Jumat, 13 Juni 2014

Back For You Chapter 3



Back For You



Casts                                     :                 Song Joong Ki
                                                                Moon Chae Won
                                                                Song Ji Hyo
                                                                Kang Gary
                                                                Song Jin Ki
                                                                Choi Min Ho
                                                                Lee Kwang Soo

Chapter lain                         :                  124

Summary                             :               Bila takdir menggariskan, sebuah kemustahilan tiada ada nya tangan tuhan selalu bekerja di balik layar diluar kehendak manusia . Selalu lihat sisi postif dari apa yang tengah terjadi meskipun yang terlihat di depan mata, hanyalah bentangan kemalangan yang terus menerus menerpa . Berfikirlah di luar logika manusia biasa . Belajar untuk berfikir luar biasa . Mungkin itu adalah satu-satu nya jalan yang dapat Joong Ki tempuh, karena bila ia mengeluh dan menyalahkan keadaan . Mungkin saja ia tak akan mampu bertahan, bertahan setelah sebuah kehilangan kesekian kalinya bertahan di dalam cobaan hidup yang terus menerus menerpa nya . Sebuah kenyataan yang tak pernah terduga akan terkuak . Apakah mungkin ia sanggup menghadapinya, atau ia akan terus menerus terjebak dan tergerus oleh sebuah luka, yang tak bisa sembuh dalam semalam . Atau mungkin ia tidak merasa tertoreh luka dalam hidup nya dan akan terus menunggu . Biarlah waktu yang pada akhir nya akan menjawab semua pertanyaan itu .

Chapter 3

Nan saranghaneun, nal jom barabwa..

(lihatlah sebentar saja, aku yang mencintaimu)

Ireohge nunmuri nasseo, jakku nunmuri nasseo..

(aku yang menangis seperti ini, aku yang terus menangis)

Dasi sarado, tto dasi sarado, neoya…

(jika dilahirkan kembali, jika dilahirkan sekali lagi, tetap dirimu)

Neoman bonda..

(hanya melihatmu)

Neol gidarigo, gidarijanha..

(jika aku menunggu, dan terus menunggu)

Hoksi nal doraolkkabwa?.. dasi doraolkkabwa?..

(mungkinkah kau akan kembali padaku? Kembali lagi padaku?)

Bireul majado, nun sogeul georeodo,

(walaupun terjebak di dalam hujan, walaupun terjebak dalam badai salju)

Dasi tto sarado, ojik neoya…

(jika aku dilahirkan kembali, tetap dirimu)

Kwang Soo melihat Joong Ki sedang menggenggam sebuah benda namun anehnya ia tidak terlihat terkejut sedkitpun .

“kau darimana oppa?”

Tanya Jin Ki pada Kwang Soo .

“ada teman lama menghubungiku dan mengajakku berkunjung ke rumahnya, hyungmu kenapa lagi?”

“entahlah hyung, aku juga bingung”

“kajja hyung masuk ke dalam”

Ucap Jin Ki pada hyung nya itu namun hyungnya masih tidak bergerak dari posisinya sebelumnya . Bukannya mendengar apa yang diucapkan oleh Jin Ki, dengan tangan gemetar Joong Ki membuka surat itu dan Joong Ki pun mulai membaca kata demi kata yang tertulis di dalam surat itu dengan perasaan bercampur aduk, tubuh nya gemetar ketika ia nampak akan menyelesaikan membaca kata demi kata yang tertulis di surat itu dan tangisannya pun pecah bersamaan dengan Joong Ki mengakhiri membaca surat tersebut, pertahanannya benar-benar pecah sekarang seluruh tubuh nya terasa lemah ia sudah jatuh berlutut sekarang kerena kakinya tak sanggup menahan bobot tubuh nya .

“jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa salah ku? Kenapa kau lakukan ini padaku? Sekarang aku harus bagaimana? Bagaimana caraku mengatasi ini semua ?”

