di sekitarnya. Merasa ada pergerakan di sampingnya dengan malas Joong Ki membuka matanya perlahan. Alangkah terkejutnya ia melihat Chae Won telah duduk di sampingnya, dengan senyuman yang seperti biasa terus melekat di wajahnya. Tiba-tiba senyuman di wajah gadis tersebut menghilang digantikan dengan raut wajah kebingungan melihat mata Joong Ki yang sembab dan bekas air mata yang masih terlihat membekas di pipi mulus putihnya.
~
‘I never see her until the sunset’s come’
~
“Gwenchana-yeo Joong Ki-ssi?”
“Aaa?? Aaahh nan gwenchana, wae?”
Ucap Joong Ki seraya menghapus bekas air matanya dengan tangannya yang tidak memberikan pengaruh apa-apa karena  sudah jelas bekas air matanya telah sepenuhnya mengering dan justru membuat Chae Won tertawa dibuatnya.
Joong Ki kebingungan melihat derai tawa, dari Chae Won tersebut. Tiba-tiba Chae Won merogoh sakunya dan mengeluarkan tisu basah dan kemudian ia gerakan menuju permukaan wajah Joong Ki. Hati Joong Ki tercekat saat pandangan mereka bertemu. Sebuah kilasan masa lalu tiba-tiba kembali membayang dalam kepalanya. Tiba-tiba rasa sakit itu menyerang lagi, dan Joong Ki kembali memegangi kepalanya dan berteriak-teriak seperti orang kesetanan yang membuat Chae Won semakin panik.
Tanpa disadari buliran bening turun perlahan-lahan dan akhirnya membanjiri pipi mulus putih Chae Won.
“Hikss..hiks... Oppa kenapa kau kembali seperti ini lagi?”
~
‘I figured it out, I figured it out from black and white, seconds and hours..’
~
Joong Ki mengerjap-ngerjapkan matanya perlahan menyesuaikan dengan cahaya yang kini memenuhi bola matanya. Bayangan wajah adiknya yang begitu khawatir menjadi kumpulan bayangan pertama yang dapat ia kumpulkan menjadi wujud yang seutuhnya.
“Hyung, kau sudah sadar hyung?”
“Kenapa kau panik dan seperti anak kecil yang ingin menangis seperti itu”
Ucap Joong Ki sembari tersenyum menyembunyikan rasa sakit hebat di kepalanya.
“Sudahlah, gokchoma Jin Ki-ah hyungmu ini tidak kenapa-napa, jangan pasang wajah seperti itu lagi”
Sambung Joong Ki, melihat wajah Jin Ki yang terlihat begitu kacau.
“Kau tidak akan pernah bisa membohongiku hyung, aku tau sakit itu masih bersarang di kepalamu bukan?”
Ucapan Jin Ki membuat hyungnya itu tidak bisa berkata apapun lagi.
“Hyung, sudah ku bilangkan jangan pernah simpan sakit itu sendirian, beri tahu aku bila kau merasakan sakit di kepalamu, aniyo di semua bagian tubuhmu bila kau merasa sakit beri tahu aku ne?”
“Aigoo.. ucapanmu sudah seperti ahjumma-ahjumma saja Jin Ki-ah, sudahlah, ini hanya sakit kepala biasa”
 
