Sabtu, 28 September 2013

Bendera Empat Warna

Melihat rintikan hujan yang jatuh satu persatu, laksana langit yang menangis , arg , bukan.. bukan begitu, hujan merupakan berkah yang seharusnya senantiasa disyukuri, bukan kah selalu ada sesuatu indah yang hadir selepas hujan ? , ya, bila alam menghendaki akan muncul lengkungan indah pelangi yang memayungi langit dengan hamparan warna yang beraneka ragam. Tak selalu muncul memang, tapi kehadirannya yang tak selalu itu , membuatnya menjadi semakin istimewa.

Perkenalkan , namaku Yasmina Aisha Kamilia , orang-orang biasa memanggilku Aisha atau Yasmin, i just an ordinary girl dari tepi selatan pulau Sumatera, yang tak begitu mengerti hiruk-pikuk yang tengah melanda dunia kini, yang hanya mampu menanam mimpi-mimpi tanpa tau bagaimana cara menggapai nya.

Jam di dinding menunjukan pukul 19.00 WIB , televisi masih menyala diruang tengah dengan siaran yang sama sekali tak menarik minat ku, aku masih berkutat dengan buku ditanganku yang hanya kulirik sesekali tanpa keinginan berarti. Hingga aku mendengar suara adikku dari kamarnya tempat adikku biasa menonton televisi
"Kak.. kesini sebentar acara nya bagus " , kata adikku sungguh antusias .
Aku berfikir sejenak , acara apa yang bisa membuat adikku sungguh antusias begitu ? seputar dunia olahraga? atau ada apa ya? daripada sibuk sendiri tanpa tau kepastian sebenarnya , aku lalu berlari menuju kamar adikku .
"Acara apa sih nay ? " sahutku ketika aku baru sampai.
"ini loh kak , acara tentang anak Indonesia yang sukses di Jerman, dia pinter banget loh kak , dia jadi peneliti pelajar terbaik Jerman beberapa tahun lalu , daripada kakak penasaran mending kakak ikut nonton sama Naya"
Aku pun mengikuti saran Naya, adikku, dan duduk di sebelahnya.

Dilayar tabung 4 dimensi itu terlihat gambar seorang remaja yang tengah diwawancarai oleh salah seorang presenter berita asal Indonesia , dan latar belakangnya sebuah bangunan ala Eropa yang bertuliskan Landfermann-Gymnasium.

"tuh kan kak dia hebat banget, kakak tau gak umur dia waktu jadi peneliti pelajar itu berapa?, 15 tahun kak"
sahut Naya disela-sela aktifitas menonton kami.

Hatiku tercekat, mendengar ucapan adikku barusan , di usia 15 tahun orang itu telah mampu mebuat prestasi yang sebegitu luar biasa nya untuk negara Indonesia, bayangkan saja, dari negara Jerman lahir begitu banyak peneliti hebat di masanya , dan kini, setelah B.J.Habibie lahir lah talenta muda asal Indonesia di usia belia.
Lalu apa yang sudah aku berikan untuk negeriku? oh.. tidak-tidak, sekedar membahagiakan orang tuaku aku belum mampu , membuat orang-orang disekitarku tersenyum pun aku belum bisa. Nampaknya aku harus berfikir ulang tentang semua mimpi-mimpiku. Selama ini saya hanya berperan sebagai pengangan dan pencipta mimpi yang tanpa saya sadari saya sama sekali tidak mau mewujudkan mimpi-mimpi itu karena saya takut. takut mimpi itu tidak terwujud. takut untuk bergerak mengejar semua mimpi saya, takut ini takut itu , takut takut dan takut ...

Kebingungan melanda , setelah semua semangat terpompa , saya harus memulai semua ini darimana? apa hal yang harus saya lakukan pertama-tama, ohiya , saya pernah mendengar bila kita ingin mewujudkan mimpi, catat lah semua mimpi-mimpi yang kita miliki pada selembar kertas, yayaya saya haru melakukan itu .

~Bersambung

0 komentar:

Posting Komentar