Joong Ki merasa tersambar petir hari itu juga, sebuah kenyataan yang tidak pernah ia bayangkan, tidak ia sangka akan berlanjut sejauh ini . Ia tidak pernah mengira bahwa suatu hal seperti ini akan terjadi meski ia menyadari bahwa ini mungkin terjadi pun hati kecil nya tidak pernah merelakan hal itu terjadi .
Mungkin ia harus menyalahkan takdir yang terus menerus menimpakan nasib buruk padanya . Joong Ki menyadari bahwa ini benar0benar akan segera terjadi, tapi ia tidak pernah menyangka akan berakhir dengan cara seperti ini . Cara yang tak pernah terbayangkan . Sebuah kenyataan yang bahkan tak pernah ia fikirkan . Tak pernah ia bayangkan bahwa selama ini yang merasakan kebahagiaan hanya dirinya sendiri .

Serpihan segala kenangan antara kita,
Yang mungkin ada dalam benakmu
Buang lah …
Sebaiknya kau hapus saja semua
Karena aku tak akan menyimpannya

Noona tak menyangka kau begitu lugu Joong Ki-ah
Lebih dari yang ku kira…
Hanya berbuah sia-sia bila kau terus menungguku
Lakukan hal yang lebih baik dari pada membuang waktumu
Hapus saja semuanya..

Apa selama ini kau tak menyadarinya ?
Ah… aku rasa mungkin tidak
Kau benar-benar terlalu naïf untuk menyadari
Kalau selama ini aku hanya memanfaatkanmu..
Kita terlalu berbeda Joong Ki, benar-benar berbeda
Kau begitu baik padaku, aniyo.. terlalu baik.
Kau tahu? Aku lebih bahagia sekarang .

Tanpamu..

Jangan pernah mengharapkan aku akan kembali padamu

Karena aku … tidak pernah berniat … untuk kembali padamu .
                                                                                                                                                                June 2014, Song Ji Hyo

Surat itu pun terjatuh ke lantai bersama dengan terduduknya Joong Ki, dengan tubuh bergetar, namun
Ia tidak menitikan satu tetes air matapun . Benar-benar tidak menangis, seperti hal nya ketika Ji Hyo
Meninggalkannya pada hari itu .

“hyung, neo gwenchanayo?”

Jin Ki yang melihat hyung nya berlutut di lantai dengan tubuh gemetar seperti itu menjadi sangat
Khawatir, ia belum pernah melihat keadaan hyung nya seperti itu .

“dia pergi Jin Ki-ah benar-benar pergi”

Ucap Jin Ki masih sama dengan keadaan sebelumnya, ia mengucapkan nya dengan pandangan mata
Kosong, yang entah menjelajah kemana .

“nugu-ya oppa? Siapa yang pergi”

Jin Ki, masih belum menyadari apa yang sekarang sedang terjadi sehingga ia nampak begitu
Kebingungan .

“bukan siapa-siapa”

 Akhirnya pandangan kosong Joong Ki, berubah menjadi pandangannya yang biasa tidak ada lagi
tubuhnya yang bergetar seperti sebelumnya ia menjawab kalimat terakhir nya pun dijawab dengan
nada yang teramat datar .

Melihat perubahan sikap hyung nya yang tiba-tiba seperti itu membuat Jin Ki semakin kebingungan,
Sementara Kwang Soo hanya menyaksikan mereka dengan tatapan yang menyiratkan sesuatu yang
sulit diartikan .

“neo gwenchana hyung?”

“ne, nan gwenchanayo, kajja kita masuk”

Ucap Joong Ki selanjutnya seakan tidak terjadi apa-apa .

Jin Ki, menatap kearah Kwang Soo meminta jawaban . Tetapi Kwang Soo hanya menggedikan bahunya sebagai jawaban .

~
Langit cerah hari itu tidak ada lagi hujan yang jatuh ke tanah seperti beberapa hari belakangan ini . Di dalam sebuah ruangan nampak Chae Won sedang terduduk di atas ranjangnya . Menunggu oppanya selesai mengurus administrasi rumah sakit nya . Hari ini dia memutuskan untuk pulang, setelah dokter mengatakan ia hanya membutuhkan istirahat . Semua nya telah siap, sedari pagi Chae Won hanya tersenyum menyadari ia akan segera pulang .

Pintu ruangan itu terbuka nampaklah sesosok namja yang ternyata itu adalah Choi Minho oppanya .

“kajja kita pulang sekarang, oppa”

“aigoo kenapa kau terburu-buru sekali Chae Won-ah”

“aniyo”

Ucap Chae Won masih tersenyum .