“An...”
Jin Ki menghentikan ucapannya yang belum selesai itu melihat kebingungan di wajah hyungnya itu.
“ne?”
“Aniyo..”
“Apakah ada yang kau sembunyikan dariku”
“Aku hanya takut terjadi hal yang buruk, aku hanya begitu.. khawatir”
Ucapan Jin Ki itu membuat Joong Ki menyipitkan matanya ke arah dongsaengnya itu.
“Hrfff.. baiklah, ketika kecelakaan yang menimpamu beberapa tahun lalu, kau bukan hanya mengalami patah kaki hyung, selain itu..”
“selain itu apa Jin Ki-ah?”
“Kau sering mengalami sakit pada jantungmu dan bahkan setelah itu..”
Jin Ki melihat ke rah Joong Ki agak dalam.
“kehilangan ingatan..”
“Jangan berbohong Jin Ki-ah, aku masih mengingatmu dan semua nya aku masih ingat semua nya”
“Aku rasa itu hanya hilang ingatan jangka pendek, karena kau tidak melupakan hal-hal yang telah kau jalani dalam jangka waktu tertentu dan.. aku rasa kau benar-benar melupakan segala hal yang terjadi setelah jangka waktu tertentu itu”
“Maksudmu..”
Joong Ki benar-benar bingung dengan apa yang diungkapkan Jin Ki, tentang gangguan jantung dan.. kehilangan ingatan, atau apalah namanya itu, apakah ini hari ulang tahunnya, logikanya terlalu sulit mencerna apa yang baru saja Jin Ki ungkapkan.
Tiba-tiba Joong Ki menyadari satu hal ganjil yang dari tadi tidak sempat terpikirkan karena ia begitu terkejut dengan apa yang adiknya itu ungkapkan. Mengapa ia bisa berada di penginapan Jin Ki?. Dan Dimana Moon Chae Won?.
“Jin Ki-ah bagaimana aku bisa ada di sini?”
Kali ini giliran Jin Ki yang kebingungan.
“Tadi, aku menemukan hyung tergeletak di luar penginapan ini apa kau tidak mengingatnya?”
“Aniyo aku ingat dengan jelas, aku tadi bukan berada di tempat ini aku sedang berada di tepi pantai dekat penginapan ini”
“Ne?”
“Moon Chae Won..”
Bisik Joong ki pelan, ia menyadari kalau Moon Chae kembali menghilang.
“Apa yang kau bilang barusan hyung?”
 
“Ah.. ya? Aku tidak bilang apa-apa”
Joong Ki segera berusaha bangkit dari tempat tidurnya.
“Kau mau kemana hyung? Kau masih sakit”
“Aniyo aku sudah sehat, aku ingin mencari udara segar, tidak lama, sebentar lagi aku akan pulang Jin Ki-ah”
“Arasseo, baiklah..”
Tapi fikiran Jin Ki kembali bekerja.

‘Moon Chae Won’

Jin Ki yakin benar itu tadi yang Joong Ki katakan. Nama itu yang tadi disebut oleh hyungnya itu.

‘Tapi, bagaimana bisa?’

~

‘Though I extend my hand’

‘Though I extend it with all my strength’

‘I can’t reach you’

‘It seemed like I got closer so I called you with a fluttering heart’

‘But there is no answer’

‘I guess I can never reach you’

‘Because, do you know? There is distance between us’

~

Malam sudah semakin naik, dan Joong Ki kembali ke pantai tadi, dan nampak Chae Won sedang menikmati sinar bulan sama seperti malam sebelumnya saat Joong Ki pertama kali melihatnya. Tapi malam ini sedikit berbeda saat Joong Ki mulai berjalan mendekat tampak wajah Chae Won yang basah oleh air mata. Joong Ki pun berjalan perlahan mendekati posisi Chae Won sekarang, ia berjalan begitu pelan agar Chae Won tidak terganggu dengan kedatangannya.
Setelah cukup lama ia duduk di sebelah Chae Won dan masih nampak olehnya Chae Won masih terisak, Joong ki pun memanggil nama Chae Won.
“Chae Won-ssi?”
Chae Won nampak terkejut dengan suara Joong Ki, sangat jelas sedari tadi ia benar-benar tidak menyadari keberadaan Joong ki di sisinya.
“Opp.. Joong Ki-ssi?”
Tiba-tiba Chae Won menghambur masuk ke dalam pelukan Joong Ki, dan menangis di dada lelaki yang sudah begitu di rindukannya itu. Joong Ki menerima pelukan itu meski sedikit terkejut dengan tindakan Chae Won tersebut, joong Ki pun mulai memukul-mukul pelan punggung Chae Won untuk menenangkan Chae Won yang masih terisak. Mereka terus dalam posisi itu hingga beberapa waktu lamanya, tidak ada diantara Joong Ki ataupun Chae Won yang memulai pembicaraan.
“Hyung sebaiknya kau pulang, anginnya kencang malam ini aku rasa kau belum juga seratus persen pulang, ayo pulang”
Ucapan Jin Ki yang tiba-tiba sudah berada di pantai itu mengagetkan Joong Ki dan tentu Chae Won juga yang saat itu tengah ada di dalam pelukan Joong Ki.
Jin Ki masih belum menyadari jika ia membuat Joong Ki dan Chae Won terkejut, ia terus berjalan mendekat ke arah Joong Ki dan Chae Won sementara Chae Won berusaha melepas pelukan mereka, dan hendak pergi, sebelum..
“Chae Won noona?”
Ucap Jin Ki benar-benar terkejut dengan apa yang dilihatnya.
Chae Won hanya menundukan kepalanya.
“Noona bagaimana bisa? Kau tidak seharusnya ada disini bu..kan?”
Ucap Jin Ki sama sekali tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
Hal tersebut justru semakin menambah kebingungan Joong Ki.
 “Jin Ki-ah kau mengenalnya? Bagaimana bisa?”
“Chae Won-ssi kau bahkan mengenal adikku? Apa mungkin kau yang mengantarku ke penginapan adikku tadi?”
Tanya Joong Ki berturut-turut kepada Jin Ki sekaligus Chae Won.
Namun yang terjadi adalah Chae Won dan Jin Ki hanya bungkam. Chae Won hanya menunduk seperti ketakutan, dan Jin Ki yang terus melihat ke arah Jin Ki.
“hey kalian, aku bertanya pada kalian?”
Ucap joong Ki selanjutnya merasa pertanyaannya benar-benar diabaikan.

“Itu.. bagian itu.. bagian dari ingatanmu yang menghilang salah satunya adalah tentang.. Chae Won noona”

Jin Ki menghela nafas berat selepas mengungkapkan kebenaran yang ia rahasiakan dari Joong Ki selama bertahun-tahun. Beban itu memang telah lepas dari pundaknya namun nampaknya masalah baru menunggu di depan matanya kini.

“Aa..ppa... maksudmu Jin Ki-ah?”

Pada akhirnya Jin Ki hanya dapat berdiri dengan mulut yang terkunci rapat, tak tau apa yang harus ia katakan selanjutnya dan ia benar-benar merasa khawatir pada kondisi hyung satu-satunya itu.
Benar saja, tiba-tiba Joong Ki mematung, sepertinya apa yang ditakutkan oleh Jin Ki benar-benar terjadi. Joong Ki kemudian memegangi kepalanya dan dadanya secara bersamaan.

‘Seharusnya hal itu tidak pernah kuungkapkan’

~

‘There is distance between us’

~

Joong Ki seperti berada di sebuah tempat yang di lingkungan sekelilingnya hanya terdapat satu warna. Putih. Seperti ruang kosong, sebuah kotak berukuran besar berwarna putih. Bahkan warna baju yang kini ia tengah kenakan pun berwarna putih total. Tiba-tiba di salah sisi kotak itu muncul sekelebatan bayangan yang lama-kelamaan nampak seperti manusia yang tengah berjalan beriringan. Seorang pria dan seorang lagi adalah wanita yang terus menggamit lengan pria yang tengah berjalan dengannya. Hal yang membuat Joong Ki terkejut pria itu adalah dirinya dan sang wanita adalah Moon Chae Won yang mengenakan pakaian yang seperti seragam sekolah, sementara dirinya mengenakan kemeja biru, dan jeans panjang berwarna coklat muda.
Tiba-tiba layar yang berbentuk seperti televisi berukuran besar itu berganti warna kembali merubah pemandangan menjadi di tepi laut dimana dirinya dan kelurganya sedang berkumpul bersama yang menjadi perhatiannya adalah dimana wajahnya begitu pucat dan dan bahkan ia mengenakan sebuah topi, yang ia sama sekali tidak pernah ingat bila ia pernah memilikinya. Sebuah topi berwarna abu-abu seperti yang dikenakan orang saat mereka berusaha untuk menutupi kepala mereka yang botak.
Kembali layar mengganti suasana saat ia sedang duduk di bangku penonton sebuah pertandingan sepak bola bersama Jin Ki. Kemudian layar dengan cepat berganti dimana ia sedang duduk di bawah sinar bulan bersama Moon Chae Won dan layar kemudian kembali berganti menyaksikan pemandangan sebuah rumah sakit dimana ia bergerak ke arah ruang operasi. Kemudian layar yang sedari tadi menyajikan adegan-adegan, yang tidak pernah ia ingat sama sekali itu akhirnya mulai meredup, semakin meredup dan akhirnya kemudian mati.
~
‘Just too hard to forget you perfectly’
~
Jin Ki dan Chae Won menunggui Joong Ki dengan perasaan bersalah dan khawatir.
“Noona, mengapa kau?”
“Mianhae..”
“Tidak seharusnya kau yang mengucapkan itu noona, aku juga seharusnya tidak menanyakan itu”
Keheningan yang menemani mereka dalam penantian menunggu Joong Ki.
“Noona.. mianhae... karena kami kau jadi... seperti ini”
“Aniyo ini bukan karena kau ataupun karena keluargamu, aku melakukannya karena aku memang benar-benar mencintai Joong Ki oppa”
“Tapi noona khamsahamnida karena kau telah menyelamatkan hidup hyungku”
“Jin Ki-ah aku harus segera pergi matahari akan segera terbit, bila ada yang masih ingin kau sampaikan temui aku petang ini di pantai dekat penginapanmu, waktuku tinggal hari ini saja”
“Ah, ne noona sekali lagi jeongmal khamsahamnida, seharusnya waktu itu aku saja yang melakukannya, mianhae.. jeongmal mianhae”
“Sudahlah jangan terlalu difikirkan, toh keluargaku kini sudah mampu menerimanya, sekarang aku harus benar-benar pergi”
Sebelum Jin Ki dapat mengatakan sepatah kata lagi, Chae Won telah pergi dan menghilang.