“barang-barangmu sudah kau kemas eoh?”

“ne, oppa”

“arasseo, kajja kita keluar sekarang”

Mata Chae Won langsung tersenyum cerah ketika oppanya setuju untuk pulang saat itu juga.

“ne, oppa, palliwa”

Ujar Chae Won seraya menarik tangan Minho keluar dari ruang tempat ia di rawat itu .

~
Joong Ki menatap datar ke arah sebuah foto yang ada di sebuah meja di dalam kamar nya . Ia tersenyum miris mengingat peristiwa apa yang kini tercetak di foto berbingkai itu . Fotonya sedang memegang sebuah piala dan ayah, dan ibu nya serta Jin Ki yang tersenyum bahagia .

*flashback

“Kau ada pertandingan lagi kali ini Joong Ki-ah?”

“ne eomma, tapi, kali ini sedikit berbeda kau dan appa, aniyo jangan lupa ajak Jin Ki, ne?”

“dimana kau bertanding Joong Ki-ah”

“di… sebuah stadium di Daegu eomma”

Ucap Joong Ki sembari menunjukan senyumannya.

“mwo? Di Daegu ? bukan kah sekarang sedang ada … ommo, apakah kau ?”

“ne, eomma”

“aigoo mana mungkin bisa jadi seperti ini “

“kalian harus datang”

“arasseo, mianhae Joong Ki-ah eomma tidak pernah tahu kalau kau bisa masuk tim nasional”
“aiss, kau meragukan bakat anak tampanmu ini ?”

Eomma Joong Ki, membalas nya dengan sebuah elusan di pucuk kepala anak sulungnya itu .

*flashback end

Sebuah masa-masa bahagia yang pernah ia alami kembali membuatnya tersenyum . Sudah lama sekali sejak ia merasakan sebuah kebahagiaan . Dan mungkin akan sulit merasakan hal itu kembali sebab ia merasa, kebahagiaan itu kini berada terlalu jauh, untuk dapat diraihnya .

~
Chae Won merasa begitu kegirangan saat ia telah sampai di rumah nya dan segera berlari masuk menuju kamar nya Minho hanya menggeleng-gelengkan kepala menatap tingkah laku adiknya itu .

“hati-hati Chae Won-ah, dan jangan lupa minum obatmu, oppa akan keluar sebentar, kau baik-baik di rumah ne?”

“ne oppa, kau mau pergi kemana?”

“ada sesuatu yang ingin oppa beli”

“jangan pergi terlalu lama, ne?”

“tentu saja, kau jaga dirimu, jangan keluar sebelum oppa pulang, arachi?”

“ne, arasseo”

~
Jin Ki sedang belajar di kamarnya ketika sebuah ketukan di pintu terdengar olehnya .

“nuguseyo?”

“ini aku”

“oh, Kwang Soo hyung buka saja, pintu nya tidak terkunci”

Pintu pun terbuka dan tampaklah Kwang Soo yang sedikit membungkuk ketika ia memasuki kamar tersebut .

“wah jinja?? Kau rajin sekali Jin Ki-ah”

“aku akan mengikuti ujian masuk universitas hyung”
“oh, iya ya, kau sudah besar sekarang, pertama kali aku melihatmu, kau baru bisa berjalan Jin Ki-ah”

“aiss, kau ini”

“kau mau masuk universitas mana dan jurusan apa Jin Ki-ah?”

“aku.. ingin seperti hyungku masuk Universitas Sungkyunkwan dan aku akan ambil jurusan kedokteran karena aku ingin jadi dokter”

Ucap Jin Ki berbicara dengan nada serius, tidak seperti biasa nya .

“jeongmalyeo? Kau harus rajin belajar kalau begitu, waeyo kau ingin jadi dokter Jin Ki-ah?”

“karena… aku.. tidak ingin.. peristiwa itu.. terulang lagi.”

Kwang Soo yang awalnya sedikit kebingungan akan maksud Jin Ki, akhirnya mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti, mengerti apa yang dimaksud Jin Ki, suatu peristiwa yang tidak seharus nya terjadi dan tidak layak untuk terulang kembali .

“oh, arasseo, baiklah bila aku terlalu lama disini mungkin aku akan mengganggumu, kembali belajar Jin Ki-ah, mungkin sekarang saatnya aku harus mengganggu hyungmu”

Jin Ki tersenyum mendengar jawaban Kwang Soo .

“gomawo hyung”

~
Jam di dinding sudah menunjukan pukul 23.00 KST Chae Won khawatir karena oppanya belum juga pulang, ia tidak dapat tertidur meski hari sudah begitu larut ia sudah mencoba untuk tidur namun tidak dapat tertidur hingga saat ini .

‘apa yang sedang oppa lakukan saat ini?’

Ia benar-benar tidak tenang, entah lah tidak biasa nya ia merasa tidak tenang seperti ini .

Biasa nya ia akan langsung tertidur bila ia kelelahan namun saat ini meski ia merasa begitu letih ia tidak juga dapat memejamkan matanya . Ia begitu khawatir, terlalu khawatir sampai ia lupa meminum obatnya .

Bel rumah pun berbunyi, dan munculah oppanya dengan membawa begitu banyak barang, rupanya Minho membawa kunci cadangan saat ia pergi tadi, supaya ia tidak membangunkan Chae Won saat ia pulang, karena ia menyadari akan pulang terlambat .
“kau dari mana saja oppa?”

“sudah kubilang sebelumnya kan ? kalau ada barang yang ingin aku beli”

“tapi kenapa lama sekali? Ckk dan banyak sekali barang yang kau bawa itu oppa?”

“ne, itu karena tadi… aku kembali berlatih”

“kembali berlatih ?”

“sebenarnya.. dulu, aku adalah seorang short track skater ketika kuliah dulu, dan semua barang itu adalah milikku yang ku titipkan pada temanku”

“milikmu? Kenapa kau berbohong padaku oppa? Kenapa kau bilang ingin membeli sesuatu”

“itu karena”

Sekelebat bayangan kembali melintas di pikiran Chae Won dan ia kembali memegangi kepalanya .

“kau sudah minum obatmu, Chae Won-ah?”

Chae Won hanya dapat menggelengkan kepalanya lemah . Minho pun membawa Chae Won ke kamar Chae Won . Setelah ia membaringkan Chae Won di tempat tidur ia berlari keluar untuk memberi Chae Won obat yang tadi lupa diminumnya . Tapi ketika ia sampai di kamar gadis itu Chae Won telah tertidur .

“memang, ini mungkin yang harus oppa lakukan Chae Won-ah”

~

Joong Ki tengah bersiap-siap di kamar nya ia berpakaian sangat rapi hari ini menggunakan celana hitam panjang dan kemeja putih berlengan panjang . Tidak biasa nya di hari sepagi ini Joong Ki telah begitu rapi, seperti hendak pergi ke suatu tempat .

“kau mau pergi kemana hyung ?”

Ucap Jin Ki kebingungan tak pernah menyaksikan hyungnya berpakaian formal seperti itu .

“hyung ingin menemui seseorang Jin Ki-ah”

“nuguya?”

“Kang ulsanim”
“ada urusan apa kau dengannya hyung ? apakah kau sakit ?”

“aniyo, aku hanya ada sedikit urusan dengan dokter Kang”

Kwang Soo pun muncul dari arah kamar nya seperti nya ia baru bangun tidur . Dan ia kaget melihat Joong Ki telah berpakaian rapi, iapun melihat jam dinding yang ada di depan nya . Jam itu baru menunjukan pukul 05.00 KST dan sahabat nya itu telah siap untuk pergi entah kemana .

“apa yang hendak hyungmu itu lakukan Jin Ki-ah?”

“hyungku ingin pergi menemui Kang ulsanim hyung”

Kwang Soo sedikit terkejut Jin Ki menyebut nama itu . Sebuah nama yang tak begitu asing di telinganya .

“nugu?”

“Kang ulsanim, waeyo?”

“kang ulsanim”, Kwang Soo mengejanya, “anieyo, rasanya nama itu tak asing di telingaku”

“tentu tak asing kau pasti pernah mendengar namanya lebih dari sekali Kwang Soo-ya”

“ne?”

“dia yang pernah jadi penyelamat hidupku..”

“jadi dokter itu?”

“ne, dia orangnya, yah dia sudah ku anggap seperti hyungku sendiri Kwang Soo-ya”

*To Be Continued~

0 komentar:

Posting Komentar