“Mengapa kau begitu baik noona”

Joong Ki masih belum juga sadarkan diri. Saat Jin Ki ingin membuka tirai rumah sakit untuk membiarkan matahari masuk, tiba-tiba Jin Ki merasakan pergerakan dari Joong Ki. Jin Ki pun segera berjalan ke arah ranjang tempat Joong Ki kini sedang berbaring lemah. Mata hyungnya itu nampak bergerak dan seketika air mata jatuh menetes dari mata Joong Ki. perlahan mata kakaknya itu mulai terbuka dan linangan air mata yang siap jatuh berkumpul dipelupuk mata Joong Ki.
Hati Jin Ki terasa semakin perih melihat kondisi hyungnya yang seperti itu.

“Moon Chae Won..”

Ucap Joong Ki teramat lirih yang membuat hati Jin Ki kian perih.

“Hyung, chae won noona sudah pergi..”

Ucap Jin Ki.

Joong Ki mengela napasnya berat.

“Tapi... kau masih bisa menemuinya.. untuk yang terakhir kali”

Jin Ki akhirnya mengucapkan itu karena ia merasa Joong Ki telah memperoleh kembali ingatannya.

“ne? benarkah? Ayo kita temui ia sekarang Jin Ki-ah”

Ucap Joong Ki begitu bersemangat.

“Hyung, kondisi masih seperti itu lagipula, kita baru bisa menemuinya malam nanti”

“arg aku sudah sehat, mengapa kita tidak bisa menemuinya sekarang?”

“kau belum sepenuhnya pulih hyung, lihatlah di luar sana hyung, tidak kah kau lihat matahari masih bersinar sangat terik”

“Aah.. arasseo”

~

‘Did they ever fight like us?’

~

Joong Ki berjalan menyusuri pantai ditemani Jin Ki. Chae Won belum muncul, karena hari masih menunjukan pukul 16.30 KST Joong Ki memang sengaja datang lebih awal untuk sekedar mengenang segala kenangan yang tanpa ia sangka telah ia lupakan selama bertahun-tahun. Sekumpulan ingatan menyerang otaknya selepas layar televise yang ia saksikan tadi mati. Semua ingatan perlahan-lahan muncul. Di mulai dari kenangan indahnya hingga kenangan yang begitu menyakitkan.
Semua kenangan yang ia kumpulkan itu memberi banyak kesimpulan yang membuat cukup terkejut. Kenyataan bahwa ia yang dulu satu sekolah dengan Chae Won karena usia mereka hanya terpaut satu tahun, tapi karena ia menyelesaikan sekolahnya terlampau cepat saat Chae Won duduk di kelas 1 SMA ia sudah memasuki universitas dan membuat mereka semakin jarang bertemu, tetapi mereka selalu menyempatkan waktu untuk bertemu di malam hari di bawah sinar bulan, karena Chae Won tidak bisa pergi ke pantai pada siang hari, karena kulit wajahnya yang sensitive selalu mengalami iritasi bila terkena matahari yang berbaur dengan air laut.
Sebuah kenyataan lain, bahwa ia sempat terkena gangguan jantung akut karena Joong Ki yang sejak kecil memang mengidap lemah jantung yang membuatnya tidak bisa melanjutkan perkuliahannya. Ternyata cedera yang menimpanya bukanlah satu-satunya alasan ia mengambil cuti akademik di tempat perkuliahannya. Joong Ki pun menyadari kenangannya yang hilang adalah kenangan saat sebelum kecelakaan, tepatnya selama 1 tahun sebelum cedera yang menimpanya dan satu tahun setelah cedera itu menimpanya.
Ia mengenal Chae Won saat ia duduk di kelas dua SMA dan Chae Won duduk di kelas 1 SMA hal itu terjadi setahun sebelum peristiwa kecelakaan itu menderanya. Ingatan lainnya yang hilang adalah masa saat penyembuhan gangguan jantung akut yang ia peroleh disamping menjalani terapi pengobatan cedera kakinya yang merupakan saat-saat terburuk dalam hidupnya. Kehilangan kenangan yang paling menyakitkan adalah ia melupakan Chae Won yang telah mengorbankan hidupnya untuk Joong Ki, Chae Won memberikan jantungnya  untuk Joong Ki, karena ketika itu jantung Joong Ki sudah tidak dapat berfungsi dengan baik lagi. Jin Ki yang hanya tahu ia begitu menyayangi hyungnya itu bahkan memaksa untuk mendonorkan jantungnya untuk hyungnya itu tapi, dokter bersikeras melarang karena bahkan usianya yang belum genap berusia 17 tahun, yang bahkan untuk mendonorkan darah saja belum bisa.
Operasi itu berjalan sukses, Jin Ki yang pada akhirnya menemani Joong Ki melewati masa-masa sulit pasca operasi ditambah harus menjalani fisioterapi selama berbulan-bulan. Namun bencana itu muncul saat tidak ada orang-orang yang menjawab dimana Chae Won karena Chae Won yang Joong Ki ketahui tidak pernah lagi menjenguknya setelah ia operasi dan karena hal tersebut Joong Ki memutuskan u ntuk berlari ke rumah Chae Won dan ketika ia berlari ia terus memegangi dadanya karena rasa sakit yang berkecamuk di jantungnya kemudian ia pingsan dan kepalanya tidak sengaja menghantam batu, dan sejak saat itulah segala ingatannya tentang Chae Won terhapuskan. Sebenarnya satu hari sebelum operasi itu berlangsung mereka pergi ke pantai di malam hari seperti biasanya hari itu Chae Won terlihat sangat cantik dengan dress putih di bawah lutut. Ya, mereka tetap menikmati pantai, dengan disaksikan deburan ombak dan hembusan angin di bawah sinar rembulan yang ternyata jadi saat terakhir Joong ki menghabiskan waktu bersama Chae Won karena bahkan ia tidak pernah lagi melihat Chae Won sampai beberapa hari lalu.
~
‘The words that I want you to listen me the most are I love you..’
~
Chae Won berjalan perlahan ke arah Jin Ki dan Joong Ki yang sedang menyusuri pantai, satu hal yang baru Joong Ki sadari adalah, pakaian yang saat ini tengah Chae Won kenakan adalah pakaian yang sama, selalu sama dengan pakaian yang ia kenakan di hari terakhirnya pergi bersama Joong Ki melihat pantai.
Senyum tidak pernah hilang dari wajah Chae Won.
 
“Chae Won-ah”
Chae Won menyambut ucapan Joong Ki itu dengan melebarkan senyumnya.
“Kau sudah mengingatku oppa, terima kasih:’)”
“Kenapa kau lakukan itu Chae Won-ah?”
“Karena aku harus, oppa, karena tak ada gunanya aku hidup bila kau tidak ada:’)”
Joong Ki benar-benar tersebut dengan ucapan Chae Won tersebut.
“Maafkan aku..”
“Maaf untuk apa?? Tidak ada kesalahan yang kau perbuat”
“Maaf karena aku mengambil hidupmu, dan maaf karena aku telah melupakanmu”
“Kau tidak mengambil hidupku, aku tetap hidup oppa, selama kau masih hidup dan menjaga apa yang ada di dalam dadamu, aku akan tetap hidup selamanya disana:’)”
“Tapi, aku bahkan melupakanmu Chae Won-ah”
“Ingatanmu mungkin tidak bisa mengelola informasi apapun tentangku, tapi milikku yang tengah bersarang di dalam dadamu, dan bahkan hatimu mengenaliku oppa”
Joong Ki merasakan setiap detakan jatungnya yang berdetak amat kencang kali ini karena pemilik sesungguhnya ada di sekitar nya dan rasanya sungguh memilukan bagi Joong Ki.
“Tapi mengapa kau bisa ada.. disini? Maksudku..”
Ucap Jin Ki bingung bagaimana caranya mengucapkan kata-kata.
“Aku, tidak pernah menemukan cinta lainnya, dan sejujurnya hatiku sakit saat mengetahui Joong Ki oppa melupakanku, sebenarnya hatiku, hati kecilku menginginkannya untuk tidak pernah
melupakanku, aku tahu itu sedikit egois, tapi...”
Chae Won tampak merenungkan kata-katanya.
“Ahh.. bukan begitu maksudku, bukan maksudku untuk membuat kau terikat padaku aku hanya, seperti selalu merindukanmu oppa”
Ucap Chae Won memandang dalam mata Joong Ki.
“Karena itu setiap ada kesempatan aku pasti berkunjung ke pantai itu”
“Dan, bahkan.. dikesempatan pertamaku aku telah berhasil kembali menemuimu, oppa”
 
Senyum Chae Won kembali mengambang saat ia menyelesaikan kalimatnya.
“Tapi, mengapa kau hanya ada pada malam hari?”
“Sama seperti dulu oppa, aku tetap sama, dan selalu membenci terik mentari yang berbaur dengan air laut, aku tidak begitu menyukai perpaduannya oppa, dan lagi, aku sudah berbeda denganmu, duniaku sudah tak lagi sama dengan kalian berdua, oppa, dan juga kau Jin Ki”
Joong Ki dan Jin Ki hanya bisa tersenyum getir menyadari kenyataan itu kenyataan bahwa Chae Won sudah tidak lagi sama dengan mereka.
“Bahkan kini, aku sudah tidak bisa bebas masuk ke dunia kalian, aku hanya bisa datang kesini, di tiga hari penghabisan bulan ketujuh setiap tahun dimana ada gerhana terjadi, dan bahkan aku sudah tidak dapat melihat bulan purnama bersamamu lagi oppa...”
Ada nada sedih yang terdengar dari setiap kalimat yang diucapkan Chae Won. Joong Ki dan Jin Ki yang mendengarnya hanya mampu terdiam. Joong Ki berfikir keras mencaba mencerna apa maksud dari kata-kata yang baru saja diucapkan oleh Chae Won.
“Itu berarti..”
“Ya, saat seperti ini memang sangat jarang terjadi yang artinya aku tidak bisa selalu mengunjungimu sekehendak hatiku”
“Bahkan hanya di malam hari?”
Pertanyaan itu hanya dijawab dengan anggukan oleh Chae Won.
“Oleh karena itu aku tidak akan memaksakan kehendakku, carilah penggantiku Joong Ki oppa, carilah gadis lain, yang jauh lebih baik dariku, aku yakin kau pun akan pantas mendapatkannya”
“Shireo”
“Joong Ki oppaa..”
“Akan sangat sulit mencari penggantimu, bahkan yang sepadan denganmu, akan sangat sulit menemukannya, lagipula... aku tidak mau”
“Asal kau bersedia menungguku aku akan menjaga hatiku untukmu”
“Oppa, mungkin itu mudah diucapkan tapi, pada kenyataannya akan sangat sulit nantinya, aku hanya tidak ingin mempersulitmu, yang aku minta ingatlah aku sekali setiap harinya dan raihlah impianmu, kau yang masih hidup jangan terus memikirkan hal lalu, raihlah apa yang ingin kau wujudkan”
“kau tidak mau menungguku Chae Won-ah?”
“Bukan begitu maksudku, tanpa kau minta aku akan selalu mengenangmu, bahkan beribu kali lipat dari yang pernah kau bayangkan aku hanya.. tidak ingin membuatmu kesulitan nantinya”
“Selama kau masih bersedia mengingatku aku tidak akan melepaskanmu dari ingatanku dan tidak akan kubiarkan sosok lain merebut kedudukanmu dari ingatanku dan juga hatiku karena kau telah menempel terlalu dalam di sana. Hingga luka yang kau torehkan karena kepergianmu masih tertoreh kan di sana”
Ungkap Joong Ki seraya menunjuk hati dan jantungnya secara bersamaan.
Hal itu jelas membuat Chae Won begitu tersentuh.
“Terima kasih oppa”
Ucap Chae Won seraya mengusap pipinya dengan permukaan tangannya untuk menghapus air matanya yang sempat terjatuh mendengar ketulusan Joong Ki barusan. Chae Won mengetahui secara pasti apa yang diucapkan oleh Joong Ki adalah kata-kata jujur yang mengandung ketulusan.
Jin Ki yang menyaksikan adegan yang diperlihatkan oleh Joong Ki dan Chae Won tanpa terasa turut menitikan air mata. Ia merasa bersalah karena kalau seandainya dulu dirinya lah yang mengorbankan jantungnya untuk hyungnya itu tentu tidak terjadi perpisahan semelankolis itu, fikirnya. Walau kata seandai yang diungkapkan barusan hanya berujung kesi-siaan karena pada akhirnya pasangan kekasih itu kini telah memiliki jarak diantara mereka, berupa dunia yang berbeda.
Chae Won beranjak memeluk Joong Ki untuk yang terakhir kalinya, ya, mungkin saja untuk yang terakhir kalinya. Lama ia peluk tubuh Joong Ki, dan mereka terhanyut dalam pelukan itu seakan tidak dapat dilepaskan lagi. Di bawah sinar bulan mereka terus berpelukan mencoba mengobati kerinduan yang mereka rasakan, ya kerinduan yang seolah membuncah. Mereka berpelukan tanpa menghiraukan Jin Ki yang masih mengamati mereka dengan kepiluan di dalam hati, seakan turut merasakan kegundahan yang kini tengah dirasakan oleh mereka.
Perlahan Chae Won mulai meregangkan pelukannya pada joong Ki, tapi Joong Ki menahannya, karena Joong ki benar-benar tidak ingin berpisah lagi dengan Chae Won tapi mata Chae Won memandang mata Joong Ki dalam meminta pengertian Joong Ki, untuk melepaskan pelukannya. Karena malam telah semakin larut dan sudah saatnya bagi Chae Won untuk pergi dari dunia yang saat ini tengah Joong Ki dan Jin Ki huni.
“Oppa, Jin Ki-ah aku rasa waktuku sudah hampir habis. Ya, aku rasa ini waktunya untukku pergi, maafkan semua kesalahanku, dan terima kasih telah mengenaliku semudah itu yang bahkan aku tidak berani membayangkan kemungkinan kita akan bertemu seperti ini”
“Tidak bisakah kita bertemu kembali?”
“Kita tidak pernah tahu, tapi bila kau telah benar-benar merindukanku, datanglah ke pantai ini di saat-saat yang telah aku katakan tadi, bila kita berjodoh, aniyo maksudku bila kita ditakdirkan bisa bertemu kembali, pasti kita akan bertemu lagi, baiklah selamat tinggal”
 
“Tunggu sebentar jangan ucapankan selamat tinggal aku mohon”
“Lalu?”
“Bagaimana dengan sampai jumpa Chae Won-ah?”
“Baiklah sampai jumpa Joong Ki-oppa, sampai jumpa juga Jin Ki-ah, hiduplah dengan baik”
“Sampai jumpa Chae Won-ah”
“Terima kasih Chae Won-noona dan sampai jumpa..”
“Sampai jumpa”
Itu kata yang Chae Won ucapkan sebelum ia benar-benar menghilang, seperti tenggelam oleh deburan ombak kembali peristiwa itu terjadi di bawah sinar rembulan.
Meninggalkan Joong Ki dan Jin Ki yang masih terpaku.
“Jin Ki-ah”
“Ne Hyung?”
“Ayo kita pulang”
Joong Ki berjalan tertatih meninggalkan lautan yang selama ini jadi saksi perjalanan cintanya dan Chae Won yang bahkan masih berjalan saat Chae Won telah tak lagi di dunia yang sama, dengan dirinya. Joong Ki akan selalu menjadikan Chae Won bagian dari hidupnya. Tidak pernah sedikitpun ia akan mencoba menghapus Chae Won dari ingatannya. Karena salah satu bagian terbaik dan terindah dalam hidupnya, bernama Moon Chae Won ya, gadis yang pernah, masih dan akan terus ia cintai selamanya.
~
‘Trying to forget someone you love is like trying to remember something you never knew’
~
~~~000 FIN 000~~~

0 komentar:

Posting Komentar